❤❤❤
Adele berjalan menuju kamar Zara, mendorong pelan pintu dan menyembulkan kepalanya.
"Zara," panggilnya.
"Iya Kak, masuk aja!" ujar Zara yang sedang menatap diri dari pantulan cermin di depannya.
Adele yang melihatnya tersenyum, "Udah siap?" tanya Adele yang duduk di tepi tempat tidur Zara.
"Bentar lagi Kak," jawabnya yang masih merapikan rambut curly-nya.
"Kemarin malas-malasan gak mau pergi ke sana, sekarang semangat banget. Mau sembuh karena Matteo yah?" tanya Adele sedikit meledek.
Zara menghentikan aktivitasnya saat mendengar Adele sedang meledeknya, "Ih, Kak Adel. Apaan sih, enggak juga. Sembuh buat diri aku sendiri, bukan orang lain."
Zara menunduk memikirkan sesuatu, "Kak," panggilnya.
"Iya, kenapa?" jawab Adele bertanya.
"Kalau nanti aku sembuh, terus terima Matteo ... emangnya keluarga dia akan menerimaku?" tanya Zara ragu.
"Maksudnya?" tanya Adele yang tidak mengerti.
"Aku, kan ... seorang janda," ujar Zara lirih.
"Adikku tercinta, Zara. Memangnya apa yang salah dengan status janda? Matteo sudah tau, kan? Apa dia mempermasalahkan itu semua?" jawab Adele kembali mempertanyakan ucapan Zara.
Zara menggeleng lemah, "Tidak, Matteo tidak mempermasalahkan itu."
"Nah, kan. Jadi tidak boleh negatif bagaimana reaksi keluarga Matteo, dia akan ada di sampingmu saat semua keluarganya mempertanyakan dirimu, oke ...," ujar Adele memberi ketenangan hati pada Zara, agar dia tidak perlu memikirkan hal itu.
"Lagian, kau ini janda rasa perawan, kan?" ujar Adele terkekeh.
"Kakak," rajuk Zara malu.
"Zara, aku tau Arvin belum menyentuhmu. Maksudku, belum---"
"Kak Adel, jangan katakan apa pun lagi. Kenapa membahas itu, ihss," ujar Zara dengan kesal.
Adele terkekeh geli melihat wajah Zara yang sedang menahan malu, "Oke, aku minta maaf."
"Sangat disayangkan, adikku Arvin memang kurang gerak cepat ...," ujar Adele yang tetap meledek Zara.
"Kak, sudah!" ujar Zara merengek pada Adele.
Adele tersenyum tipis, matanya mulai berkaca-kaca mengingat Arvin. "Tapi, dia adalah adik yang terbaik."
"Aku tidak?" tanya Zara dengan senyum jailnya.
"Kau belum jadi yang terbaik," ujar Adele dengan menjulurkan lidahnya, membuat Zara berdecak kesal.
Zara tersenyum tipis, Ia mengangguk pelan. "Dia memang yang terbaik." Batin Zara.
Hari ini adalah hari pertama untuk Zara melakukan pengobatan traumanya, tidak melakukan tes apa pun. Hanya saja biasanya di hari pertama pengobatan pada psikiater adalah sesi pertanyaan dan jawaban, jadi Zara hanya berkonsultasi pada dokter psikiater.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZARA #ODOCTheWWG
RomanceCOMPLETED Dua bab terakhir dan epilog, diunpub Atas dasar apa Kamu mencintaiku? ZARA ----- Matteo menutup rapat pintu hatinya untuk semua perempuan. Namun pertemuannya dengan Zara mengubah persepsinya tentang cinta. Rasa ketertarikan membuatnya ingi...