Hidup adalah ketidakpastian, begitu pula soal perasaan. Tidak ada jaminan sebuah hubungan bisa bertahan selamanya. Seseorang yang biasanya selalu ada atau yang kita anggap "satu-satunya" bahkan bisa pergi begitu saja.
Aku tau bagaimana rasanya ditinggalkan. Meremang dalam kesepian sambil merutuki perihnya ditinggalkan seseorang yang menjadi kesayangan. Patah hati, putus cinta, atau apalah namanya. Ketika datang untuk yang pertama pasti akan luar biasa sakitnya.
Tak seorang pun bersedia jadi pihak yang ditinggalkan. Merasakan hati yang remuk redam dan menjalani kehidupan yang serba berantakan. Jangankan melangkahkan kaki untuk melanjutkan hidup yang katanya sebuah perjalanan, untuk berdiri tegak saja mungkin tidak sanggup.
Aku percaya setiap kesulitan selalu datang sepaket dengan pelajaran. Di balik kesakitan yang terpaksa dirasakan, pasti ada kebaikan yang kelak bisa dimanfaatkan. Ya, meski harus menikmati perihnya, patah hati ternyata membuatku semakin mengerti tentang cinta dan hubungan dua manusia.
Sekarang aku sadar bahwa hubungan cinta bukan sekadar tentang dua manusia yang saling jatuh cinta dan tergila-gila. Lebih dari itu, perasaan yang bergejolak luar biasa ternyata tetap harus diimbangi dengan logika. Bahkan, perkara prinsip-prinsip hidup yang dipunya pun tak boleh diabaikan begitu saja. Semua harus bisa dikompromikan dengan cara yang dewasa.
Krieettt ...
Aku menoleh saat pintu berdecit nyaring ke seluruh penjuru kamar yang sunyi. Seorang wanita bergaun biru laut memasuki kamar yang sedang kutempati.
"Kau sudah siap?"
Aku mengangguk pada Tsumugi-nee yang kini berjalan menghampiriku.
"Kau cantik sekali." Tsumugi-nee berdecak kagum. "Sudah kubilang, kau pasti akan terlihat luar biasa dengan gaun pengantin ini."
Aku hanya tersenyum menanggapi pujiannya sebelum menatap pantulan diriku pada cermin yang terletak tepat di depanku.
Aku yang kini terbalut dengan gaun pernikahan yang indah.
Ini adalah hari pernikahanku. Pernikahanku bersama pria bernama lengkap Tsunashi Ryunosuke.
Rasanya baru kemarin aku merasakan patah hati, dan mulai malas untuk jatuh cinta lagi. Rasanya baru kemarin aku menangis dengan begitu sedih, saat orang yang begitu aku sayangi meninggalkanku dalam sepi. Lalu dia datang dan mulai memberiku perhatian dan selalu ada di saat aku butuh sandaran untuk menumpahkan semua kesedihanku.
Setelah pernyataan Ryu beberapa bulan yang lalu, aku memutuskan untuk mencoba membuka hatiku.
Aku masih ingat dengan kalimatku yang mengatakan bahwa aku belum merasakan apa-apa, hatiku seakan masih belum ingin terbuka untuk siapa-siapa.
Tak kusangka luka yang dulu masih membekas begitu nyata.
Aku berharap Ryu bisa menerima, dan mungkin aku akan membantunya mencari seseorang yang akan lebih baik dalam mencintainya.
Tapi Ryu dengan tegas menolaknya. Dia berkata bahwa dia ingin menghabiskan sisa hidupnya denganku, bukan gadis lain.
Mungkin orang-orang akan mengatakan aku tak pandai bersyukur karena sudah dicinta, tapi tak mampu untuk balas mencintai. Tapi cinta tidak bisa dipaksakan, kan?
Aku takut Ryu akan terluka jika aku tidak bisa membuang Gaku dari hatiku. Tapi dia, dengan senyumannya yang lembut berkata bahwa dia akan sabar menunggu.
Dia berkata bahwa cinta bisa datang kapan saja, bahwa cinta mampu membuat seseorang lebih kuat, bahwa cinta mampu membuat kita berkorban lebih dari segalanya.
Sungguh aku bingung mengapa Tuhan menggariskan kisah ini dalam hidupku. Sungguh aku sakit, tapi aku belajar bagaimana menghargai cinta yang sudah ada.
Pada akhirnya, aku mengambil sebuah keputusan.
Aku yakin setiap keputusan harus ada resikonya, setiap keputusan harus ada yang kita tanggung akibat dan manfaat.
Dan aku berharap keputusanku ini sudah tepat tanpa ada penyesalan di dalamnya.
.
.
.
.
."Saudari Takanashi [Name], bersediakah anda menjadi pendamping hidup Tsunashi Ryunosuke sehidup semati, dalam suka dan duka hingga maut memisahkan kalian?"
Aku menoleh ke arah Ryu yang tengah memasang senyum lembut sembari mengangguk kecil. Tanpa perlu berlama-lama aku kembali menoleh kearah pendeta kemudian mengucapkan jawaban dari janji suci itu.
"Ya, saya bersedia."
Setelahnya suara riuh tepuk tangan terdengar keras di taman yang terbuka.
Dua buah permata berbentuk lingkaran akan benar-benar menyatukan kami. Ryu meraih telapak tanganku yang tertutupi sarung tangan putih bermotif lalu menyematkan cincin itu di jari manisku.
Saat para undangan berteriak 'kisseu kisseu' tanpa sadar aku menelan ludah gugup. Kutatap Ryu yang masih mempertahankan senyum lembutnya. Perlahan tapi pasti, dia mendekatkan wajahnya ke arahku. Dan tanpa diduga, dia mengecup keningku sekilas sebelum kembali menjauhkan wajahnya.
Para tamu mendesah kecewa, sedangkan Ryu hanya bisa terkekeh dan menenangkan mereka.
Di tengah kerumunan para tamu, aku melihatnya. Dia berdiri di samping Tsumugi-nee dengan tatapan yang mengarah ke arahku.
DEG
Kenapa? Kenapa aku melihat tatapan terluka di iris peraknya? Memangnya apa yang aku lakukan?
Kenapa kau menatapku seolah aku telah menyakitimu, Gaku?
Perasaanku padamu kini hanyalah sekelumit cerita masa lalu, dan biarkan kisah itu melebur bersama waktu. Daripada harus terpuruk, aku memilih bangkit melanjutkan hidupku. Menghidupi mimpi dan cita-citaku sendiri sambil menikmati segala yang sudah aku miliki sampai detik ini.
Sekarang, aku hanya ingin kau tahu bahwa aku sudah benar-benar ikhlas melepasmu. Meskipun kita bertemu di waktu yang salah, namun aku bisa menerima bahwa kedatanganmu di hidupku kini tak lagi sia-sia. Dan karenamu pula kini aku telah menemukan seseorang yang benar-benar mencintaiku.
Terima kasih karena telah membuatku jatuh cinta dan membuatku belajar untuk merelakan.
Aku tidak bisa membuangmu begitu saja dari dalam hatiku. Selamanya kau akan menjadi bagian dari hidupku, cinta pertamaku.
END
Ini dah selesai ya...
Tapi rencananya nanti aku bakal bikin side story dari cerita ini
Di sana aku bakal nyeritain dari sudut pandangnya Gaku
Penasaran kan gimana perasaan Gaku sebenernya ke kalian? Wkwkwk
Ya abis, sikapnya ambigu gitu kan ya :" HeuheuYaudah deh, tungguin aja yaaaa
Bye bye ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Time | Gaku x Reader [END] ✔
Fanfiction"Ketika cinta datang di waktu yang tidak tepat, apa yang harus kulakukan?" . . [Ainana Project] Fict ini adalah fict yang aku ikut sertakan dalam memeriahkan project perdana Grup i7 yang aku ikutin di WA. Enjoy and happy reading!