Be Allied

648 107 104
                                    

Storyline : Rina Austen
Genre : AU, Action, Drama, Romance, Hurt-Comfort, Fluff
Rated : NC17
Length : Chapter.

Disclaimer :
Semua cast disini adalah milik Tuhan YME, saya hanya meminjamkan, serta inti dari alur cerita ini kemungkinan memiliki kesamaan akan tetapi mempunyai perbedaan dalam pengemasannya.

A/N:
MOHON DENGAN KEBIJAKSANAAN TOLONG DIPERHATIKAN RATED, ALUR ,CAST VISUAL DAN SEGALA YANG BERKAITAN DENGAN FIKSI INI. JIKA TIDAK SESUAI DGN SELERA KALIAN DILEWATKAN SAJA.


Berikan flashdisknya," ancam Jaehyun yang membanting Jiyeon ke tempat tidur dengan sambil menodongkan belati.

"Langkahi dulu mayatku," ucap Jiyeon yang tidak gentar dengan ancaman Jaehyun.

"As you're request," ucap Jaehyun yang siap menghunuskan belati ke tubuh Jiyeon.

Bukan Jiyeon namanya jika tidak melawan mati-matian hingga mereka jatuh dari tempat tidur dan seiring dengan aksi tersebut terdengar bunyi letusan senjata api menghancurkan kaca dan membuat lubang di tembok kamar Jiyeon, akan tetapi tak lama terdengar bunyi gaduh banyak suara langkah kaki kemudian terdengar kembali bunyi tembakan dan orang berteriak

"Cepat berpakaian," ucap Jaehyun yang bangkit dari posisinya.

Mereka yang tadinya sedang berkelahi sekarang bekerja sama.
Jaehyun melawan satu laki-laki yang mendobrak pintu kamar milik Jiyeon namun sang laki-laki mendapatkan bantuan dari teman yang siap menembak peluru ke arah Jaehyun.

"Jae!" Perintah Jiyeon untuk menunduk agar dia bisa merobohkan 2 orang sekaligus dan akhirnya berhasil.

"Ayo periksa unitmu sebelum pihak berwajib datang," ucap Jiyeon berlari melewati 2 mayat penyerang kamar milik Jiyeon.

Jiyeon melemparkan pistol kepada Jaehyun untuk berjaga-jaga jikalau masih ada penyusup di dalam. Mereka melangkah masuk ke unit Jaehyun yang diobrak-abrik.

"Shit," umpat Jaehyun yang mengetahui gadget berukuran 14 inchi miliknya hilang.

"Jae," ucap Jiyeon untuk jangan berbicara karena dia mendengar langkah kaki.

Jiyeon mengambil ancang-ancang memegang pistol di samping pintu masuk unit Jaehyun sedangkan si pria Jung bersembunyi dibalik tembok kamar tidurnya.

"Jangan bergerak," perintah Jiyeon yang menodongkan senjata api ke arah pria berperawakan tinggi 6 kaki.

"Ini aku, Johnny," ucap pria Suh tersebut.

"Oh iya apa benar kau Johnny? Tanya Jiyeon yang masih setia moncong senjata api miliknya menodongkan ke arah depan pria kelahiran kota Chicago.

"Jae," ucap Jiyeon melemparkan benda pipih seperti ponsel ke Jaehyun.

"Scanner matanya serta tusukan ibu jari miliknya," ucap Jiyeon.

"Kalian berdua tidak percaya aku ya?" Tanya Johnny yang diharuskan mengkonfirmasi keaslian jati dirinya.

"Untuk berjaga-jaga aku tidak ingin mengambil resiko lagi," ucap Jaehyun mengarahkan alat pemeriksa tersebut ke mata dan kemudian ibu jari milik  Johnny ditusukan ke jarum kecil.

"Yup he is Johnny Suh," ucap Jaehyun yang memperlihatkan hasilnya.

Setelah melihat hasilnya Jiyeon menyimpan senjatanya di pinggang bagian belakang.

"Sudah ak,-" belum Johnny selesai bicara, Jiyeon memerintahkan untuk menutup mulutnya. "Sekarang ayo kita ke save house," ucap Jiyeon yang berjalan menendang serpihan kaca yang berada dipinggiran jendela mengeluarkan busur panah kecil kemudian ditembakan kebawah kemudian perempuan Park menekan tombol sehingga muncul 2 paku di busur panah tersebut yang berfungsi ditancapkan ke pinggiran tembok jendela.

Jiyeon turun lebih dulu namun sebelum itu dia memberikan  pengait kepada Jaehyun dan Johnny, setelah mereka turun agen Park meledakkan TKP demi untuk menghilangkan jejak.

"Sekarang kita membutuhkan kendaraan," ucap Jiyeon.

"Ayo," ucap Johnny yang mengarahkan dimana tempat transportasi tersebut diparkirkan.

"John," ucap Jaehyun yang memberitahu untuk membuka pintu mobilnya dengan menggunakan scanning telapak tangan.

Johnny duduk diposisi kemudi, sedangkan Jaehyun disampingnya dan Jiyeon berada tempat duduk penumpang belakang.

"Save house Mount Cisco garage,"ucapan Jiyeon di ketik oleh Jaehyun di layar lcd.

Jiyeon mengambil rute alternatif yang jaraknya cukup jauh melewati Hutchinson River Parkway karena menghindari komplotan yang menyerang mereka tadi.

"Tidak ada yang mau bicara," ucap Johnny yang berusaha untuk memecahkan keheningan.

"Okay fine I will waiting until we arrive at save house," lanjut Johnny.

"Lewat sini," ucap Jiyeon sambil menunjuk papan hijau bertanda panah hitam.

Johnny membelokkan mobilnya sesuai arahan Jiyeon, lalu agen Park turun menekan tombol password kemudian deretan tombol tersebut berganti dengan munculnya jarum kecil yang setelah itu Jiyeon menusukkan ibu jarinya dan dilayar tertulis.

AGENT CONFIRM.

Jiyeon lalu masuk kembali ke mobil  begitu pintu berlapis baja terbuka, setelah itu Johnny melajukan kuda besi warna hitam tersebut masuk ke dalam.

"Eonnie," ucap perempuan berkaki ramping dan mengenakan kacamata berlari kecil ke arah Jiyeon namun niatannya terhenti sebab indera penglihatannya menangkap sosok bersurai hitam dengan tinggi 6 kaki lalu membelokkan langkahnya menghampiri figur tersebut lalu terdengar bunyi tamparan.

PLAKKK!

Jaehyun meringis melihat wajah temannya ditampar.

"Ada apa ini ya? Coba tolong jelaskan!" Teriak Jiyeon.

Jaehyun hanya memutar bola matanya kemudian melewati Jiyeon.

Yang dilanda kebingungan dan amarah bukan hanya Jiyeon namun di suatu tempat rahasia. Figur berperawakan tinggi dengan surai potongan rambut pendek.

"Dasar brengsek Jung Yunhooo, Kim Junmyeooon!"

TBC

Exile Prince (JJHXPJY) Completed✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang