Tangan Sakura sibuk mencari-cari sesuatu di tasnya. Merasa tak menemukan barang dicari ia mengeluarkan semua isi tasnya dan memeriksa lagi.
Kenapa tidak ada?
Rasanya ia ingin menangis saja. Kemana benda itu? Ia yakin sekali tadi ia memasukkannya ke dalam tas. Apa masih tertinggal di loker sekolah?
Sakura bangkit dari duduknya dan ia berlari keluar kamar dengan tergesa tanpa merapikan kamar yang sudah seperti kapal pecah.
.
.
.Setelah meminta penjaga sekolah dengan susah payah untuk membiarkannya masuk ke dalam, akhirnya Sakura di perbolehkan dengan syarat batas waktu tiga puluh menit saja.
Dalam keremangan cahaya, rambut pink itu berkibar disertai dengan keringat yang muncul pada dahi gadis itu. Sakura merasakan kengerian berada dalam keadaan seperti ini, bibir tipisnya sedikit ia gigit untuk meneguhkan tujuan datangnya ia kesini. Ruang 3-1 berada di depan matanya.
Ia sampai di kelas.
Sakura segera masuk tanpa menutup pintu menuju mejanya. Ia menundukkan badan mengecek loker meja.
Tidak ada juga
Pundaknya menurun lesu. Mencoba untuk positive thinking Sakura memeriksa satu persatu loker meja teman-temannya. Hasilnya pun sama.
Tidak ada.
.
.
.Semua orang mempunyai rahasia. Rahasia-rahasia yang disalurkan setiap orang memiliki cara yang berbeda. Ada yang memendam itu rapat-rapat, melakukan pesan random dengan orang asing lewat internet, atau menuliskannya pada buku khusus – buku diary. Sakura contohnya, setiap rahasia yang ia punya, memiliki garisan-garisan dalam buku bermotif dan berwarna seperti namanya. Dalam beberapa tahun menjalani menulis buku diary ini, baru kali ini ia menyesal membuat jejak rahasia hidupnya dengan tulisan.
Ini semua karena Sasori!
Sakura menggeram kesal. Tangannya mengepal kuat. Jika kakaknya itu tidak bersikap menyebalkan dengan membongkar isi kamarnya, ia tidak akan mungkin membawa buku diary ini ke sekolah.
Sakura mengeluarkan suara rengekan kecil seperti bocah yang hendak menangis. Pikiran buruk melintasi otaknya, bagaimana jika teman kelasnya yang menemukan buku diarynya? Bagaimana jika orang yang menemukan membaca buku diarynya?
Sakura menggelengkan kepala menghapus pikiran-pikiran buruk. Kepalan tangannya menguat hingga jari kukunya mulai menembus kulit membentuk bulan sabit. Ia harus menjadi orang pertama yang tiba di sekolah besok.
.
.
.
"Minna!" Naruto membuka pintu kelas dengan kencang, beberapa orang sampai menoleh dengan kehebohan pria itu dan tak ada yang peduli untuk merespon. Kepala mereka segera teralih dengan kesibukan masing-masing, ini bukan hal yang aneh lagi – setidaknya untuk mereka. Naruto melakukan ini sebagai kegiatan rutin.
Cengiran lebar Naruto terbit, "Ohayou~~"
Pria itu berjalan dengan langkah lebar menuju tempat duduknya. Mata biru itu melebar terkejut menyadari teman yang duduk di depannya sudah tiba.
"Sasuke!" panggil Naruto semangat, lelaki berambut hitam itu melirik tak peduli. Naruto mengambil langkah menaruh tas di meja dan duduk di seberang kiri Sasuke, "Tumben sekali kau datang sepagi ini, kau kan selalu- ITTAIII!!"
Naruto melotot memandang Sasuke yang dengan santai kepalanya berpangku pada tangan sambil membaca buku, sementara disini ia merasakan denyutan sakit di tulang kering akibat tendangan kaki lelaki itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/206742386-288-k566502.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY
FanfictionSakura memiliki diary yang ia simpan rapat-rapat agar tak diketahui orang-orang di sekitarnya. Namun, seseorang membuka diary-nya. Sakura sadar akan hal itu. Karena letak penempatan pembatas bunga yang ia buat berubah. Ini memalukan. Ia harus seg...