Bagian 08.
"Ini apa apaan?! Kenapa masih pada belum beres!"
Alief menelan ludahnya dengan susah payah mendengar Ali berseru nyaring, membuat para pekerja menghentikan aktifitas mereka yang tengah menyelesaikan bangunan.
"Pak--
"Apa? Sudah aku bilang, minggu ini harus sudah selesai."
"Pak Boss jangan khawatir, Saya sudah menurunkan ribuan pekerja dan Saya yakin jika besok semua ini akan selesai." ucap Alief dengan senyum terpaksa nya, dalam hati dia sudah mengumpati sang Boss. Mana bisa membuat rumah seribu pintu hanya dalam waktu kurang dari enam bulan. Masih untung kalau cuma satu lantai, nah ini ada tiga bagian, 350 rumah tingkat tiga, 350 tingkat dua dan sisanya satu lantai...
Ali menatap Alief kesal. "Jika sampai besok semua belum beres, kau tidak akan mendapatkan gajimu."
"Pak Boss jangan khawatir, semua akan beres pada waktunya." ucap Alief lalu tertawa garing.
Ali menatap tajam Alief, lalu tanpa berkata apapun lagi. Ali meninggalkan Alief.
"Hah."
Alief menghela nafas lega, akhirnya Ali pergi juga. Walau hanya sedetik melihat Ali marah, rasanya sudah sangat menyiksa karena ancaman Ali yang menakutkan.
"Apa liat liat, cepat kerja yanf bener. Atau kalian ingin tidak mendapatkan gaji kalian." ucap Alief menatap kesal para pekerja yang tengah menatapnya.
Kita tinggalkan Alief dan beralih pada Ali yang tengah mengemudikan mobilnya menuju restoran.
Dengan langkah malas, Ali memasuki sebuah restoran ternama.
"Kau lama sekali sih Ali, liat Lilly sampai tertidur karena menunggumu. Padahal dia belum makan."
Arabella menatap kesal Ali yang baru saja tiba, padahal sudah jam delapan tiga puluh malam. Dan mereka janji ketemu jam setengah tujuh.
Ali mengerutkan keningnya melihat Arabella yang memangku bocah perempuan.
"Padahal dia sangat ingin bertemu dengan kau." ucap Arabella.
"Kau sudah punya anak, tapi masih berusaha mendekati ku?"
Arabella menatap Ali. "Kau pikir Lilly anak siapa?!"
Ali mengendikkan bahunya acuh. "Mana aku tau."
"Kau!"
"Aku tidak tau." ucap Ali acuh.
Arabella berdecak kesal. "Lilly anak kita Ali."
"Jangan mimpi." balas Ali.
"Aku tidak bermimpi, jika kau tidak percaya, kita bisa melakukan tes DNA..." ucap Arabella yakin.
"Kau pikir aku bodoh." ucap Ali kesal.
"Mama..."
Ali mengerjapkan matanya menatap bocah perempuan dalam pangkuan Arabella itu terbangun dan menatapnya bingung.
"Papa..."
Ali hanya bisa diam saat anak itu turun dari pangkuan Arabella dan menghampirinya.
"Dia..."
Ali memperhatikan bocah kecil yang Ali pikir usianya tidak jauh dari Sherlin. Jika Sherlin bicaranya sudah cukup lancar, anak ini masih belum lancar.
"Apa kau sekarang percaya jika Lilly anak kita." ucap Arabella tersenyum senang saat melihat Ali hanya diam menatap Lilly.
"Bagaimana mungkin?" tanya Ali masih bingung melihat bocah kecil di hadapannya yang sangat mirip dengannya.
Ali menatap tajam Arabella yang tengah tersenyum lebar penuh kemenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1:2] Perfect Love.
RomanceVERY VERY SLOW UPDATE 😆😆 "Cinta yang sempura itu bukan sebuah hubungan yang mulus tanpa hambatan kayak jalan tol... Tapi cinta yang sempurna itu adalah mereka yang tetap bertahan walau ada badai menerjang." ... Mulai di buat : 28 Oktober 2019. Sel...