3

112 30 3
                                    



Namun entah kenapa sejak kepulangan ayah dari luar kota,ia terlihat cuek dan bersikap bodoamat. Terlebih lagi ia juga sering menerima telpon lalu mengangkatnya dan menjauh dari kami seperti tidak ingin diketahui ia mengangkat telpon dari siapa.
Dan juga sering terjadi pertengkaran diantara kedua orang tuaku.Mereka juga saling melemparkan kata kata kasar dan tidak ada yang mau mengalah dalam pertengkaran itu.Tapi sebagai seorang anak apa yang harus kami lakukan saat orang tua kami saling menyalahkan dan saling menjatuhkan,kami hanya bisa diam dan merasakan ketakutan.
Hampir setiap hari rumahku selalu dipenuhi dengan keributan.Pada saat itu adikku belum pulang sekolah dan dirumah hanya ada aku,mamah,ayah dan kak kei.
Lalu tiba tiba ada suara keributan dari kamar orang tuaku. Aku dan kakak yang mendengar itu langsung menuju kamar mamah.
"udahlah kamu itu gausah ngurusin kehidupan aku sekarang,urusin aja tuh urusan kamu sendiri dan anak anak.Yang penting kan kalian ga kekurangan. Mau saya pulang malem atau ga pulang sama sekali itu bukan urusan kalian". Jawab ayah dengan nada tinggi.
"Oh jadi kamu sekarang kaya gini,semenjak pulang dari jawa banyak berubah. Saya semakin curiga kalo kamu ada main sama saya.Inget ya kalo kamu ketauan saya ga segan segan untuk membuat surat cerai". Kata mamah dengan tegas
"Ga perlu tau kamu sama urusan saya saya disana, dan kamu juga ga berhak atas semua yang saya lakuin. Selama saya masih hidup saya bebas untuk melakukan apapun yang saya suka, dan saya gaakan membiarkan siapapun untuk mengganggu kesenangan saya".Jawab ayah dengan nada sombong dan tidak memikirkan perasaan orang.
Aku dan kakak yang mendengar itu pun langsung merasa kecewa dan sedih dan aku dengan berani nya membalas percakapan mereka yang membuatku marah. "Kenapa si kalian rebut terus? Ga cape ya? Aku aja yang liatnya cape banget. Apa kalian juga ga malu diliat kami? Satu lagi kalo kalian mau rebut jamgan di depan aku!!!". Aku menjawab itu semua dengan nada tinggi walaupun itu tidak baik untuk aku sebagai anaknya tapi ya aku tidak bisa menahan emosi ku lagi.
Kakak pun langsung memeluk dan menenangkan aku yang sedang menangis "udah dik gaperlu menangisi hal hal yang tidak pantas untuk kamu tangisi.Sekarang hapus air mata mu,kakak gamau liat kamu sedih". Ucap kakak yang berusaha menenangkan aku.
Sakit sekali rasanya melihat kejadian seperti ini secara berulang dan untung saja Putra sedang bersekolah jadi ia tidak melihat kejadian ini.
Lalu pada saat itu ayah langsung memutuskan untuk pergi entah kemana aku malas menanyakan hal tersebut kepadanya.Kemudia aku dan kakak menghampiri mamah yang sedang menangis lalu aku dan kakak memeluk mamah dan berusaha untuk menenangkannya.

Tentang Aku Dan MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang