3

694 93 2
                                    

Detuk langkah kaki cepat mengiringi Sakura. Bel berbunyi masih dua puluh delapan menit lagi, namun ia tak sabar agar cepat sampai kelasnya.

Tangannya terkepal kuat semakin langkahnya mendekati pintu kelas.

Srek!

Sakura membulat terkejut mendapati pintu bergeser terbuka secara kasar. Kelas masih sepi membuat bunyi pintu yang dibukanya terdengar lebih keras, para penghuni yang telah duduk menatapnya dengan kejengkelan. Ia tak menyangka tenaganya sekuat itu hingga membuka pintu dengan kasar.

Kepala kuning itu tampak mencolok di matanya. Ketika berjalan masuk, dari ekor mata Sakura dapat melihat atensi mereka terhadapnya. Mereka pasti mengingat tentang kejadian kemarin. Menaruh tas di meja, Sakura segera mendekati pria itu.

"Naruto." Panggilnya. "Apa tidak ada yang ingin kau jelaskan padaku?" Matanya berpendar dingin kepada sang sahabat karena perilaku tak sopannya.

Naruto merasakan detak jantungnya berdegup sangat kencang. Ia menyadari bahaya dari suara yang Sakura keluarkan. Naruto bertanya-tanya apa ini tentang hal kemarin? Apa Sakura tau tentang apa yang hendak ia lakukan dengan buku itu?

"Kenapa kau tidak menjawab?" Sakura memberikan ekspresi datar yang menyeramkan.

Naruto berdiri menelan ludah gugup, "U-uh..." Mata pria itu bergerak gelisah, "Aku perlu ke toilet."

Naruto bergerak cepat meninggalkannya, namun Sakura yakin ia dapat menangkap lengan si pirang jika bukan karena Sasuke yang lebih dulu menahan lengannya.

"Ada apa?" Sakura bertanya dengan tak sabar. Jika ini bukan Sasuke, bentakan akan keluar dari mulutnya.

Ini masih pagi, namun kepalanya sudah terasa panas akibat emosi yang terluap. Sasuke memegang tangannya, tapi itu bukan hal spesial yang dapat ia pantas pikirkan sekarang.

"Tidak ada" Sasuke mengendikkan bahu.

Sakura mengerut bingung. Ia menggerakan pergelangan tangan yang di pegang pria itu.

"Sasuke," Sakura menatap pekat hitam mata pria itu. "Lepaskan tanganku" katanya sambil terus berusaha melepas cengkraman.

Mereka saling bertatapan. Sakura dengan pandangan tak mengerti dan kesal, Sasuke yang tanpa ekspresi menahan Sakura. Butuh beberapa detik hingga akhirnya Sakura terlepas. Tangannya memerah.

Sakura menoleh menatap kebingungan pada pria itu sekali lagi sebelum pergi menyusul Naruto yang pasti sudah berjalan jauh. Sial.

.-.-.-.-.-.

Sakura berjalan perlahan melihat Naruto yang duduk bersender di bawah pohon sambil mengibaskan kaus putih yang di pakainya. Sakura mendengus, Ini masih pagi dan dia sudah melepas semua kancing kemeja.

"Naruto" panggilnya.

Pria itu berjengit kaget. Apa semenakutkan itu dirinya? Ia bahkan belum melakukan apapun.

Naruto menoleh kearahnya, irisnya mengikuti dirinya berjalan hingga duduk berhadapan dengan pria itu. Mudah sekali menemukannya, Naruto memang mudah di tebak. Pria itu menghela napas, sadar tak bisa melarikan diri lagi.

"Katakan apa saja yang sudah kau baca." Sakura kembali memasang muka serius yang tak ingin di ganggu.

Naruto menaikkan satu alis, "Apa maksudmu Sakura-chan?"

Sakura memutar mata malas. "Kau mau ku pukul?" Naruto meremang ngeri. "Diary ku, aku tau kau membacanya."

Naruti menggeleng cepat, "Tidak-tidak! Aku tidak membacanya."

DIARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang