Short break for happiness

154 34 3
                                    

Masih semangat baca 'kan? Temenan sama Sungbin yuk, jangan lupa masukin HISYU ke perpustakaan/daftar bacaan kamu yaa, moarmy ;)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih semangat baca 'kan? Temenan sama Sungbin yuk, jangan lupa masukin HISYU ke perpustakaan/daftar bacaan kamu yaa, moarmy ;)

Happy reading!

---

Secangkir kopi menetralkan tubuh Seokjin yang makin kaku karena suhu pada bulan Desember cukup dingin.

Ia sedang berperang melawan rasa malas karena tugas kuliah yang begitu sulit harus segera ia selesaikan.

Seokjin lebih memilih untuk mengerjakannya di meja kerja ketimbang di ruang tidur karena kasur yang terlihat hangat akan terus menggoda jiwa.

Kini, ia memasang kuda-kuda dengan kuat untuk mulai berperang. Otaknya fokus hanya untuk memikirkan bagaimana caranya tugas itu selesai dengan cepat.

Tidak! Ia tidak harus mati hari ini, tidak harus menyerah juga. Meski paper rencana bisnis yang harus ia susun cukup berat baginya tapi ia masih berusaha untuk membedah buku ekonomi, tetap saja pertahanannya tidak boleh runtuh.

Semester ke-5 lumayan berat untuk dijalani, berbagai macam tugas yang sulit mulai berdatangan. Kadang Seokjin meminta bantuan Namjoon untuk memecahkan permasalahan dalam tugas karena ia memang cukup bisa diandalkan, bahkan buku perekonomian sampai kedokteran yang terpajang di sini juga sangat sering dibaca olehnya.

Seokjin sendiri lebih suka makan ketimbang harus berselancar google untuk mencari pengetahuan.

Seokjin mulai berpikir kalau lebih baik ia meminta bantuan Yoongi saja karena Yoongi selalu mendapat output yang lumayan bagus karena ide konsepnya tentang sesuatu cukup baik. Mungkin, Yoongi punya beberapa ide bisnis yang cemerlang dan berkonsep rapi. Kewirausahaan tidaklah main-main bung.

"Aku ingin membuat usaha dalam bidang pakaian," ia berkata seperti itu, lalu menuliskannya di selembaran kertas kosong.

Ia menggigit pulpennya, "Yang ditanyakan dosen adalah berapa jumlah produksi perhari, untuk bagian pemasaran, bagaimana aku menjabarkannya?"

Seokjin berpikir keras, membuka lembar tiap lembar buku pemasaran internasional sampai dilemparnya pulpen karena tidak juga mengerti. Ia benar-benar frustasi, sungguh.

Ia berdiri tegap, tangannya menunjuk buku. "Hey tolonglah! Aku hanya tahu bagaimana cara mengambil keuntungan dari satu barang, menjual ya menjual saja, promosi ya promosi saja. Jadi apa yang kau pusingkan?!"

"Kau dengar aku! Arus kas seperti apa? Kau mau dipasarkan seperti apa? Produksimu ingin secanggih apa? Bagaimana kalian bekerja? Mengapa sistem manajemen membuat bosmu pusing hah?" ia masih belum beres memaki.

HIGHSOUL YOUNIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang