Happy Reading💕
..
.
~
Sinar matahari yang masuk dari celah jendela yang tidak sepenuhnya tertutup gorden, membangunkan Ali dari tidurnya. Pria tampan berbulu mata lentik itu mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk pada retina matanya. Keningnya menyernyit saat pusing dan mual dirasakannya.
"Mungkin ini efek dari alkohol yang ia minum," pikirnyaSesaat dirinya tersentak saat telinganya mendengar suara tangisan perempuan, ia menoleh kearah samping dan mendapati Prilly yang tengah duduk dengan tubuhnya yang hanya dibalut selimut yang dicengkramnya erat.
Ali sontak bangkit dan langsung membuka selimut yang menutupi kaki sampai pinggangnya.
Matanya membulat kaget saat mendapati dirinya tidak mengenakan apapun."Yang... Kita?"
"Hiks..Hiks..." hanya isakkan pilu Prilly yang Ali dengar, dan itu cukup menjawab pertanyaan yang ada dipikirannya.
Brengsek! Jika seperti ini apa bedanya dia dengan Papanya?
Matanya melihat kearah sekitarnya, kamarnya sangat berantakan. Tumpukkan baju miliknya teronggok begitu saja di samping ranjang yang ia tempati. Robekan-robekan kain yang ia yakini itu milik Prilly pun berserakan dimana-mana.
Ia menggelengkan kepalanya, tak percaya dengan apa yang telah dia lakukan semalam.Pandangannya kembali kearah Prilly. Tatapannya menyiratkan perasaan bersalah yang begitu dalam, ia telah menyakiti gadisnya, ia telah merusak gadisnya.
"Yang.. Maafin aku, aku..aku bener-bener gak sadar ngelakuin itu."
"Sayang..." ucap Ali berusaha meraih tangan Prilly, tapi segera mungkin Prilly menepisnya dan isakkannya semakin terdengar kuat.
"Maafin aku," ucapnya lagi berhasil meraih tangan Prilly, dan betapa terkejutnya dia saat melihat pergelangan tangan Prilly yang membiru.
Sekasar apa dia semalam? Pertanyaan itu muncul dalam pikirannya.
Prillynya terluka! Dan itu karenanya, Ali bersumpah ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri.*
Ali mengecup dalam pergelangan tangan Prilly, mengelusnya lembut, berharap itu akan menghilangkan rasa sakit yang gadisnya rasakan."Hiks..Hiks.." tangisan itu semakin terdengar jelas ditelinga Ali.
Ali kemudian membawa Prilly kedalam pelukkannya, walaupun Prilly meronta ia tetap dengan erat memeluk tubuh gadis itu."Hiks..Hiks..Lepas..Hiks"
"Gak sayang, nggak! Maafin aku, maaf maaf maaf," ucap Ali mengecup pelipis Prilly berkali-kali, sedangkan Prilly hanya terisak pelan dan berhenti memberontak.
"Maaf." lagi, bagai bisikkan Ali berkata tepat ditelinga Prilly. Laki-laki itu menunduk, mengecup dalam pundak Prilly yang polos tanpa tertutup kain karena selimut yang dipegang erat oleh Prilly hanya menutupi sebatas dadanya saja.
"Aku mau pulang.. Hiks.." Prilly berucap lirih, sambil mencoba melepaskan pelukan Ali. Dan dengan terpaksa Ali melepaskan pelukannya, menatap wajah Prilly yang berurai air mata, tangannya terangkat meraih tengkuk Prilly, menyatukan keningnya dengan kening Prilly. Hidung mereka bersentuhan, dan tanpa sadar air mata Ali ikut menetes, ia terisak pelan. Sangat menyesali perbuatan yang ia lakukan dengan tanpa sadar itu.
"Hiks.. Aku tau kata maaf gak akan bisa balikin semuanya, tapi tolong, tolong setelah ini kamu jangan jauhin aku, aku gak bisa! Aku gak bisa tanpa kamu. Aku.. Hiks..aku gak ada maksud nyakitin kamu, aku gak ada maksud ngerusak kamu. Tolong..jangan pernah tinggalin aku." Ali berucap dengan nada bergetar, dadanya sesak, hatinya sakit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Denganmu (PENDING)
RomanceHidup bersama dengan keluarga yang selalu diisi dengan pertengkaran membuat seorang laki-laki muda merasa hidupnya tak tenang tapi dia sangat beruntung memiliki kekasih yang mampu menenangkannya dan perempuan itu mampu membuat ia melupakan sejenak k...