"selamat pagi matahari"
Menggelengkan kepalanya, menatap kehadiran minkyu yang berada disebelahnya. Tumben sekali minkyu telat seperti dirinya, "kyu tumben sekali berangkat jam segini?"
"hyeongjun juga, biasanya berangkat pagi?"
Mengerucutkan bibirnya, "ditanya kok tanya balik?" ucap hyeongjun yang justru membuat pria bermarga Kim tersenyum sendiri
"biasa nya kalau samaan itu jodoh" jawab minkyu
Hyeongjun sabar, ia mengerti minkyu tipe orang yang sangat suka bermain-main dengan ucapannya "kyu gue tanya apa, jawabnya engga nyambung"
"ya disambung biar kaya hubungan kita, ada kepastiannya"
"kyu!!!" hyeongjun jengah, ini kenapa minkyu tiba-tiba membahas hal seperti ini lagi. Apa minkyu sedang ada masalah? mengapa menyebalkan sekali
"iya iya, tadi gue hampir telat ban motor gue kempes. Lo sendiri, hampir telat kenapa?" minkyu balik bertanya, ia menatap hyeongjun yang justru terlihat murung
"ada masalah" jawab hyeongjun
"emmm matahari nya minkyu lagi sedih?"
Hyeongjun tersenyum pelan, ia menatap sekilas minkyu "kyu"
"iya sayang" jawab minkyu, tetap dengan senyum menyebalkan bagi hyeongjun
"kyu!!"
"iya hyeongjun"
Menghela nafasnya, menjitak jidat minkyu "sekali lagi bicara sayang, gue ngambek"
"jangan dong nanti yang kasih semangat gue siapa?"
Hyeongjun tidak begitu mempedulikan minkyu, ia lebih memilih berjalan menuju kelasnya meninggalkan minkyu yang masih terdiam seperti orang bodoh
"masa bodoh gue engga peduli" meninggalkan minkyu, hyeongjun hari ini sangat lelah. Padahal masih pagi namun entah mengapa mood nya sedang dalam keadaan buruk
Berjalan menuju koridor, biasanya hyeongjun akan masuk kelas dan memilih membaca buku menunggu bell masuk berbunyi namun hari ini ia lebih memilih berjalan-jalan keliling sekolah
Padahal ia tau bell masuk sebentar lagi, bolos sekali tidak apa-apa kan? Ia belum pernah bolos sama sekali
-----
Jungmo lelah sangat lelah, keluarga nya benar-benar memberi beban yang tidak main-main. Bagaimana tidak, di seusianya yang seharusnya menikmati kebahagiaan namun tidak dengan jungmo.
Melemparkan tab nya, ia merutuki mengapa ia tidak bisa menolak kemauan kelaurganya terlebih ayahnya yang selalu memaksa banyak hal
"sialan, mereka benar-benar"
"dia pikir dia siapa? tapi dia orang yang ngelahirin gue? ahh sial kenapa engga bikin anak lagi aja? biar semua beban jangan diprasahin ke gue semua?"
Memejamkan matanya, semalam ia baru saja berantam hebat dengan ayahnya hanya karena garis keturunan
Membiarkan semua harta keluarga baik perusahaan maupun yang lain, dipasrahkan oleh dirnya yang masih berstatus SMA itupun masih kelas 10. Bagaimana bisa mereka segila itu??