Hari demi hari berganti dan tibalah saat bulan ramadhan dan ini adalah Ramadhan pertama tanpa ayah. Di bulan Ramadhan sebelumnya saat tiba sahur atau pun buka puasa kami selalu berkumpul di depan tv sambil menunggu adzan maghrib.Tapi mulai tahun ini berbeda karna aku lebih sering buka puasa dengan kedua saudaraku,sedangkan mamah ia tidak bisa meninggalkan pekerjaan nya.walaupun terasa berat tapi aku mampu menjalani nya.
Dan pada waktu itu aku dan kedua saudaraku sedang menunggu buka puasa tiba,aku dan kedua saudaraku menunggu di ruang tv lalu aku membuka suatu obrolan "Aku kangen buka puasa sama ayah sama mamah,tapi sekarang kita Cuma buka bertiga aja".Ucapku dengan sedih. Lalu adikku juga bilang "aku juga kangen sama ayah, ayah lagi ngpaian ya disana ? mamah juga kapan pulang si kak?". Dan kakak ku menjawab "Tasya sama Putra jangan sedih ya,sebentar lagi mamah pasti pulang kita tunggu aja ya". Lagi lagi kakak ku berusaha memberi semangat pada adiknya.
Dan tidak lama kemudian adzan maghrib berkumandang, kami pun mengucapkan alhamdulilah dan langsung dpimpin doa buka puasa oleh Putra.Setelah itu kami langsung melaksanakan solat maghrib Bersama.
Setelah melewati Ramadhan selama 30 hari tibalah malam takbir, saat ada ayah malam takbir itu terasa sangat menyenangkan tapi bukan berarti sama mamah tidak menyenangkan. Tapi malam takbir bersama ayah tidak akan mungkin ku rasakan lagi karna ayah pasti sibuk dengan keluarga nya yang baru. Ah ayah, anakmu rindu.
Saat menjelang untuk sola tied adik ku kebingungan ingin berangkat dengan siapa, ya karna biasanya ia selalu beramgkat dengan ayah nya. Aku merasa sedih apalagi jika ada di posisi dia saa itu. Sabar ya dik, kamu manusia kuat.
Lalu mamah menyuruh adikku untuk berangkat bersama teman nya saja dan akhirnya ia pun mau. Saat lebaran tiba aku selalu merasa sepi,aku merasa bahwa keluarga ku tak hidup lagi karna tak ada sosok kepala keluarga di dalamnya. Dan aku selalu saja bingung akan pulang kemana. Mah,yah terimakasih untuk keluarga kita yang luar biasa!
Setelah lebaran ayah ku mengundang anak anaknya untuk datang kerumahnya karna dirumahnya ada acara 7 bulanan istri barunya. Sebenarnya aku tidak ingin datang tapi karna aku tidak enak kepada ayah maka aku memutuskan untuk datang Bersama adikku.
Setelah sampai dirumahnya,ternyata sudah banyak saudara ku dan aku pun langsung salim kepada ayah dan saudara saudaraku.Aku langsung menuju ke ruang belakang dirumahnya untuk membantu menyiapkan makanan dan keperluan yang lain.
Saat itu perasaan ku sangat campur aduk,aku bingung harus senang atau sedih,tapi aku juga tidak bisa menunjukkan bahwa aku senang datang ke acara ini.Ketika acara sudah dimulai semua orang termasuk ayahku sibuk dengan keluarganya yang baru. Aku dan adikku seperti tidak dianggap jadi untuk apa aya h mengundang kami jika hanya untuk menyaksikan kebahagiaan mereka. Dan semuanya terasa asing bagiku atau memang aku yang mengasingkan diri ?
Aku dan putra hanya bisa melihat kebahagiaan mereka tanpa ikut berbahagia juga. Aku hanya berharap semoga keluarga mereka tidak memiliki nasib yang sama sepertiku.Saat itu aku enggan menghampiri ayah ku karna aku pikir untuk apa aku menghampiri ia sedangkan aku disini seperti orang asing. Lalu aku bilang kepada Putra "Pulang aja yu,kaya anak ilang gua yang gaada bapaknya lagian kita disini diem doang cuma ngeliatin orang ngapain buang buang waktu".Ucapku dengan kesal. Lalu putra menanggapi omongan ku "Heh jangan ngomong gitu nanti di denger orang gaenak,yaudah yu pulang tapi kamu yang bilang ke ayah ya". "iya iya gua yang bilang ke ayah".
Lalu aku menghampiri ayah dan langsung bilang bahwa aku ingin pulang dan ayah pun langsung mengiyakan keinginanku. Saat aku pamit ingin pulang duluan kepada saudara ku mereka semua menatapku dengan tatapan kasihan, aku tak tau mereka memikirkan apa tentangku dan adikku. Yang jelas tatapan mereka membuat mataku berkaca kaca. Saat sudah selesai pamit,diantar nya aku oleh ayah ke halaman rumahnya. Aku pulang dengan naik motor dan ayah bilang "hati hati dijalan jangan ngebut". Tanpa bas abasi aku langsung mengiyakan dan menarik gas motorku agar segera pergi dari tempat imi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Aku Dan Mereka
Short Storykatanya pelukan ayah dan ibu adalah obat lelah terbaik di dunia ini, dan katanya rumah adalah tempat terbaik untuk pulang saat dunia tak lagi berpihak. Namun, bagi kami yang kehilangan keutuhan keluarga tidak demikian. Hidup kami adalah tanggung jaw...