Share With Me

744 115 96
                                    

Storyline : Rina Austen
Genre : Romance, AU,Fluff,Hurt-comfort.
Rated : NC17
Length : Chapter.

Disclaimer :
Semua cast disini adalah milik Tuhan YME, saya hanya meminjamkan, serta inti dari alur cerita ini kemungkinan memiliki kesamaan akan tetapi mempunyai perbedaan dalam pengemasannya.

A/N:
MOHON DENGAN KEBIJAKSANAAN TOLONG DIPERHATIKAN RATED, ALUR ,CAST VISUAL DAN SEGALA YANG BERKAITAN DENGAN FIKSI INI. JIKA TIDAK SESUAI DGN SELERA KALIAN DILEWATKAN SAJA.

MOHON DIBEDAKAN INI HANYA FIKSI MILIK AUTHOR BUKAN DUNIA REAL IDOLA KALIAN.





Setelah pulang makan siang laki-laki Jung lebih banyak berdiam diri memikirkan bagaimana bisa dia bisa bertemu Jiyeon di New York, padahal setahu Jaehyun keluarganya Jiyeon tidak memperboleh perempuan bersurai coklat itu berpendidikan tinggi apalagi sampai pergi ke luar negeri.

Flashback

"Park Jiyeon, sudah aku bilang jangan banyak bertingkah, turuti perintah gurumu dan peraturan yang ada atau kau mau aku menyuruh kepala sekolah mengeluarkanmu dan langsung menikah, sudah bagus aku menuruti untuk melanjutkan sekolah jadi aku tidak mau dengar hal ini lagi," ucap laki-laki paruh baya.

"Ampun haraboeji aku tidak akan melakukan hal itu," ucap Jiyeon sambil menunduk memegang tangan pria yang menjadi walinya setelah ayahnya meninggal

Dan Jaehyun secara tidak sengaja menjadi saksi pembicaraan antara kakek dan cucu.

Flashback end.

Jika bukti kenangan di masa lalu benar maka Jaehyun memiliki 1 pembenaran yaitu kakek nenek perempuan yang dia amati melalui kaca coffe shop itu telah tiada, maka Jiyeon bebas melakukan apapun.

Pikiran yang menggelanyar tentang perempuan Park harus terhenti karena tepukan bahu dari Samantha yang memulai shiftnya tadi siang meminta laki-laki Jung membuatkan  pesanan caffe latte frappe ukuran kecil.
Setelah membuatkan pesanan Jaehyun mencuci peralatan yang telah dipakai dan ketika itu laki-laki bertindik tersebut disikut lengannya oleh Johnny.

"Daritadi aku lihat melamun dan sambil melihat perempun itu, apa jangan-jangan kau menaruh curiga lalu ingin menyelidikinya secara khusus," ucap Johnny dengan telapak tangan disamping mulut berbicara dengan sangat pelan kemudian terkekeh.

"Mwo iam not gonna use it for this simple situation," ucap Jaehyun berbisik setelah itu meninggalkan laki-laki Suh di dekat bak cuci piring.

Johnny ada-ada saja untuk apa menggunakannya Jaehyun bisa berdialog langsung dengan Jiyeon nanti setelah jam kerjanya usai dan berharap si perempuan Park pun juga sudah selesai dengan tugasnya di restoran yang berada di seberang coffe shop.  Pucuk dicinta ulam pun tiba masa yang ditunggu-tunggu oleh Jaehyun pun datang. Perempuan Park tampak telah tidak mengenakan seragam kerjanya lalu keluar restoran dengan mengenakan kaos ungu, celana diatas lutut 3 cm, sneakers serta kemeja diikat dipinggang ramping lalu dengan topi dikepala.

"Hai," ucap Jaehyun yang menyapanya terlebih dahulu.

"Kau berbicara denganku, ya?" Tanya Jiyeon sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya dengan siapa lagi, oh iya tadi Johnny sempat berkata kau adalah tetangga baruku, apa benar begitu?" Tanya Jaehyun sambil mengantongi tangannya di saku celana.

"Iya, lalu apakah kau masih merasa terganggu dengan kehadiranku yang tinggal 1 lantai bersamamu?" Tanya Jiyeon dengan nada menyindir mengungkit masa lalu.

"Wah jinja Park Jiyeon," ucap Jaehyun yang menyusul perempuan dengan potongan rambut bob.

"Kenapa ada yang salah dengan ucapanku his royal highness prince Jung?" Tanya Jiyeon yang matanya mengarah tepat ke obsidian Jaehyun.

Berani, itu adalah 1 kata yang tersirat dalam pikiran Jaehyun untuk Jiyeon. Sikap itu memang tidak pernah berubah semenjak berada di bangku sekolah.

Jaehyun mengukirkan senyuman diwajahnya. "Kau benar-benar perempuan yang menarik," ucap Jaehyun menunduk dan berbisik. "Mengambil apa yang menjadi milikku, sekarang cepat kembalikan, ucap Jaehyun.

"Kau memiliki selera humor yang bagus juga agen Jeff," ucap Jiyeon kemudian mengayunkan kepalanya menghantam wajah tampan Jaehyun yang berakibat perempuan Park mengambil kesempatan melarikan diri.

Jiyeon berlari sekencang mungkin menyelinap masuk gang gelap di samping apartemen. Bagaimana pun aku segera sampai ke atas. Batin Jiyeon mencari alat agar bisa masuk ke kamarnya tanpa di ketahui Jaehyun, karena Jiyeon yakin laki-laki Jung pasti sudah mencegatnya di depan unitnya.

Akhirnya agen Park menemukan seutas tali yang panjangnya cukup mencapai lantai unit tempat dia tinggal. Jiyeon melemparkan hingga terkait kepada besi di jendela apartemennya. Sementara Jiyeon bersusah payah memanjat tembok gedung apartemen, Jaehyun tanpa harus banyak berusaha dengan menggunakan lift sambil bersiul sampai ke lantai unit tempat dirinya dan Jiyeon tinggal.

CLEKKK!

Jiyeon berhasil membuka jendela lalu melompat masuk ke huniannya. "Halo Park Jiyeon dimana benda itu? sebelum aku acak-acak seluruh isi tempat ini persis seperti yang kau lakukan terhadap apartemen," ancam Jaehyun sembari duduk di sofa.

"Jika aku lebih memilih memberikannya kepada orang yang memerintahkanku bagaimana? Tantang Jiyeon.

"Kau tidak mengerti, Park Jiyeon," ucap Jaehyun bangkit dari sofa menghampiri perempuan Park.

"Aku mengerti bahkan amat sangat mengerti! Kau tahu kata-kata yang tepat untukmu youre insane, insane Jung Jaehyun!" Teriakan Jiyeon mendapatkan ketukan pintu. " Bisa tidak jangan berisik ini sudah malam," ucap salah 1 penghuni apartemen.

Jiyeon menghela nafas memenjam matanya sejenak. "Jangan pernah membuang apa yang kau punya," ucap Jiyeon yang melangkah ke kamar menyalakan penerangan melepaskan kaos ungu dan celana pendeknya sehingga tampak jejak di badan mungil Jiyeon.

Jaehyun menelan salivanya ketika melihat itu semua kemudian memberanikan diri melangkah maju .

"Menyakitkan," bisik Jaehyun mengecup bahu milik Jiyeon yang terdapat bekas luka terserempet peluru. "Mau kah kau berbagi luka itu? Tanya Jaehyun berbisik.

TBC

Exile Prince (JJHXPJY) Completed✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang