Sakura mendongak menatap langit biru yang bersih di pagi ini. Kakinya terus bergerak sebagai tumpuan pendorong ayunan yang sedang ia duduki.
Ia bolos sekolah.
Sering bersama dengan Naruto dan Sasuke membuka pengetahuannya terhadap hal-hal dalam sekolah, seperti 'pintu' masuk sekolah yang lain. Jika tidak lewat 'pintu' itu tidak mungkin penjaga sekolah membiarkannya keluar begitu saja.
Sakura memejamkan mata ketika semilir angin berhembus, rambutnya teralun sedikit. Dia ini berlebihan sekali. Hanya karena Karin menjahilinya saja dia kabur dari sekolah. Sebenarnya bukan masalah jika teman kelasnya tau dia memiliki diary, meskipun memang ada rasa malu sedikit, masalahnya terletak pada Sasuke.
Apa yang dipikirkan pria itu saat berhasil menangkap buku diary-nya dan sampai menatapnya agak lama?
Sepertinya Sasuke akan kembali menjauhinya karena sikap kekanakannya tadi. Apalagi matanya sempat berkaca-kaca.
Sakura menghela napas. Ia memberhentikan gerakan ayunan.
Ia memang menyukai Sasuke. Rasa yang dia beritahu pada Ino telah hilang, sebenarnya masih ada dan buku itu satu-satu yang ia beritahu tentang perasaannya terhadap Sasuke.
Kejahilan Karin terhadapnya membuat rasa awasnya tinggi. Jaga-jaga jika perempuan menyebalkan itu membaca bukunya dan diucapkan dengan keras-keras.
Dasar setan merah, umpat Sakura dalam hati.
Pertama, Sakura tidak tau mengapa Karin selalu bertindak kekanakan dengan memusuhinya. Kedua, Sakura tidak menyukai Karin karena Sasuke juga dekat dengan perempuan itu, tapi ini tidak menjadikkan alasan untuk dirinya bertindak memusuhi dia atau melakukan hal kekanakan seperti yang Karin lakukan padanya.
Sakura tidak ingin mencari musuh. Permusuhan ia akhiri dengan Ino saja. Rasanya lucu sekali bermusuhan karena lelaki yang bahkan belum dimiliki. Rasa tidak suka pasti ada, hanya saja itu bukan hal yang dapat Sakura atur.
Sakura tidak dapat mengatur Karin untuk berjauhan dengan Sasuke karena dirinya hanya sekedar teman pria itu, begitu juga dengan Karin.
Apa perempuan itu kesal karena terkadang dia menegurnya?
Sakura menegur untuk kebaikan gadis itu juga -- walaupun sisi lainnya juga berkata ini adalah kesempatan untuk menjauhkan Karin dari Sasuke -- karena kerisihan nampak di wajah Sasuke.
Bukan Sakura tak pernah melakukan seperti apa yang Karin lakukan itu, tapi dia belajar dari kesalahan. Sasuke menjauhinya dengan sikap yang seperti itu. Maka dari itu, sekarang dia hanya akan menyukai pria itu dalam diam saja.
Sakura kembali menghela napas. Ini melelahkan. Iris hijaunya melihat jam yang melingkar pada tangan kirinya. Ini masih jam delapan pagi.
Bagaimana dia menghabiskan waktu sampai jam lima sore nanti?
Melihat anak kecil yang sedang memakan gulali mengingatkan Sakura tentang jajanan manis yang ia suka.
Dango.
.-.
15.10
Masih ada beberapa jam lagi dan ia tak tahu harus apa. Pilihan pulang langsung ia coret dari list-nya, jelas ibunya akan menasehatinya habis-habisan karena ia membolos hari ini. Pihak sekolah pasti sudah mengabari dan itu menjadikan alasan untuknya mematikan ponselnya.
Sakura yakin ini hari pertama dirinya dapat melakukan to do list terpendamnya dengan lancar. Setelah memakan dango, danau dekat toko itu menjadi pilihannya untuk menikmati udara pagi yang dingin meski hanya sebentar.

KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY
أدب الهواةSakura memiliki diary yang ia simpan rapat-rapat agar tak diketahui orang-orang di sekitarnya. Namun, seseorang membuka diary-nya. Sakura sadar akan hal itu. Karena letak penempatan pembatas bunga yang ia buat berubah. Ini memalukan. Ia harus seg...