[ 21 ]

272 23 0
                                    


Hana benci hujan, tapi hujan selalu turun saat hana benar benar membencinya.

Begitu pula dengan hidup.

Hana benci rasa sepi, tapi kesepepian itu selalu hadir saat hana membutuhkan sebuah kekuatan.

Dan hana benci hidup, tapi hidup selalu berlaku tidak adil hingga hana semakin membencinya..

____________






Mata gadis itu perlahan, sangat berat..dan pening.

Begitulah yg hana rasakan saat ingin membuka matanya, tapi gadis itu terus berusaha sambil terus berharap semuanya hanya mimpi buruk dan begitu terbangun ada sejun disampingnya sedang tersenyum manis menunggunya bangun.

Harapnya---



Tapi sayang realita selalu tak sesuai dengan harapannya.

Matanya terbuka sepenuhnya, dan kesadarannya perlahan kembali meskipun sedikit pening.

"Sejun?" dan pandangan pertamanya langsung tertuju pada pria itu.

Pria yg kini tengah duduk disebuah sofa coklat dengan dua orang disampingnya..tanpa ada sedikitpun luka ditubuhnya.

"Sejun--akhh!!" teriak hana yg tak sadar jika sekarang dia sedang duduk disebuah kursi dengan ikatan ditangan dan kakinya.

Hana memandang sejun yg tengah duduk dengan wajah pucatnya. Hana tidak mengerti..

Lidahnya kelu ingin berucap, dadanya sesak seolah ia sedang ditikam belati  beribu kali tanpa ada satupun yg mau menolong. Hana ingin lari dari keadaan..











Hana benci keadaannya yg seperti ini..

"Sejun..apa maksudnya?"

Pria itu tersenyum kecut, "maaf.."

"Nggak! Kamu harus jelasin dulu maksudnya semua ini?! Sejun kamu jelasin dulu!!" teriak hana mencoba lepas.

"Sana!" tihta seorang perempuan yg hana baru sadar mengenalnya..dia, Hwang Yeji.

Dengan pria disampingnya, Kim jongdae.

______________









Tak butuh waktu lama untuk hana menyadari situasi. Kini gadis itu sudah menangkap kesimpulan..saat ini ia telah dijebak.

Ya, dijebak oleh sejun, dan dua orang disampingnya itu..

Hana tak ingin mempercayai apa yg dilihatnya, hana ingin percaya pada sejun, tapi melihat tatapan sejun yg seperti itu, dan sikap diamnya itu membuat hana ragu.



















Apa sejun memang selicik ini? Apa ini sudah rencanakan sejak lama? Apa sikap manis sejun selama ini hanya untuk memperhalus perannya?..














Hana ingin lari rasanya--

It's Mine | Sejun [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang