Lalu ayah menjawab "mengkhianati gimana ? kamu emang merasa saya khianati ? itu mah cuma perasaan kamu aja".Jawab ayah yang sedang berusaha membela dirinya.
Kakak yang melihat mereka berusaha untuk saling menjatuhkan langsung menengahkan pembicaraan mereka "udah mah yah,jangan kaya gini,jangan saling menjatuhkan di depan mata kami,kalau nanti kami menirukan apa yang kami lihat saat ini gimana? Aku mohon selesaikan baik baik".Dengan nada memelas dan aku hanya bisa diam karna aku sudah lelah dengan ini.
Lalu mamah bilang "yaudah saya ambil keputusan yang terbaik buat kita ke depan nya,lebih baik kita pisah aja karna saya gamau anak anak mendengarkan keributan terus,soal hak asuh anak nanti kita tanya pada mereka mau tinggal dengan siapa dan surat cerai biar saya yang urus.
Tasya dan kakak mamah harap kalian bisa terima." Lalu ayah menjawab dengan santai "Oke ga masalah kalo itu mau kamu saya turuti lagian ga rugi saya tanpa kalian". Aku yang mendengar itu pun langsung menjawab "yah, ko kalian pisah ? nanti aku gimana ? nanti aku kakak dan putra tinggal sama siapa ?". sebenarnya masi banyak pertanyaan yang ingin ku lontarkan saat itu tapi air mata ku sudah tidak bisa ditahan lagi dan aku pun menangis. Ayah hanya bilang "Kamu sama kei belajar aja yang bener gausah ngurusin ayah sama mamah,nanti kalo kalian butuh apa apa bilang ayah". Dengan mudahnya ia berkata seperti itu tanpa memikirkan perasaan anaknya yang hancur karena ulahnya.
Akhirnya pertemuan itu berakhir dengan keputusan yang sulit aku terima,tapi aku akan berusaha untuk mencoba menerima nya mungkin memasing masingkan diri adalah jalan terbaik untuk mereka.
Saat tiba hari sidang perceraian orang tuaku,sebelum berangkat sekolah aku bilang pada mamah "yang kuat mah,semoga dilancarkan". Dan mamah ku hanya menjawab "iya makasi ya nak". Saat di sekolah aku sangat tidak bersemangat dan terus kepikiran dengan mamahku. Saat jam istirahat tiba aku hanya diam di dikelas dan salah satu teman dekat ku menghampiri aku yang sedang menutupi wajahku dengan tangan. Sebut saja temanku ini Safira,ia bertanya padaku "nat kamu kenapa ? murung aja daritadi lagi ada masalah ya? Coba cerita dong. Dan aku pun menjawab pertanyaan Safira "iya Saf, keluarga aku lagi ada masalah dan hari ini adalah sidang perceraian orang tuaku aku sedih banget kalo mereka harus berpisah". Ucapku sambil menangis. "loh kok bisa cerai nat ? perasaan yang aku lihat keluarga kamu baik baik aja". Ucap Safira kebingungan.
Lalu aku menjawab "itu kan yang kamu lihat diluar, kamu ngga tau kan keluarga aku gimana kalo dirumah?". " iya sih aku gatau gimana keluarga kamu dirumah, tapi permasalahan keluarga kamu apa?'. Dan aku pun menjawab pertanyaan Safira dengan Panjang lebar "ayah ku, dia selingkuh dengan wanita lain dan itu sangat menyakiti mamahku,terlebih lagi dia juga ngga segan buat main tangan kalo lagi ribut,aku cape lihat mereka bertengkar di depan anak anaknya dan seharusnya aku juga ngga lihat kejadian ini secara berulang". Ucapku sambil berkaca kaca.
"Nat, aku ngerti ko perasaan kamu.Kamu harus bisa terima ya keputusan mereka,kamu gam au kan liat mereka bertengkar terus? Kamu kakak dan adik kamu adalah manusia yang dipilih allah untuk menjadi manusia yang kuat.yang sabar ya kebahagiaan kamu pasti ada waktunya". Ucap Safira yang berusaha menenangkan ku. Tak lama kemudia bel masuk berbunyi dan aku mengucapkan terimakasih pada Safira sebelum ia kembali ke tempat duduknya.
Dan saat bel pulang sekolah berbunyi aku langsung bergegas untuk pulang dan tidak lupa pamit kepada teman temanku. Setelah tiba dirumah ada mamah yang sedang duduk di kamarnya dan aku pun langsung salim kepada nya dan langsung menanyakan "gimana sidangnya mah?". Mamah bilang sidangnya lancar dan tak ada kendala apapun dan kalian bertiga tinggal sama mamah doain mamah ya biar bisa ngehidupin kalian bertiga,dan maaaf mama belum bisa jadi yang terbaik buat kalian. Aku yang mendengar itu langsung memeluk mamah " mah,maafin aku ya kalo aku selalu nyusahin mamah, kalo aku susah diatur tegur aja mah". Ucapku pada mamah.
Setelah berpisah dengan ayah, Mamah bekerja wiraswasta apapun ia lakukan agar bisa menghidupi kami bertiga. Kadang sampai pulang larut malam dan aku tidak bisa membayangkan bagaimana ia kehujanan dan kepanasan diluar sana, Mah semoga lelahmu menjadi berkah di kelurga kecil ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Aku Dan Mereka
Short Storykatanya pelukan ayah dan ibu adalah obat lelah terbaik di dunia ini, dan katanya rumah adalah tempat terbaik untuk pulang saat dunia tak lagi berpihak. Namun, bagi kami yang kehilangan keutuhan keluarga tidak demikian. Hidup kami adalah tanggung jaw...