"Huek"
"Huek."
.
Entah sudah keberapa kali wanita pemilik mata hazel ini memuntahkan seluruh isi perutnya, pagi ini perutnya terasa seperti diaduk! Membuat tubuhnya lemas seolah tidak memiliki tulang karena lagi dan lagi ia terus memuntahkan apa yang telah ia makan.
Prilly memegang perut ratanya dengan tangan kanannya setelah membersihkan mulutnya di washtafel, pandangannya tertuju pada bayangan wajahnya dicermin tepat dihadapannya. Wajahnya pucat! Pikirannya bercabang, seketika air matanya meluruh. Prilly takut! Takut apa yang telah dia lakukan bersama kekasihnya waktu itu membuahkan hasil.
"Gak! Gak mungkin! Gue gak mau," ucapnya lirih
Tangannya terus memegang perut ratanya, sesekali meremasnya pelan.
Sungguh! Ia benar-benar takut saat ini. Apa yang harus ia lakukan sekarang?.
Dengan langkah gontai ia keluar dari kamar mandi kamarnya, mengambil Handphone nya lalu duduk ditepi ranjang, menyalakan Handphonenya dan mencari kontak seseorang. Setelah menemukannya ia langsung menghubungi seseorang itu.
.
Via telepon on
."Hallo?"
"I..iya hallo,"
"Kenapa, Prill? Tumben telpon gue,"
"Gu..gue hiks gue takut Ta,"
"Loh loh? Kok nangis? Lo kenapa Prill? Lo takut apa?"
"Gue takut Ta hiks.."
"Iya lo takut apa? Jangan bikin gue panik Prill!"
"Gue mual-mual, pagi ini udah beberapa kali gue muntah,"
"LO HAMIL?"
"Hiks.. Gue gak tau Ta, gue takut."
"Lo kasih tau Ali sekarang oke! Lo harus kasih tau Ali,"
"Tapi Ta--"
"Prill! Please, kali ini aja lo kesampingin ego lo! Lo harus kasih tau Ali! Ali harus tau Prill,"
"Tap--"
"Gak ada tapi-tapian lagi! Atau gue sendiri yang bakal kasih tau Ali soal ini,"
.
Tutt.
Prilly menghela nafasnya kasar saat Metta memutuskan teleponnya sepihak, ia yakin Metta pasti kesal akan tingkahnya yang selalu menolak jika itu sudah berkaitan dengan Ali, apa Prilly salah jika ia masih membutuhkan waktu untuk melupakan semuanya?
.
Akhirnya setelah beberapa saat berpikir ia memutuskan untuk menemui Ali dirumahnya, meyakinkan hatinya jika yang dikatakan Metta benar! Ali harus tau ini.~'
Prilly menuruni anak tangga satu persatu, hingga saat sudah dilantai bawah sebuah suara menghentikan langkah pelannya.
"Mau kemana sayang?" tanya Arven, papanya
Berhubung hari ini adalah hari libur jadi kedua orangtua nya berada dirumah dan tidak bekerja seperti biasanya.
"Prilly mau keluar bentar Pa," jawab Prilly
"Muka kamu kok pucet? Kamu sakit?" timpal Mamanya sambil menghampiri Prilly dan mengelus pipi anaknya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Denganmu (PENDING)
RomanceHidup bersama dengan keluarga yang selalu diisi dengan pertengkaran membuat seorang laki-laki muda merasa hidupnya tak tenang tapi dia sangat beruntung memiliki kekasih yang mampu menenangkannya dan perempuan itu mampu membuat ia melupakan sejenak k...