CHAPTER 3

174 21 2
                                    

Aku terbangun dengan ponsel yang sedari tadi berbunyi di sebelahku. Aku menghentikan suara itu dan kembali men-charge handphone ku.

Aku melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 7:00am yang artinya aku masih mempunyai banyak waktu untuk bersiap-siap selagi menunggu Harry datang menjemputku.

Aku merapihkan tempat tidurku setelah itu aku bergegas ke WC. Dan saat semuanya selesai aku menuju ke ruang tamu sambil menunggu Harry datang. Aku sedang menonton acara TV favorit ku dan ketika terdengar suara klakson mobil dari depan rumah. Aku tau kalo itu Harry. Jadi aku bergegas dan tak lupa untuk berpamitan kepada Jack lalu akupun langsung menuju ke mobil Harry.

"Udah?" tanya Harry saat aku sudah berada dalam mobil

"Yepp!" ucapku lalu Harry-pun langsung menancap gas mobilnya.

Diperjalanan aku tak pernah berbicara sedikitpun dan begitupun Harry, ia hanya fokus dengan jalanan di depannya dan itu berhasil membuat suasana awkward diantari kamipun terjadi . Aku hanya terus memandang ke luar jendela melihat beberapa kendaraan yang mendahului mobil Harry. Dan Harry hanya terus fokus dengan jalanan di depannya Namun akhirnya Harry mengeluarkan suara

"Jes?" ucap Harry namun teteap fokus ke jalanan didepannya

"Hm?" jawabku hanya ber-khem

"Lo ambil jadwal semester yang paket apa?" Tanya Harry. Aku tau kalau dia hanya ingin menghilangkan keheningan dengan basa-basi

"Paket?"tanyaku bingung. Paket apa maksudnya?

"Iya, paket. Liat deh kertas jadwal lo"ucapnya

"Wait"

"Hm, disini tulisannya paket A. Emang kenapa?" Lanjutku

"Paket A?"gumamnya

"Iya, paket A. Kenapa emang?"tanyaku sambil mengangkat satu alisku

"Nope. Udah sampai!"serunya dan memberhentikan mobil revenge hitamnya di parkiran mobil.

Aku dan Harry turun dari mobil menuju ke kelas. Harry berkata padaku kalau dia ingin bertemu dengan seseorang. Jadi aku berpisah dengannya didepan kelas.

Beruntung dosen kami belum datang. Aku masuk dan aku memutuskan untuk duduk ditempatku yang kamarin walaupun masih banyak tempat yang masih kosong, tapi aku merasa nyaman duduk disini.

Ohya, aku baru ingat. Kemarin Elin menceritakan semuanya padaku. Elin bilang kalo Harry itu anak dari penyandang dana terbesar di kampus ini, jadi dia akan melakukan apapun yang dia mau. Sedangkan ke-empat temannya yang lain juga anak pengusaha tetapi katanya tidak ada yang mengalahkan kekayaan Harry. Jadi, kata Elin Harry adalah ketua dikelompoknya yang orang sebut The Boys.

Ya iyalah, orang memanggilnya dengan sebutan The Boys. Mereka semuakan laki-laki tak mungkin orang memanggilnya The Girls, dasar aneh.

Bel sudah berbunyi, pertanda kelas akan dimulai beberapa menit lagi. Namun, harry belum datang juga. Padahal ke-empat temannya sudah berada dikelas ini dan entah apa yang mereka ceritakan. Oke, lupakan. Aku tak peduli soal Harry dan ke-empat teman bodohnya itu.

Dosen kami akhirnya masuk dan memberikan materi untuk pelajaran hari ini.

***

-Harry pov-

Hari ini aku putuskan untuk membolos. Entah kenapa aku malas untuk belajar Math dan itulah sebebnya aku membolos.

Sekarang aku sedang berada di balkon kampus. Ini tempat favoritku apabila perasaanku sedang tak karuan seperti sekarang ini. Menurutku tempat ini juga sangat berharga bagiku, sangat banyak kenanganku bersamanya ditempat ini. Ugh, aku jadi merindukannya. Sudah hampir 2 tahun kepergiannya dan aku belum bisa melupakannya

Hidden Love /h.s/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang