❤❤❤
Zara
Taman ini menjadi saksi Aku dan dia menebar tawa, sampai hari ini kakiku selalu menapak pada rumput yang basah karena hujan. Rasa dingin menyambut kaki telanjangku, kaki ini seperti membeku oleh suhu. Danau taman yang tenang selalu membuatku yakin bahwa dia akan kembali, di sini, menyampaikan rindu itu. Tapi, ketenangan ini membuat jiwaku terguncang akan kepergiannya. Di mana kamu? Aku merindukanmu.
Penantianku seperti sia-sia, sore hari yang tak berujung menghilangkan rindu. Langit menyuruhku pulang, memberi tanda bahwa hari mulai gelap. Kakiku melangkah meninggalkan danau taman, namun mataku menangkap sosok laki-laki di seberang langkahku.
Minggu terakhir ini, Aku sering melihatnya berdiri di sana. Entah apa yang sedang dia lakukan, tapi Aku merasa dia seperti memperhatikanku setiap kali Aku membelakanginya. Saat pertama kali melihat sosoknya, Aku mengira dia adalah dia yang Kutunggu. Tapi bukan, dia adalah orang yang Aku tidak kenal.
❤❤❤
Aku memasuki pekarangan rumahku, mengusap-usap lenganku yang terbalut jaket. Menemaniku untuk menghangatkan diri, karena itu cukup membantu suhu tubuhku.
"Kakak," panggilan itu membuatku tersenyum.
"Ada apa?" tanyaku yang sudah menekukkan lutut untuk mensetarakan tinggi badannya.
"Kakak dari mana saja, kenapa setiap sore Kakak menghilang?"
"Oh ayolah Nial, Kakak tidak benar-benar menghilang bukan? Kakak baru pulang kerja, apa itu disebut menghilang?" ujarku terkekeh geli pada keponakanku Danial atau sering disapa Nial.
"Yasudah sekarang Kakak bantu aku untuk mengerjakan tugas sekolah yang diberikan Bu Guru," jelas Nial.
"Tidak mau," tolakku menggoda keponakanku itu.
"Oh ayolah Bu Dokter ... Bu Dokter terlihat baik jika sedang bersama pasien, tapi sangat menyebalkan jika di rumah...," rajuknya membuatku terkekeh menggelengkan kepala.
"Karena kau juga menyebalkan."
"Apa? Aku tidak. Ayolah bantu aku, Ibu bilang Kakak pasti membantuku...," pintanya lagi dengan tatapan memohon.
"Baiklah-baiklah keponakan Kakak tersayang, tapi nanti yah Kakak harus ke kamar untuk membersihkan diri."
"Siap, aku tunggu di kamarku yah Bu Dokter...," Aku mengangkat tanganku, membentuk huruf 'O' dengan ibu jari dan telunjukku.
Aku melangkah menuju kamarku, langkahku terhenti dengan suara yang memanggil namaku. "Zara."
"Iya Kak?"
"Dari mana saja?" Aku hanya menggeleng menundukkan kepala.
"Jangan terlalu sering ke taman itu, apalagi sampai sore begini...," Aku hanya diam menunduk, kembali melanjutkan langkahku yang tertunda.
Setelah badanku merasa segar kembali, Aku segera pergi menuju kamar Nial.
"Nial," panggilku mencari Nial yang tidak terlihat batang hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZARA #ODOCTheWWG
RomanceCOMPLETED Dua bab terakhir dan epilog, diunpub Atas dasar apa Kamu mencintaiku? ZARA ----- Matteo menutup rapat pintu hatinya untuk semua perempuan. Namun pertemuannya dengan Zara mengubah persepsinya tentang cinta. Rasa ketertarikan membuatnya ingi...