6. Keputusan dan Bangku Taman

190 6 0
                                    

Aku langsung duduk setelah namaku selesai diumumkan, telinga terbuka lebar untuk mendengarkan semua bisik-bisik di sekitarku. Dengan begitu, aku bisa mengetahui karakteristik setiap orang di tempat ini.

Mataku beralih ke depan, tempat Pangeran Mahkota duduk. Masih ada perasaan sungkan setelah bersikap tidak sopan padanya di penginapan tempo hari. Tatapan kami bertemu. Aku ingin mengalihkan pandangan, tetapi seperti terkunci melihat keindahan manusia yang satu itu. Dengan pakaian formal seperti itu, Pangeran Mahkota terlihat sepuluh kali lebih tampan daripada pria tidak sopan yang menggodaku di jembatan.

Pangeran yang juga tidak mengalihkan pandangannya dariku tersenyum kecil. Ia mengangkat gelas emasnya dan mengarahkannya padaku, seperti mengatakan 'cheers untuk kebodohanmu'. Dengan wajah panas, aku menjadi yang pertama menunduk. Sungguh bukan sebuah sikap terpuji, Firea! Sejak kapan wajahku memerah melihat pria yang jelas-jelas sedang flirting? Firea yang lama pasti akan membalas godaan ini dengan kepercayaan diri yang penuh.

Dayang-dayang pun bergantian memperkenalkan gadis-gadis lainnya. Mereka yang tadi diperkenalkan saat Pangeran belum datang juga terlihat berusaha mencuri perhatian. Tetapi aku belum melihat anak Perdana Menteri Fu dan keponakan Perdana Menteri Zhang, tuh? Apa mereka tadi yang pertama dikenalkan? Saat aku tidak memperhatikan?

Mataku yang berkelana tanpa sengaja berhenti di satu orang. Orang yang juga sedang menatapku. Bukan, bukan Pangeran Mahkota yang sudah sibuk tersenyum dengan entah siapa. Tetapi orang yang duduk di sebelahnya. Permaisuri.

***

Beberapa jam kemudian acara inisiasi ini akhirnya berakhir. Jujur saja, meskipun bantal yang kami gunakan untuk duduk cukup nyaman, tetap saja duduk tanpa meluruskan kaki selama berjam-jam akan terasa menyiksa. Belum pernah dalam hidupku aku duduk dengan kaki terlipat seperti ini lebih dari satu jam.

Seorang Dayang Senior kemudian mengumumkan bahwa Ibu Suri dan Permaisuri akan meninggalkan lokasi karena hari mulai larut. Kandidat Puteri Mahkota juga diperbolehkan kembali ke paviliun masing-masing. Tetapi, melihat bahwa Putera Mahkota masih duduk di tempatnya dan menikmati tari-tarian yang sedang berlangsung, mustahil ada gadis yang mau kembali ke kamarnya sekarang.

Termasuk aku. Naluri survival-ku mulai memasang lampu kuning untuk berhati-hati sebelum melaju. Aku orang yang tidak suka memasuki sebuah pertarungan dengan mata tertutup; aku sangat strategis, dan strategi yang baik membutuhkan informasi yang cukup. Untuk itulah, aku kini mulai bercakap-cakap dengan gadis-gadis di dekat tempat dudukku.

"Benarkah? Kakak sulung Nona adalah pengawal Putera Mahkota?" tanya seorang gadis bergaun kuning pucat di sebelah kananku. Suaranya penuh rasa tidak percaya. Tadinya ada beberapa orang yang enggan berbincang denganku karena tahu latar belakang keluargaku, tapi saat kuberi tahu tentang Eiza, mereka mulai tertarik.

"Yap." Jawabku, senyuman sombong bertengger di wajahku.

"Yap?"

"Maksud saya, em, benar. 'Yap' itu adalah cara sederhana gadis-gadis dari Quiga untuk menjawab sesuatu." Siapa Ratu ngeles? Tentu saja Firea.

Mereka hanya mengangguk, meski masih sedikit bingung. Aku lalu melanjutkan ceritaku tentang Eiza dan betapa berbakatnya dia yang telah menjadi pengawal seorang Pangeran sejak usia muda. Tak berapa lama, kami sudah saling berhadap-hadapan membentuk sebuah lingkaran kecil dan saling bertukar informasi pribadi.

Bagiku yang adalah seorang Senior Social Media Strategist, membuat percakapan yang menarik tidaklah susah. Mau zaman prasejarah maupun zaman TikTok, karakter manusia pada dasarnya sama.

"Oh ya? Tidak, tidak. Pelayan saya Mingyue membubuhkan krim yang sama untuk pipi dan bibir, jadi warnanya harmonis." Jawabku saat beberapa gadis memuji riasanku yang katanya sangat alami namun cantik. Aku memberikan kode mereka untuk mendekat, "cukup campurkan minyak kelapa dan bubuk mawar merah di wadah yang panas, lalu dinginkan. Itu rahasia saya!"

The Princess is A Little WeirdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang