Tidak ada yang lebih membahagiakan Esta selain kedatangan dua benda kesayangannya. Satu set barang-barang bertema Jungkook-oppa dan, tentu saja, Ball Jointed Doll yang di-custom menyerupai idolanya. Demi rasa cintanya, Esta juga membelikan pernak-pernik lain untuk boneka favoritnya itu. Mulai dari miniatur ruangan sebagai tempat BJD Jungkook duduk cantik sampai baju-baju yang begitu pas dipakai oleh manekin kecil tersebut. Esta memandangi hasil karyanya dengan desahan puas. Bukan sekali dua kali dia membaringkan boneka itu di sampingnya ketika tidur. Dia juga sering bercakap-cakap dengan benda itu, menganggapnya sebagai perwujudan Jungkook di dunianya.
"Kak! Yang serius dong cuci piringnya! Jangan sambil ngobrol sama boneka!" tegur Freddy yang sudah tidak tahan dengan kelakuan Esta beberapa hari ini. Dia memandang kakaknya di dapur sambil ditemani boneka setinggi lengan atas orang dewasa itu. Adiknya itu sama sekali tidak paham dengan kelakuan Esta yang makin absurd.
"Diam aja deh! Toh aku kerjain dengan baik!" balas Esta sambil meletakkan piring ke rak untuk dikeringkan. "Bener 'kan Oppa sayang?"
"Iyuh!" cela Freddie yang makin keki. Dia kembali menekan tombol remote untuk mengganti saluran televisi. Malam-malam begini dia mencari film-film box office lama yang diputar ulang.
"Itu boneka baru, Esta?" tanya mamanya yang duduk di samping Freddie sambil menjahit baju dasternya yang mulai berlubang. "Kelihatannya bagus ya?"
Esta langsung terdiam ketika ibunya bertanya. "I-iya bagus, Ma. Ini aku beli dari penjualan novelku yang dicetak."
Mamanya menoleh dengan terkejut. "Beneran? Kamu bisa jual novelmu?"
"Iya dong, Ma." Esta menyelesaikan cuci piringnya, mengelap tangan dengan kain sebelum menyentuh kekasihnya, Jungkook. Jangan sampai benda berharga itu kena air comberan. "Keren 'kan? Aku bisa nerbitin sendiri bukuku."
"Wah bagus sekali." Mamanya tersenyum lebar. "Jadi kamu ga usah minta mama lagi uang jajan ya?"
"Yah ga gitu juga dong, Ma!" Gadis itu berjalan ke arah tangga dan mau masuk ke kamarnya. "Kan kebutuhan sekolahku tetap ada. Kalo ga boleh minta uang jajan, habis dong uangku!"
"Halah! Paling bukunya isinya kehaluan Kakak sama si Jongkok itu!"
Esta langsung merengut. Seandainya di tangannya ada piring mungkin dia sudah melempar adiknya dengan itu. "Ih! Sotoy! Mending aku dapat duit dari hobiku, daripada ga guna kaya kamu!"
"Paling nggak aku juga ga habisin duit mama juga," balas Freddy menjulurkan lidah pada kakaknya.
"Kalian berdua, udahan tengkarnya," ucap sang mama melerai dua saudara itu. Wanita berusia hampir empat puluh tahun itu hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil terus menjahit. "Esta, tetap ingat kalau tugas utamamu itu belajar."
"Iya-iya!" sergah gadis itu sambil menaiki tangga setelah menjulurkan lidah pada Freddy.
Esta kembali ke kamarnya dan meletakkan BJD nya dengan hati-hati di altar kecil yang dia bangun khusus untuk oppa-nya tercinta. Gadis itu tersenyum-senyum seperti orang gila melihat Jungkook mini. Dia membongkar lemari kecil yang dia pesan khusus untuk menyimpan baju BJDnya lalu memilih piyama yang sesuai untuk Jungkook.
Setelah lima belas menit mencari, dia tidak menemukan baju yang sesuai dengan piyama milik Esta. Gadis itu dongkol dan mencari ponsel untuk membuka situs jual beli. Dalam waktu singkat, dia berselancar di antara toko-toko yang menjual perlengkapan boneka yang telah menjadi langganannya dalam seminggu ini. Tenang, dia masih ada sisa uang hasil open PO novelnya.
Saat jemarinya mem-browsing pilihan baju, tiba-tiba ada notifikasi bahwa sebuah email masuk ke dalam inbox-nya. Sebenarnya, Esta ingin mengabaikan pesan tersebut, tapi judul dan pengirim email membuatnya menghentikan gerakan jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hottest Demon Lord - [END]
Romance[18+] Enter at your own risk, you have been warned. Samuel adalah sang Penguasa Kegelapan yang terkenal berhati es dan digilai para wanita. Ketampanannya berada di atas rata-rata para bangsawan, membuat hati setiap lawan jenisnya berdebar tak keruan...