Ditengah malam, ku tundukkan pandangan ini padanya.
Dalam kegelapannyalah aku bisa mengeluh.
Tunduk, bersimpuh ku meminta padanya.
"Assalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh."
Tidak jauh ku dengar suara ayam berkoko dibelekang rumahku. Jarum jam masih menunjukan pukul 02.30, tidak henti kulakukan sunnah Rasulullah saw. Kini, tidak lama kemudian adzan subuh berkumandang diberbagai masjid. Terdengar suara ketokan pintu, tak jauh dari kamarku.
Krekk.... "Nak tolong pintu dapur dikunci ya, ibu mau berangkat kepasar dulu. Sepertinya ayah masih dimasjid." ketika ibuku membuka pintu kamarku.
"Iya bu." Setelah itu aku mengikutinya sampai pintu keluar rumah.
"Assalamu'alaikum." Ucap ibuku, sambil kucium tangan ibukku.
"Wa'alaikumsalam, hati-hati ya bu." Kulihat ibuku sampai kejauhan.
Tak lama kemudian aku masuk rumah, semua pintu terkunci aman. Jalan masih terlihat gelap, aku melanjutkan untuk membaca al-qur'an sampai matahari terbit. menunggu ayah yang tak kunjung datang, entah di masjid ataukah dimana aku tak tau. karena sudah lama aku tidak merasakan kehidupanku dirumah.
Namaku Alaika Afida, lahir di kota malang. Aku empat bersaudara, dan aku anak ke lima. Hidupku sejak lulus dari SD jauh dari keluarga, aku bersama kakakku Ali yang ke empat tinggal di Jogja, di sana kita beda tempat tinggal. Aku tinggal di pesanten tempatnya di pegunungan, sedangkan kakakku tinggal di kota nya. Aku SMP dan kakakku SMA kemungkinan besar kita barenagn lulusnya. Disana kita mulai hidup jauh dari orang tua, mandiri yang kita rasakan berdua. Dan kakakku Ali inilah yang mengantarkanku berangkat ke pesantren, berharapnya setelah masuk pesantren aku bisa merubah diri dan mendapatkan hasil yang maksimal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jazakallahu
Короткий рассказBagiku rasa kehilangan hanyalah kematian. Tetap istiqomah, karena allah tau batas kemampuan seseorang.