7

92 12 1
                                    


Di sepanjang jalan aku menangis tidak peduli mau diliat orang atau tidak,intinya pada saat itu aku benar benar ingin marah pada keadaan. Setibanya aku dirumah mamah langsung bertanya padaku "tasya kenapa ? ko nangis ? diomelin ayah ?. tapi aku hanya menggeleng gelengkan kepala ku, aku tak bisa menjelaskan kesedihan yang saat itu aku rasaka. Tapi yang jelas aku sangat tidak ingin ada di posisi ini. Dan aku memutuskan untuk menceritakan semuanya. "Aku sedih mah,dirumah ayah aku seperti orang asing padahal kan itu rumah ayah tapi kenapa rasanya beda.Ayah sibuk sama keluarganya da aku malu diliatin semua saudara mereka mungkin berpikir sedang apa aku disini". Ucapku dengan menangis.
Dan mamah langsung memeluk ku " udah ya jangan nangis, nanti kalo kamu sedih mamah juga sedih. Berdoa aja sama allah biar ayah kamu inget terus sama anak anaknya".Ucap mamah yang berusaha menguatkan aku. Dan aku pun langsung mengusap air mata ku.

Dan tepat tahun ini adalah tahun ke empat setelah perceraian mereka. Selama aku dan kedua saudara ku tinggal Bersama mamah tidak banyak kesulitan yang aku alami. Hanya saja terkadang perasaan rindu masih saja menyelimuti kami.
Mamah ku adalah tipe orang yang sangat cuek, bahkan saking cueknya ketika aku bertanya sesuatu yang tidak penting ia tak pernah menjawab pertanyaan ku. Seperti misalnya aku bertanya tentang baju "Mah ini bagus ga?". Dan mamah tak merespon pertanyaan ku. Ia juga sangat jarang sekali marah sekalipun aku melakukan kesalahan yang fatal ia selalu berusaha untuk tidak marah, aku juga tak tau mengapa ia begitu.
Mungkin tidak mudah baginya untuk menjadi ibu sekaligus kepala rumah tangga di keluarga kami saat ini. Namun meskipun berat untuknya tak pernah aku lihat wajahnya sedih dan mengeluh. Bahkan disaat pekerjaan nya sedang tidak lancer mamah selalu bilang ke anak anaknya "kerjaan mama lagi sepi,kalian jangan banyak jajan dulu ya". Atau bilang "hari ini makan pake yang ada dulu ya".
Dan aku bangga kepada mamah ku ia bisa menjadi apa saja ketika aku membutuhkan sesuatu. Ia selalu mengusahakan untuk menuruti keinginan anak anaknya. Dan aku sangat bangga dengan apa yang sudah ia capai dari hasil kerja kerasnya.
Sedangkan ayah ia adalah orang yang tegas. Ketika salah satu diantara kami bertiga melakukan kesalahan ia langsung menegurnya tak peduli anak nya mau nangis atau tidak. Tapi ayah juga sangat sayang sekali kepada anak anaknya. Dan ayah pun selalu menyempatkan untuk datang ketika akua tau adikku sedang bertanding.
Tapi ayah meninggalkan kami itu adalah pilihan nya,ia berhak untuk memilih dengan siapa ia akan menikmati hari tuanya. Aku berusaha untuk tidak membencimu karna keputusan mu itu,meski dirimu bukan ayah yang baik di keluarga kami aku tetap berterimakasih karna mu aku bisa setangguh hari ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang Aku Dan MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang