Book 1 - AKRASIA (Who Are You )
Book 2 - AKRASIA (The Ghostwriter)
"Jeon Jungkook dan Kim Taehyung harus memecahkan misteri pembunuhan lainnya. Well, manusia itu, dibunuh atau membunuh."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Park Hwang Hee adalah ayah dokter Jimin yang mati karena dibunuh? Dia mati sebelum bukunya selesai ditulis? Pertanyaan itu adalah buah dari dua pernyataan dokter Jimin yang sama sekali tidak pernah terlintas dalam pikiranku. Oke, aku tahu dia sudah meninggal tiga tahun yang lalu, dan tunggu, di buku itu tertulis bahwa buku ini terbit pada bulan September, dan dokter Jimin bilang ayahnya meninggal pada bulan Mei. Hanya selisih tiga bulan dari kematiannya, tapi bisa saja kan dia sudah menyelesaikan bukunya dan menyerahkannya kepada penerbit, kemudian buku itu baru terbit tiga bulan setelah kematiannya?
“Apa kau yakin dengan apa yang kau katakan, dokter?” Taehyung bertanya pada dokter Jimin, tapi mata dan jari-jarinya sibuk dengan ponsel di tangannya. Kuduga dia sedang memberikan tugas pada relasi-relasi rahasia dan tak terduganya. Taehyung selalu bertindak cepat dan dia selalu tidak sabaran, jadi aku yakin dia telah menerima informasi yang diberikan oleh dokter Jimin lalu mengolahnya dalam otak jeniusnya dan tentu saja dia akan memanfaatkan sumber informasi rahasianya untuk memvalidkan data. Huft~ memikirkan cara kerja otaknya saja sudah membuatku lelah.
Dokter Jimin hanya mengedikkan bahunya, lalu dia mulai bernostalgia dengan kenangan bersama ayahnya. “Waktu itu ayahku adalah seorang reporter yang cukup mengundang kontroversi, kau tahu, dia tipe reporter yang ngotot dan tak kenal takut. Dia banyak dibenci oleh orang-orang tinggi karena keikutcampurannya dalam hal-hal yang seharusnya tidak boleh diketahui oleh publik. Tapi, beberapa tahun belakangan, aku dapat merasakan dia tidak seperti itu lagi. Dia sudah tidak aktif lagi dalam mencari berita, terutama berita yang panas, aku tidak tahu kenapa, tapi kupikir itu pasti ada hubungannya dengan orang-orang yang membencinya.”
Dokter Jimin berhenti sebentar, kemudian melanjutkan, “Kami memang tidak terlalu dekat, dia terlalu terobsesi dengan pekerjaannya, kau tahu. Tapi, tetap saja dia selalu memberi tahuku apa rencana-rencananya, meskipun, yah, tidak secara gamblang. Di awal tahun itu, dia memberitahuku bahwa dia sudah lelah untuk mencari berita, dia bilang ingin mencoba sesuatu yang baru, seperti menulis sebuah buku misalnya. Waktu itu aku tidak tahu jenis buku apa yang akan dia tulis, tapi aku bilang aku akan mendukungnya. Dan, ya, beberapa bulan kemudian kami menemukannya tewas.” Dokter Jimin berhenti, lalu mengamati kami.
“Bagaimana dia bisa tewas?” tanyaku. Sejujurnya, itu adalah salah satu pertanyaan yang dari tadi ingin kutanyakan.
“Serangan jantung.” bukan dokter Jimin yang menjawabnya, tapi Taehyung. Oh well Taehyung, kau memang selalu lebih dulu tahu, aku tahu itu.
“Informanmu cepat juga, ya?” dokter Jimin tersenyum, atau mungkin saat ini dia sedang menyeringai? Aku tidak yakin.