Ale langsung memasang sealt belt nya kembali dan meletakkan (Namakamu) dikursi sampingnya. (Namakamu) memasang sealt belt nya dan merapikan rambutnya yang acak acakan.
"Berniat menyewa kamar club malam ini?" Tanya Ale kemudian (Namakamu) menggeleng.
"Not today" Ujarnya kemudian Ale mengangguk mengerti. Merek mulai memasuki perkarangan rumah (Namakamu) lalu memberhentikan (Namakamu) didepan rumah (Namakamu). Ale pun ikut turun dan masuk kerumah (Namakamu).
"Bagaimana perjalanan kalian, anak anak?" Tanya ibu (Namakamu) kemudian (Namakamu) duduk menyilangkan kakinya dan tersenyum menatap Ale. Sementara Ale menatap (Namakamu) sambil tersenyum simpul.
"Sepertinya kekasihku ini masih grogi dengan kencan pertama kami, tan" Ujar Ale membuat semburat merah di pipi (Namakamu) mencuat keluar. Abi dan Adiba melotot tak percaya.
"Jadi cintamu sudah di terima setelah bertahun tahun, kak?" Abi tersenyum sumringah karena kakaknya akhirnya mendapatkan perempuan yang membuat hidupnya menjadi berwarna. Ale tersenyum dan menatap Adiba. Adiba pun putri semata wayangnya didampingi oleh pria yang ia percayakan untuk menjaga anaknya selama ini.
"Benarkah? Selamat, nak" Adiba memeluk (Namakamu) dan Ale bergantian. Ia berharap perubahan nasibnya pada (Namakamu) dan Ale.
"Jadi, apakah kalian sudah melakukan ritual orang berpacaran? Ahh.., You knowlah" Ujar Abi tertawa.
"Ah Abi. Macam kau sudah pernah saja!" Ujar (Namakamu) tak suka.
"Sudah, hanya berciuman dan dia sangat lihai ternyata" Seru Ale kemudian ia menutup mulutnya tak enak ketika menyadari bahwa Adiba mendengarkannya. Disusul sikutan dari (Namakamu) sementara Abi tertawa sangat kencang.
"Hahaha berlebihan kau kak, hilang kendali ya? Karena cintamu baru diterima dari beberapa tahun silam" Abi tertawa dan kemudian menuju arah dapur.
"Dasar anak muda, ibu tahu masa masa kalian, nak, tetapi bisakah kalian mebuat komitmen dengan ibu?" Ujar Adiba.
"Komitmen apa?" Ujar mereka bersamaan.
"Sex after married" Ujar Adiba kemudian mereka berdua mengangguk mengerti dan memeluk Adiba.
Setelah beberapa jam mereka berbincang dan makan malam. Membahas hubungan kedepannya (Namakamu) dan Ale. Akhirnya Abi dan Ale berpamitan untuk pulang. Dan kini rumah menjadi sepi kembali. Hanya (Namakamu) dan ibunya.
"Jadi, apakah kau serius dengan Ale, nak? Jangan jadikan pelampiasan padanya. Ibu tidak mau membuatmu terpaksa seperti ini" Ujar Adiba.
"Iya bu, semoga Ale tidak mengecewakan dan bisa membawa kehidupan kita menjadi lebih baik lagi" Ujar (Namakamu) kemudian Adiba mengangguk lalu mereka memasuki kamar mereka masing masing.
(Namakamu) masuk ke kamarnya dan menutup pintu kamarnya. Ia menghempaskan dirinya dikasurnya yang hanya terbuat dari kapas kapuk. Ia meratapi nasibnya. Apakah harus ia menikah dengan orang yang sama sekali tidak ia cintai, demi perubahan hidupnya? Tetapi ia mau dihari tua ibunya, ibunya tidak menyewa dari satu flat ke satu flat lagi.
Fikirannya kembali terbang ke pria asing yang memergoki mereka tadi. Ia merasa pria itu menggambarkan dirinya dan seolah olah pria itu mengenalinya. Ia dapat mendengar mata pria itu berbicara mendeskripsikan dirinya.
Tingg
Pesan masuk dari handpone (Namakamu) yang sudah lama dibelikan oleh Ale. Ya, barang barang mewah yang dimilikinya adalah hasil pemberian Ale.
Nomor tidak dikenal
Save nomorku, tuan putri
Siapa kau? Siapa namamu?
Kau tidak perlu tahu aku siapa, jika kau merasa kesulitan. Ketik teks disini apa yang kau butuhkan dan ingat! Jangan telfon aku
Kau siapa? Penipuan kan!
Aku bukan penipu dan aku mengenalmu, anak Lucifer
Lucifer siapa? Kau salah sambung
Tittt
(Namakamu) memutuskan sambungan telfon itu dan menghembuskan nafasnya gusar. Mengapa hidupnya benar benar kacau sekarang. Hingga jendela kamarnya di lempar batu dari luar. Ia bergerak cepat dan tidak mendapati siapa siapa disana. Ia hanya melihat sepucuk surat lalu mengambilnya.
Anakku, aku merindukanmu. Salam untuk ibumu tercantik seneraka, aku masih mencintainya hingga saat ini. Dan aku akan menitipkan seorang pangeran bajingan untukmu. Ia akan menjagamu kelak.
"Ibu! Tidak lucu!" Geram (Namakamu) kemudian merobek surat tersebut.
Pundak (Namakamu) berasa disentuh oleh seseorang dari belakang dan ia mendapati Itzel.
"Hai bidadariku! Aku membawa teman baru!" (Namakamu) melirik ke samping Itzel mendapati arwah seorang wanita dengan tusukan perut dan wajah hancur dan robekan dari bajunya. Ia masih terlihat cantik dan seksi walau dalam kondisi ini.
"Ada apa lagi Itzel?" (Namakamu) memutar bola matanya malas. Memang ini kerja Itzel, ia selalu membawa arwah arwah penasaran yang meninta bantuan pada (Namakamu).
"Tidak tahu, aku tadi sedang makan kemudian melihat ia menangis lalu ia bercerita denganku dan membutuhkan bantuanmu, please sekali ini saja. Ku rasa dia teman yang baik" Ujar Itzel.
"Baiklah, apa masalahmu?"
"Aku memergoki kekasihku selingkuh. Lalu aku di perkosa kemudian dibunuh, semua hartaku dirampas olehnya, adikku diculik dan rumahku dijual. Aku ingin membalasnya! Setidaknya ia mengembalikan adikku dan membuatnya merasa menyesal!" Geram arwah itu kemudian (Namakamu) mengangguk mengerti. Inilah kemampuannya dari beberapa tahun silam. Membantu arwah penasaran. Tidak sedikit pula arwah jahat yang ingin menyakitinya karena iri dengan kekuatan (Namakamu) yang melebihi mereka.
"Baiklah, aku harus melakukan apa?"
"Buat dia menyesak dan mengembalikan adikku tanpa tersentuh sedikitpun!"
Huh.., petualangan apa lagi ini? Terimakasih Itzel pintar atas kebaikanmu. Kau tidak tahu rasanya jadi aku bagaimana. Apalagi ibu melarangku membantu arwah penasaran karena tidak ingin hal buruk terjadi padaku. Tetapi aku kasihan pada mereka dan menentang ibu. Huhh pasti aku akan dianggap aneh lagi oleh banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
i(m)ˈmôrtl : IMMORTAL✔
FantasiThis is my true story! You don't believe? I hope you experience What I'm feeling right now :). --- Akulah makhluk setengah malaikat dan setengah iblis! Ibuku adalah bidadari paling cantik di surga, sementara ayahku adalah raja iblis terkuat di nerak...