Happy reading💞
.
.~
Seminggu sudah sejak kejadian diapartement Ali waktu itu. Kejadian fatal yang tak seharusnya terjadi dan pada akhirnya membuat hubungan Ali dan Prilly tidak berjalan seperti biasanya.
Seperti sekarang, Ali terlihat sedang mengejar Prilly dikoridor kampus tempat mereka menuntut ilmu, tetapi Prilly malah semakin mempercepat langkahnya, guna menghindari pria tampan tersebut..
"Prill! Prilly! Tunggu! Dengerin aku dulu." panggil Ali keras, tetapi Prilly menghiraukannya. Dan terus melangkahkan kakinya cepat, sesekali ia berlari kecil! Sampai akhirnya Ali berhasil mencekal pergelangan tangannya.
Prilly menghentakkan tangannya tanpa melihat kearah Ali saat Ali menggenggam pergelangan tangannya erat.
Ali menggeleng "Cukup! Udah cukup kamu jauhin aku. Aku tau aku salah, tapi tolong..maafin aku! Harus gimana lagi biar aku bisa dapetin maaf dari kamu? Harus gimana lagi hah? Aku gak mau kita kayak gini terus, aku gak mau." Ali berucap penuh penekanan, tatapannya sendu, penampilannya bisa dibilang tidak baik-baik saja.
Kantung matanya menghitam, dan suhu tubuhnya agak lebih tinggi. Prilly bisa merasakan hawa panas dari tangan Ali, karena Ali masih terus menggenggam tangannya erat.Tetapi Prilly hanya bergeming, mendengarkan kata demi kata yang Ali ucapkan. Jujur! Prilly juga tidak mau ia dan Ali seperti ini, Prilly khawatir! Dan ingin sekali ia bertanya kondisi pria itu, tapi saat mengingat Ali yang telah merenggut semuanya ia masih tak terima. Apa yang ia jaga selama ini hilang dalam sekejap.
Kini ia dan Ali menjadi asing! Tak bersapa tak berucap kata.
Ah tidak! lebih tepatnya ia yang selalu tak membalas ucapan maupun tindakan dari Ali, ia yang membuat semuanya terasa asing."Sayang," panggil Ali lembut, memegang dagu Prilly, mengarahkan wajah gadis itu agar menatap kearahnya. Prilly menatap Ali sekilas, lalu menundukan kepalanya. Dadanya bergemuruh saat matanya menatap manik mata hitam legam pria itu yang sayu, sungguh! logikanya sangat ingin tak mempedulikan Ali lagi, tetapi hatinya terluka saat melihat tatapan Ali yang sendu.
"Maaf. Maafin aku. Tolong maafin aku!" lagi Ali berucap lembut, menangkup pipi berisi Prilly dengan kedua tangannya. Tetapi Prilly menepisnya dan lebih memilih pergi meninggalkan Ali yang mematung ditempatnya, menatap punggung Prilly yang telah berlalu menghampiri Metta yang ternyata sedari tadi memperhatikan keduanya.
Ali menghela nafas kasar, ia tau Prilly masih butuh waktu. Tapi sampai kapan?
***
."Sini Prill lo ikut gue." ucap Metta menarik tangan Prilly agar mengikuti langkahnya
"Apaan sih Ta, sakit tau jangan tarik-tarik." balas Prilly kesal menyamakan langkahnya dengan langkah cepat Metta
"Udah lo diem aja! Gue tuh greget tau gak sama lo."
Prilly hanya mendengus, memutar bola matanya malas.
."Duduk!" ucap Metta setelah mereka sampai ditempat yang mereka tuju, taman.
"Prill! Dengerin gue, lo harus pikirin baik-baik. Kasian Ali! Lo tau sendiri kan keluarga Ali kayak gimana? Kehidupan Ali kayak gimana? Cuma lo yang Ali punya! Lo bisa bayangin? Betapa terpuruknya Ali karena lo jauhin gini? Dia butuh lo Prill! Ali butuh lo."
"Tapi Ta, gak gampang buat gue lupain kejadian itu."
"Oke oke. Gue tau apa yang lo rasain, gue paham Prill. Tapi lo juga harus inget! Ali ngelakuin itu tanpa sadar. Dan lo juga belum tau kan alasan Ali mabuk waktu itu? Lo tau Ali kan Prill? Ali gak mungkin kayak gitu dengan tanpa alasan! Oke gue ngerti mungkin lo masih sakit hati karena perlakuan Ali sama lo, tapi apa salahnya lo maafin Ali? Lo jangan egois Prill. Ali juga gak salah disini!
Lo selalu bilang lo butuh waktu, tapi sampai kapan Prill? Selama apapun lo jauhin Ali semuanya gak bakal balik lagi kayak semula! Bukan maksud gue ikut campur sama hubungan kalian berdua ya bukan! Gue cuma gak mau lo tersiksa! Gue tau, lo itu sebenernya gak mau kan jauhin Ali kayak gini? Gue tau Prill! Mata lo gak bisa bohong. Tolong pikirin baik-baik semua ucapan gue, gue cuma mau yang terbaik buat lo Prill! Itu aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Denganmu (PENDING)
RomanceHidup bersama dengan keluarga yang selalu diisi dengan pertengkaran membuat seorang laki-laki muda merasa hidupnya tak tenang tapi dia sangat beruntung memiliki kekasih yang mampu menenangkannya dan perempuan itu mampu membuat ia melupakan sejenak k...