Kita Sebagai Rencana Yang Hendak Menjadi Bencana

4 0 0
                                    

Sementara aku partitur yang lelap dibangunkan metronom.
Kau nyala warna yang bosan menetap lalu beranjak menuju monokrom. Di tengah musik yang berisik kau titip sunyi di saku celana. Aku berpikir bagaimana sebuah diam dapat meredam segala nada.

Kau sungguh hebat, bahkan hanya dengan seluruh bisu yang mengakar dimulutmu. Kau tak bicara dengan kata-kata. Kau bicara dengan seluruh gerak mata yang sekaligus menjadi destinasi yang tak pernah selesai aku tempuh ialah kedalaman tatapanmu.

Dengan redup cahaya dan kepastian yang tak meningkat. Kita adalah masa lalu yang tak ingin berdamai dengan waktu. Sebuah siluet akan muncul dan akan mengajari kita menggambar masa depan yang menghasilkan ketakutan.

Jakarta

Kalimat tanya,hati, dan memori.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang