"Yedeura, salju pertama turun!" (kawan)
Luar biasa! Turunnya salju adalah waktu yang kebanyakan orang tunggu, sebagian senang dan ribut dalam kelas untuk mengekspresikan kebahagiaan dan sebagian lagi merasa hal ini biasa saja.
Soobin mengeratkan mantelnya selagi menerobos gerombolan siswa yang sedang kegirangan, ia tidak menemukan orang yang dicarinya sampai ia terhenti di jendela kelas dan melihat salju itu turun.
"Wah, untung aku membawa jaket yang tebal. Kalau tidak aku bisa saja membeku tertimbun salju," Yeonjun baru saja sampai disebelah Soobin lalu mensyukuri diri.
Soobin menoleh, "Yeonjun-ahh, apa kau melihat Go Sungbin?"
Yeonjun mengerutkan dahi, rasanya tumben jika seorang Choi Soobin menanyakan keberadaan Go Sungbin. Yeonjun pun menaikkan bahunya dan menginformasikan kalau Sungbin mungkin berada di ruangan Yoongi dan Seokjin. Soobin menghembuskan nafas hangatnya, lagi pula ia tidak punya keberanian untuk masuk ke ruangan itu.
Tetap saja, ia memutuskan untuk keluar kelas dan mencarinya. Siapa tahu Sungbin sedang berkeliaran melihat salju turun.
"Soobinie!" suara akrab itu melewati telinga Soobin ketika ia baru saja sampai di loker miliknya.
Soobin memastikan. "Eomma?" (ibu)
Penglihatannya tidak mungkin meleset, wanita itu mengenakan pakaian hangat dan menenteng satu goodie bag sambil tersenyum lebar. Wanita itu pun menghampiri putranya, Soobin sangat heran kenapa ibunya sampai mendatangi sekolah.
Ibu menyodorkan goodie bag dan mengatakan, "Kebetulan eomma sedang berjalan-jalan di mall dekat sini dan melihat diskon syal beli 2 gratis 1. Ternyata salju pertama turun, jadi aku membeli ini. Pakai sepulang sekolah nanti ya."
Soobin memeriksa isinya, ada 2 syal abu-abu didalamnya. Ia keheranan dan bertanya, "Eomma, kenapa memberikan kedua syal ini padaku?"
"Sobinie, eomma tahu dia bersekolah di sini." ibu memeriksa keadaan sekitar lalu mengelus rambut Soobin dengan sangat lembut. "Jika kau berani, kau bisa memberikan itu padanya. Eomma takut dia kedinginan,"
"Arraseo eomma," kata Soobin sambil tersenyum pada ibunya. (mengerti bu)
Sepasang tangan dingin mendarat di pipi Choi Soobin. "Anakku, lesung pipit itu harus diperlihatkan kepada orang-orang. Jadi, kau harus selalu tersenyum. Paham?"
Soobin mengangguk seraya tersenyum menyambut perlakuan hangat ibunya, mata pun mulai menyipit dan lesung pipit itu otomatis terbentuk dengan sempurna. Kemudian ibunya memeluk anak itu erat. Hangat, sangat hangat.
Jimin melewatinya dengan berlarian bersama Jungkook, hampir saja ia menendang kaki Jungkook. Ibu Soobin sampai terperanjat melihatnya. Untung saja Jimin hanya berhasil menendang angin.
Namun setelah itu kekhawatiran seorang ibu datang, wanita itu kembali mengelus rambut anaknya yang ternyata sudah lebih tinggi dari tinggi badannya dan menasehatinya agar tidak bersikap seperti anak kecil.
Soobin berpisah dengan ibunya lalu berjalan sendirian sambil membawa goodie bag yang tadi ibunya berikan. Udara dingin yang dihirupnya agak sedikit menyakitkan, mungkin dia butuh minuman hangat.
Lelaki itu menyipitkan matanya, benar, ia tidak salah lihat. Beberapa meter didepannya sudah ada Sungbin bersama dengan Namjoon mengenakan jaket tebal. Soobin sedikit berlari untuk menghampirinya.
"Sungbin...," mereka saling menatap namun ia tidak lupa kalau Namjoon juga berada di sana. "Oh, annyeonghaseyo sunbaenim." lanjutnya sambil membungkuk. (Halo, senior)
KAMU SEDANG MEMBACA
HIGHSOUL YOUNIVERSE
Fanfic[Bighit All Stars]✨Hal terberat menjalani hidup adalah menghadapi takdir semesta dengan jiwa yang tinggi, bertindak sebagai pendemo namun tidak didengar.