Bagian 05.
Prilly menangis histeris saat melihat Sherlin tidak sadarkan diri dengam wajah yang pucat pasi. Tidak tau apa yang terjadi dengan putrinya, dari penjelasan Sarah. Kedua anaknya tengah bermain, lalu Vano terjatuh dan kepalanya terbentur ujung meja yang menyebabkan pelipisnya berdarah.
Namun anehnya kenapa Sherlin yang pingsan, bukan Vano yang saat ini terluka?
"Sherlin."
Ali menatap Prilly yang tengah menangis, hatinya sakit melihat istrinya menangis.
"Sayang."
"Ali."
"Sherlin baik baik saja, oke." ucap Ali, ia berusaha menenangkan Prilly.
"Bagaimana kau bisa mengatakan jika putri kita baik baik saja, liatlah dia bahkan tidak membuka matanya sejak tadi, wajahnya pucat bak mayat." ucap Prilly.
"Sherlin hanya pingsan, dokter tadi sudah bilang kan, kalau kemungkinnan Sherlin itu phobia darah." ucap Ali.
"Ma, Pa, Sherlin kenapa tidurnya lama?" tanya Vano, dia belum mengerti apa itu pingsan, yang bocah itu tau Sherlin tengah tertidur saat ini.
"Sebentar lagi juga Sherlin bangun kok." ucap Ali.
Saat ini mereka tengah berada di rumah sakit. Ali tidak jadi pergi ke kantor karena tidak mungkin meninggalkan istri dan anaknya dalam kondisi tidak baik.
"Sayang, pleaseee jangan menangis terus, Sherlin tidak akan suka kalau melihatmu menangis." ucap Ali.
Prilly menatap Ali tidak suka.
"Ma, Sherlin bangun." Namum ucapan Vano membuat Prilly mengurungkan niatnya protes dengan Ali.
"Sayang apanya yang sakit?" tanya Prilly.
"Haus Ma." ucap Sherlin lirih.
Dengan cepat Ali langsung mengambilkan minum untuk Sherlin.
"Mama jangan nangis." ucap Sherlin, tangan mungil bocah itu mengusap pipi Prilly yang berlinangan air mata.
Prilly menarik nafas panjang agar air matanya tidak terus keluar dari pelupuk matanya.
"Mama tidak menangis kok, apa ada yang sakit sayang?" tanya Prilly.
Sherlin menggelengkan kepalanya, namun berkata. "Pusing."
"Yaudah Sherlin istritahat tiduran saja ya... Sherlin mau makan apa, biar Papa beliin?" tanya Ali.
"Papa, Vano mau makan." ucap Vano.
Ali tersenyum, yang di tanya siapa yang jawan siapa.
"Mau makan apa Vano?" tanya Ali.
"Mau es krim." ucap Vano.
"Vano jangan makan es krim terus." ucap Prilly.
"Ye Mama sirik saja." cetus Vano.
Prilly mendelik menatap Vano dan Ali secara bergantian. " Vano tidak boleh bicara seperti itu, tidak sopan."
"Pa, Ma Sherlin mau makan mangga." ucap Sherlin.
"Duh Sherlin kan lagi sakit, makan yang lain saja ya sayang." ucap Prilly.
"Yasudah terserah Mama." ucap Sherlin.
"Mama belin Sherlin makan dulu ya." ucap Prilly, ia pamit dengan Sherlin dan Vano.
Namun Ali menahan tangannya. "Biar aku saja, kau jaga Sherlin dan Vano."
"Vano ikut Pa." ucap Vano, ia memeluk kaki Ali dengan erat.
"Oke."
Ali pun menggendong Vano, mencium bibir Prilly sekilas, lalu keluar ruangan Sherlin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1:2] Perfect Love.
RomanceVERY VERY SLOW UPDATE 😆😆 "Cinta yang sempura itu bukan sebuah hubungan yang mulus tanpa hambatan kayak jalan tol... Tapi cinta yang sempurna itu adalah mereka yang tetap bertahan walau ada badai menerjang." ... Mulai di buat : 28 Oktober 2019. Sel...