Part 3

2.6K 167 59
                                        

.
.

"Hey."

Kecupan pada pipi kirinya menyadarkan Ali dari lamunannya, Ali tersenyum saat melihat Prilly lah yang mengecup pipinya tadi.

"Sayang," ucap Ali mengusap lembut pipi Prilly

"Kamu kenapa? Kok ngelamun? Ada yang kamu pikirin? Ayo cerita sama aku," rentetan pertanyaan Prilly lontarkan untuk Ali yang terlihat lesu hari ini.

"Gak ada sayang, aku gak mikirin apa-apa."

"Bohong! Aku tau kamu ya! Kita kenal udah lama gak mungkin kamu gak mikirin apa-apa, buktinya tadi kamu ngelamun."

Ali menggelengkan kepalanya dengan tangan yang kini mengelus lembut dagu Prilly.

"Mungkin Ali belum mau cerita." batin Prilly

.

Prilly terdiam, tatapannya terfokus menatap mata yang tajam namun meneduhkan milik Ali, Ali pun balas menatap mata hazel indah Prilly, Ali sangat menyukai mata Prilly karena menurutnya hanya dengan menatap mata indah Prilly ia seperti menemukan ketenangan yang tak ia dapatkan dari orang lain.

"Aww Ali sakit."

Prilly memekik saat Ali menarik hidungnya kencang dan Ali hanya terkekeh melihat reaksi Prilly lalu menarik tubuh Prilly pada dekapan hangatnya, mencium beberapa kali puncak kepala Prilly lembut sampai suara seseorang membuat Ali mau tak mau melepaskan pelukannya.

"Pelukan aja terus sampe sukses, gak sadar tempat! Liat noh liat yang lain ampe tajam banget natap kalian," ucap Bagas yang tiba-tiba datang sambil menunjuk para mahasiswa dan mahasiswi yang sedang menatap kearah Ali dan Prilly.
Mereka memang sedang berada dikoridor kampus tempat mereka berkuliah.

Oh ya apa kata Bagas tadi? Tatapan tajam? Sepertinya Bagas berbohong, Ali dan Prilly malah melihat tatapan kagum dari semua orang yang Bagas maksud tadi.
Dasar Bagas! Bilang saja dia iri karena sampai sekarang dia belum menemukan tambatan hati.

Ali menatap Bagas tajam, ia merasa dibohongi oleh perkataan Bagas tadi! dan Bagas? Ia hanya menunjukkan cengiran khasnya.

"Sorry Li sorry elah, selow napa jangan gitu natapnya mata lo copot tau rasa lo."

"Gak lucu." ucap Ali datar, Bagas yang mendengar itu hanya mendengus kesal

"Ck Prill cowok lo kenapa sih sensi banget, lagi PMS ya?"

"Bagas!"

"Iya Prill maaf."

Oke oke Bagas bercanda disitusi yang kurang tepat sepertinya.

.

.

"Gas elpiji....Awas lo ya! Kenapa lo ninggalin gue, disana gue udah kayak orang gak waras tau gak ngomong sendirian, aaaaa Bagas gue kesel sama lo." pekik Metta yang berlari dari arah parkiran siap menyerang Bagas dengan tas selempang ditangannya.
Tetapi Metta kalah cepat, Bagas segera menghindar dengan bersembunyi dibelakang Prilly.

"Bagas sini gak lo!" ucap Metta mulai melancarkan aksinya memukul Bagas dengan tas miliknya itu.
Berhubung Bagas bersembunyi dibelakang Prilly, Metta pun tak sengaja memukul Prilly juga.

"Ih Taa sakit." kesal Prilly

"Eh sorry Prill gue gak sengaja," sesal Metta menghentikan serangannya

"Untung gue mukulnya gak kenceng kalo kenceng alamat ngamuk si Ali " pikir Metta melirik Ali sekilas

"Makanya met kalo mukul tuh liat-liat Prilly jadi kena kan."

Hanya Denganmu (PENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang