10.

2.6K 180 11
                                    

'Aku merindukanmu'

















Sasuke terus menggenggam tangan gadis pirang di sebelahnya, naruto.

Naruto sudah di pindahkan ke ruangan yang lebih bersih. Tanpa aroma darah yang akan menusuk indra penciuman siapapun. Sasuke terus menggenggam tangan naruto, seolah sedang menyalurkan semangat kepadanya, menyalurkan semua rasa rindunya kepada gadis pirang ini.

Hatinya berdenyut perih kala mengingat semua hal yang terjadi pada naruto tempo hari. Namun apa daya, takdirnya memang seperti ini, dan sasuke tak bisa mengubah takdir yang tuhan buat, dia hanya bisa mengikuti alur tersebut.

Tak ada yang perlu di sesali untuk sekarang, karena apapun yang terjadi, sasuke hanya perlu memikirkan masa depannya bersama naruto dan menma (nama anak dari sasunaru di masa depan). Dia juga yakin bahwa itachi pasti akan tenang dan bahkan sangat senang di sana.

Karena walaupun dia (itachi) tak bisa bersama dengan orang yang -dulu- dicintainya, tapi jantungnya sekarang berada di dalam orang itu. Dan secara tidak langsung itu berarti itachi akan selalu berada bersama naruto.

"Naru... buka matamu... aku rindu dengan mata indahmu itu..." kata sasuke lirih. Matanya mulai berkaca kaca. Dia tak bisa menahan rasa sakit ini.

"Maafkan aku... aku gagal... aku gagal melindungimu... aku berjanji setelah ini aku akan menjaga dan melindungimu..." tangan sasuke membelai wajah yang terlihat sangat pucat itu.

"Maaf... maafkan aku!!" Katanya sambil mengusap air matanya yang mengalir di pipinya itu, dia menutup mulutnya. Menahan segala isakan yang akan keluar dari mulutnya.

"Tak apa kau mengatakan aku cengeng atau apalah itu, tapi aku sangat takut kehilanganmu. Cukup hanya kehilangan itachi." Sasuke berusaha memeluk tubuh lemas itu.

"Aku mohon, cepatlah sadar... disini ada kaasan dan tousan yang menyayangimu, mereka juga menginginkan kau sadar dari tidurmu ini..."

Sasuke kembali menggenggam tangan naruto dengan sedikit lebih erat, berharap setelah ini putri tidurnya ini mau bangun dan kembali ke sisinya. Dia tak bisa membayangkan bagaimana jika naruto lebih memilih ke sisi itachi dan meninggalkannya.

Cinta benar benar membutakan semuanya. Seperti dirinya dan juga aniki-nya, itachi. Mereka sama sama berpikir kalau naruto adalah separuh dari semangat hidupnya.

Apa rasanya hidup tanpa naruto di sisinya? Mungkin rasanya akan sangat hampa dan hidupnya akan terasa sangat percuma.










Minato dan kushina masuk ke dalam ruang inap naruto. Sama seperti sasuke, mereka menyalurkan semua rasa kasih sayang yang dulu mereka berikan ke orang lain. Kasih sayang yang tak pernah naruto dapatkan.

Mereka membelai rambut pirang naruto, berharap balaiannya itu dapat membuat naruto terbangun dari tidurnya. Terbangun dari mimpinya itu.

"Apa mimpimu sangat indah, naru? Kau tak ingin bertemu dengan kami? Kami kaasan dan tousan-mu..." kushina tak bisa membendung seluruh air matanya itu. Dia mulai menangis... mengeluarkan seluruh air matanya.

"Naru... kami rindu denganmu... kami minta maaf... jangan tinggalkan kami... bangun nak..." sama seperti kushina, minato juga tak bisa memebendung air matanya.

Mereka masih duduk di sebelah naruto... berharap jika naruto bangun, merekalah yang pertama kali naruto lihat.






Beberapa menit setelah itu, jari naruto sedikit bergerak, menandakan dia akan terbangun dari tidur panjangnya itu dan membuka matanya yang sangat indah itu.

Mata itu terbuka pelan, menatap sekelilingnya. Mencari keberadaan siapapun.

"Namikaze-san...?" Kata naruto sedikit serak...

"N... naru? Kau... kau sudah sadar nak?!" Kushina langsung memeluk anaknya itu. Menyalurkan semua rasa rindu padanya.

"Apa yang terjadi?" Tanya naruto dengan suara pelan.

"Kami orang tuamu, naru... aku kaasan-mu... hiks.." setelah pengakuan itu, naruto membalas pelukan kushina dengan erat, seolah tak ingin melepaskan tubuh yang memancarkan aura kasih sayang...

"Hiks... kenapa... kenapa kaasan tak mencariku... aku lelah... aku lelah di siksa terus oleh kaasan mebuki..." kata naruto terbata bata...

"Kaasan mencarimu... tousan juga... tapi kami tak bisa menemukanmu... ketika kami mendapat kabar kau di amerika, kau sudah di rumah sakit..." kata kushina menjelaskan.












Beberapa hari setelah itu, naruto masih berada di rumah sakit, namun dia sudah diperbolehkan untuk berjalan jalan keluar ruangannya, namun masih menggunakan kursi roda.

Saat itu, sasuke juga berkunjung menemui naruto, setelah naruto sadar dari tidur panjangnya, sasuke harus mengurus itachi, jadi tak sempat untuk menemui naruto.

"Naru..." gumamnya saat melihat gadis berambut pirang itu.

"Naru!!! Aku... aku senang kau sudah sadar... aku merindukanmu, naru... jangan pergi... jangan pergi lagi..." sasuke memeluk naruto...

Namun saat melihat ke arah wajah naruto, dia hanya menatap langit dengan tatapan kosong...













































































"Pergi!" Kata naruto agak membentak....




















































Hai gusyyy... red balik lagi... udh lumayan panjang kan ceritanya? Jadi jangan komen 'kok pendek?' Red pikir kalian gak suka ama cerita red:(

Udh ya segitu dulu cerita yang red bikin, jangan lupa untuk vote... biar vote-nya cepet mencapai 1k...

Jaanee~~~

Kehidupan Yang Tertukar...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang