27. Bertemu masa lalu

198 14 15
                                    

❤❤❤

Beberapa kali Matteo berdecak kesal, Ia ingin menghubungi seseorang tapi ragu. Lagi-lagi ibu jarinya Ia pelesetkan agar tidak menekan tombol telepon di layar ponselnya.

Lalu pada akhirnya, Matteo menekan tombol telepon pada keyboard nomor yang sudah diketik sebelumnya.

Tut tut tut

Suara sambungan dari telepon terdengar, menandakan bahwa nomor itu sedang aktif.

"Halo?" Suara seorang wanita di seberang sana membuat Matteo tetap diam tanpa menjawab.

"Halo," jawab Matteo dari diamnya.

"Maaf, ini dengan siapa?"

Matteo menghela napas pelan, "Matteo," jawabnya.

"M-Matteo, sudah Ibu duga, kau akan menelponku."

"Anda menunggu telepon dariku? Untuk apa? Sedangkan Anda pergi begitu saja kemarin," ujar Matteo sinis.

"Maafkan Ibu Matteo, tentu kau tau Ibu berada di sana tidak sendiri. Jadi, Ibu tidak bisa berlama-lama denganmu. Dan seseorang memperhatikan kita, jadi ... maafkan Ibu atas kejadian kemarin."

Matteo mendengus, "Aku ingin bertemu, aku---"

"Datanglah ke kantor Ibu, dikartu namaku ada alamatnya," jawabnya memberitahu.

"Oke."

"Kau bisa datang hari ini, atau pun detik ini."

"Jika di luar saja, pertemuan kita ada yang mengawasi. Lalu, bagaimana aku bisa menemuimu di kantor?" tanya Matteo.

"Ibu sudah mengaturnya, datanglah!"

"Oke."

Saat Matteo akan mematikan sambungan teleponnya, suara Ajeng di seberang sana kembali terdengar.

"Matteo." Matteo mejawab dengan dehemannya.

"Hati-hati, Nak." Matteo yang mendengarnya diam-diam tersenyum tipis, Ia baru merasakan rasanya diperhatikan oleh seorang ibu. Tanpa menjawab, Matteo segera memutuskan sambungan teleponnya.

❤❤❤

Matteo sudah duduk berhadapan di depan ibunya, Ia duduk tegap di kursi yang berseberangan dengan kursi ibunya, meja kerja Ajeng ada sebagai penghalang mereka.

"Matteo."

"Aku tidak ingin berbasa-basi lagi, bagaimana dengan permohonanku kemarin? Apa jawaban sebenarnya? Kuharap dengan kau memberi kesempatan aku untuk menemuimu lagi, itu adalah jawaban persetujuan darimu," jelas Matteo panjang lebar.

"Apa kau tidak bisa memanggilku Ibu, sekali saja!" pinta Ajeng dengan mata sendunya.

Tujuan Matteo tidak ingin berbasa-basi adalah Ia tidak ingin luluh pada tatapan sendu dari ibunya.

"Kau ingin aku memanggilmu Ibu?" tanya Matteo memastikan.

Ajeng mengangguk pelan, "Iya."

ZARA #ODOCTheWWGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang