Jiyeon masih setia memandangi Myungsoo yang masih terlelap dalam tidurnya Jiyeon sendiri tidak tau sejak kapan pria itu tidur disisi ranjangnya dengan tangan digunakannya sebagai bantal.
"kenapa kau tak mengingatku?" ada raut kesedihan dalam matanya. Jiyeon sedikit menyentuh pipi pria yang masih enggan membuka matanya.
"apa kau marah padaku Myung? maafkan aku kalau aku berbuat salah padamu" Jiyeon perlahan mengelus pipi Myungsoo.
Myungsoo sebenarnya tidak benar-benar tertidur dirinya menikmati setiap sentuhan Jiyeon pada pipinya tangan hangat Jiyeon membuatnya terasa nyaman. ingin sekali Myungsoo membuka matanya melihat wajah manis gadis yang sudah membuatnya tak bisa tertidur karna mamikirkannya. namun saat Jiyeon mengatakan kalau dirinya tak ingat padanya membuat dirinya enggan membuka matanya sampai gadis itu menyelesaikan apa yang ingin dicurahkannya. sebenarnya Myungsoo juga penasaran kenapa akhir-akhir kilatan momen antara dirinya dengan Jiyeon muncul.
"kenapa kau pergi disaat aku membutuhkanmu, sebenarnya apa yang terjadi padamu kenapa kau tak datang saat aku menunggumu ditaman tempat kita berjanji untuk bertemu"
Myungsoo selalu berfikiran kalau Jiyeon adalah gadis masa lalunya tapi saat dirinya mencoba mengingat itu hanya rasa sakit yang ia rasakan dikepalanya setiap mencoba mengingat kenangannya dulu.
Myungsoo pun membuka matanya dan itu membuat Jiyeon kaget dengan menjauhkan tangannya dari pipi Myungsoo.
"maaf aku ketiduran, apa sekarang kau sudah lebih baik?" tanya Myungsoo mengabaikan dirinya yang ingin bertanya lebih tentang apa yang Jiyeon ucapkan tadi.
"a-aku sudah lebih baik" jawab Jiyeon gugup. tepat setelahnya suster masuk membawa nampan berisi sarapan untuknya beserta obat yang harus Jiyeon minum pagi ini.
"nona Jiyeon ini sarapanmu dan jangan lupa untuk meminum obatmu"
"terimakasih suster" suster itu tersenyum.
"semalaman Tuan Myungsoo menjaga anda nona, padahal jam sudah menunjukan pukul satu malam tapi Tuan Myungsoo memintaku untuk bergantian menjagamu" jelas sang suster dengan Myungsoo yang sedang berada dalam kamar mandi untuk mencuci mukanya.
"benarkah?" tanya Jiyeon tak percaya.
"aku tak bohong nona" tepat setelah itu Myungsoo keluar dari dalam kamar mandi. suster itu pun pergi karna tugasnya sudah selesai.
"apa perlu aku suapin?" tanya Myungsoo yang melihat Jiyeon hanya memandangi sarapannya.
"aku tak suka makanan rumah sakit" jawab Jiyeon dengan cemberut lucu.
"kenapa, makanan rumah sakit tak terlalu buruk menurutku"
"kau saja yang makan kalau begitu, aku tak mau"
"lalu apa yang ingin kau makan hmm?"
"aku ingin ramyeon" jawab Jiyeon tersenyum cerah.
Tukk!
Aww!
"kenapa kau memukulku?" kesal Jiyeon karna Myungsoo memukul dahinya dengan menggunakan sendok.
"ini masih pagi dan kau meminta ramyeon sebagai sarapanmu. kau mau perutmu sakit huh?"
"tapi kau tak perlu memukulku seperti tadi" rengut Jiyeon. membuat Myungsoo merasa bersalah pada gadis itu.
"maaf aku tak bermaksud memukulmu" sesal Myungsoo dengan mengusap pelan dahi Jiyeon. Jiyeon pun memakan sarapannya meski dirinya tak suka karna hanya rasa hambar yang lidahnya rasakan saat lidahnya mengecap makanan yang masuk kemulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY - [Myungyeon]
Fanfictiontentang Jiyeon dan misi hidupnya untuk mengumpulkan uang sebanyak mungkin bagaimanapun caranya asal tidak menjual diri. "Bagaimana dengan bayaran yang akan saya dapat?" "tunggu! pria ini Kim Myungsoo kan?" "kau ragu?" "tidak. Baiklah siapapun dia...