PL, Bagian 03.

1.6K 302 16
                                    

Part 3.

Aprillyanti Zevana Syarief.

Oke, Prilly jangan menangis! Berpikirlah positif, Ali hanya sedang sibuk. Bukan ada yang lain, seharusnya aku tau itu.

Aku pun menghapus air mataku kasar, dan bergegas keluar dari kamar. Mumpung Vano dan Sherlin belum pulang, aku memutuskan untuk memasak untuk makan siang.

Sudah lama juga aku tidak ke kantor Ali, jadi sepertinya tidak masalah jika aku datang dengan membawa makan siang.

Dan setelah hampir satu jam, akhirnya makan siang pun telah siap. Dengan cepat aku menyiapkannya di dalam kotak bekal.

Setelah semuanya siap, aku pun bergegas untuk mandi dan bersiap.

Sudah lama aku tidak berdandan, kecuali saat acara acara penting saja. Setelah merias diri dengan tidak terlalu tebal, aku tersenyum menatap pantulan diriku sendiri.

Ternyata setelah di perhatikan cukup lama, aku masih cantik. Tentu aku harus cantik, karena aku sudah memutuskan untuk tampil cantik setiap hari, agar Ali tidak bosan melihatku.

 Tentu aku harus cantik, karena aku sudah memutuskan untuk tampil cantik setiap hari, agar Ali tidak bosan melihatku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan semangat empat lima, aku pergi ke kantor Ali, dengan membawa bekal makan siang.

Tersenyum lebar menyapa satpam dan beberapa karyawan yang aku temui.

"Rossa, apa kabar?" seruku pada Rossa.

Sepertinya Rosa terlihat kaget dengan kehadiranku. "Baik, bu boss sendiri bagaimana?"

Aku mendengus mendengar panggilan Rossa padaku. "Prilly, bukan bu Boss." ucapku sebal.

"Hehee, kan memang Bu Boss. Tumben kemari Bu?"

"Memangnya aku tidak boleh mengunjungi kantor suamiku sendiri?" tanyaku balik.

"Ya, bukan begitu Bu Boss." ucap Rosa sedikit gelagapan.

"Terus?"

"Ya aneh saja, selain sudah lama tidak berkunjung. Pak Boss kan juga tidak masuk kantor hari ini." jelas Rosa.

Aku tertawa menatap Rosa, "kau bercanda."

"Aku tidak bercanda. Pak Boss memang tidak ke kantor hari ini, kau bisa cek di ruangannya." ucap Rossa serius.

Aku mengendikkan bahu acuh, seolah tidak peduli. Namun nyataya hatiku terasa nyeri dan kepalaku berdenyut sakit. Kenapa Ali berbohong?

"Ah aku lupa itu, hehee, ya sudah ini makan siang untuk kau, Rossa."

Tanpa menungu balasan dari Rossa, aku langsung melangkah meninggalkannya, meninggalkan kantor Ali, dengan hati tidak menentu.

Aku menghela nafas panjang, menatap gedung kantor Ali, tempat dimana aku pertama kali bertemu dengan Ali.

Berjalan pelan meninggalkan gedung itu, aku sengaja tidak naik kendaraan, karena aku hanya ingin berjalan kaki.

Aku berhenti sejenak, mencoba menghubungi Ali untuk menanyakan dimana keberadaannya saat ini. Namun sampai puluhan kali aku menghubunginya, tidak ada satu pun panggilan yang terjawab.

[1:2] Perfect Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang