Seseorang yang berani membuang satu jam waktunya tidak mengetahui nilai dari kehidupan.
Laura
Hari senin pun tiba kembali, kini laura tengah berada dalam kelasnya sendiri, ia tengah menunggu kedua sahabatnya itu siapa lagi kalau bukan riri dan renata.
Ia melihat jam yang menunjukkan pukul 06:50 dia berpikir sendiri "tumben banget gua jam segini udah ada di sekolah ya?" batinnya bertanya-tanya.
Beberapa menit kemudian orang yang di tunggu tunggu pun datang.
"lah lu udahh datang?" tanya renata bingung
"tumben ra jam segini udah ada di kelas?" tambah riri."hmm emang kenapa sih, jadi gua gk boleh gitu brangkat pagi-pagi" ucap laura sambil memutar matanya malas.
Lalu riri dan renata pun langsung duduk di bangku mereka masing-masing.
"enggk gitu juga ra, kita cuma aneh aja tumben lu udah dateng" ucap riri.
"hmmm" jawab laura malas.
Tak lama setelah mereka mengobrol, rey datang dan langsung duduk di bangkunya.
Laura sedikit melirik rey yang tengah duduk sambil memainkan handphone nya itu, laura sedikit kesal karena dari semalam setelah mereka bertemu di pantai sampai sekarang rey tak pernah bicara satu katapun pada laura.
Setelah itu terdengar gelak tawa dari arah pintu, laura melihat ternya reza dan herry sudah datang dan mereka mengobrol sesekali tertawa, lalu mereka duduk di bangku nya masing-masing.
Seperti biasa jam pelajaran pun akan di mulai semua murid memasuki kelasnya masing-masing.
Laura tampak bosa sedaritadi ia hanya mendengarkan guru yang mengajar di jampertama menerangkan pelajarannya ia ingin keluar dari tadi tapi mau bagai mana lagi ia harus mengikuti jam pelajaran, ia berharap ada jam pelajaran kosong di jam pelajaran selanjutnya jadi ia bebas dari segala kebosanan itu.
Beberapa menit kemudian bel pergantian pelajaran pun berbunyi ia sedikit lega karena bel itu ia terbebas.
Mood nya sedang tidak baik hari ini, entah kenapa ia hanya ingin rebahan di atas kasur empunya itu.
Setelah beberapa jam pelajaran berakhir dan sekarang waktunya untuk istirahat.
'' raa, ke kantin yuk" ajak riri.
Riri dan renata bingung kenapa tiba-tiba laura jadi pendiam sekali biasanya dia yang palingan bawel di antar mereka bertiga.
"yaudah, ayoo" jawab laura setelah beberapa menit hanya terdiam, lalu ia berdiri dari kursinya dan langsung melangkah terlebih dahulu meningkatkan teman-temannya yang terlihat bingung dengan sikapnya hari ini.
Saat tentang berjalan di koridor sekolah ada seorang pria yang menghalangi jalannya lalu pria itu memberikan sekotak coklat pada laura, laura langsung mengankat kepalanya dan melihat siapa yang menghalangi jalannya.
Laura mengangkat sebelah alisnya, bertanda ia tidak mengerti.
"buat lo" kata pria itu sambil menyodorkan sekotak coklat yang ia bawa.
Laura masih memperhatikan pria yang ada di hadapannya ini berani sekali dia memberi coklat padanya, pria yang ada di hadapannya ini lumayan cukup tinggi di bandingkan dengan laura.
"gak makasih" ucap laura sambil memutar bola matanya malas.
"gua suka sama lo" ucap pria itu lagi to the poin.
"apaan sih lu gak jelas" ucap laura malas
"gua. Suka. Sama. Lo" ulang pria itu dengan menekankan tiap kata yang ia ucapkan.
"ihhhh ap an sihh, gua tuh gk kenal sama lu!" kesal laura dan sedikit meninggikan suaranya.
"apa lo__" pria itu ingin bicara kembali tapi kalah cepet dengan laura.
"udah ah gua cape" potong laura kesal sambil berjalan kembali melewati pria tersebut.
Dari tadi riri dan renata hanya jadi penonton percekcokan antara temannya dan pria yang tak mereka kenal juga.
Setelah itu mereka mengikuti laura dari belakang menuju kantin.
Sesampainya di kantin rauk wajah laura masih terlihat kesal, "apan sih tuh cowok gak jelas, sampe bilang suka segala" kesal laura.
"ya mungkin tu cowok memang suka kali sama lu ra" ujar renata.
"iyaa kan lu emang udah biasa kaya gini" sambung riri.
"iyaa gua tau, tapi gua capek ngedenger cowok selalu bilang suka lah ini lah itu lah, trus ngasih ini ngasih itu, gua capee hampir tiap hari pulang skolah slalu aja bawa kaya gitu! Emang harus ya gua nerima mereka semuanya gitu!?" ucap laura marah.
Kedua temannya hanya bisa diam sambil menunduk, mereka belum pernah melihat laura seperti ini.
" yaudah ra lu ikutin aja apa kata hati lu" ucap riri setelah beberapa menit mereka hanya diam saja.
"gua pengen hidup tenang" kata laura pelan sambil menundukan wajahnya.
"yaudah mending lu sekarang tenangin diri dulu ya" ucap renata sambil mengusap punggung tangan laura.
Yang langsung di angguki oleh laura.
"tapi guaa......"Author amatir🔥
#typo abaikan
#follow
#vote&coment
KAMU SEDANG MEMBACA
A Thousand Secrets [REVISI]
Teen Fiction"Siappun bisa jadi apapun" Gadis pecicilan itu juga ternyata punya kisah hidup yang tidak baik, Tapi dia pandai menyembunyikannya dengan sangat amat baik. Sejujurnya yang dia butuhkan hanyalah rumah, rumah tempat dia pulang tempat pemberi cinta dan...