3

486 15 0
                                    

Spesial POV Dimas Adi Putra Jaya


Aku adalah seorang CEO di suatu perusahaan industry, jujur sebenarnya aku tidak ingin bekerja di sini, karena sebenarnya ini adalah perusahaan papa ku yang sudah dirintisnya selama bertahun-tahun. Pada saat itu aku lulus kuliah aku sudah berencna akan membangun sendiri perusahaan dari 0 hingga sukses seperti papah, nihil hasil tak dapat di raih, papah dan mamah melarang ku untuk membangun usaha sendiri dengan alasan aku tidak akan focus memeruskan perusahaan papa jika membangun perusahaan baru dan mau tidak mau aku mengikutinya.

Setelah 2 tahun aku bekerja aku menerima lamaran pekerjaan dari banyaknya pelamar kerja, 1 berkas yang membuatku tertarik. Aku membuka isinya, dan ternyata isinya bio dari seorang wanita bernama Salsabila Anastasya. Ya, dari awal melihat namanya saja aku sudah tertarik, aku memutuskan untuk menerimanya bekerja disini. Jujur aku kagum padanya, sangat begitu kagum melihatnya pertama kali masuk kekantor ini, segala macam cara aku pikirkan untuk mendekatinya, tapi hasilnya nihil, aku belum mempunyai keberanian yang cukup banyak, sebut saja aku pengecut. Cara satu-satunya hanyalah memperlakukan dia dengan berbeda dengan yang lain, ya aku suka memarahinya dan suka memberikan komentar-komentar yang membuat wajahnya terlihat begitu menggemaskan, sangat mengemaskan, aku suka melihat dan memperhatikannya dari jendela transparan ruang kerja ku, dari sini aku bisa memperhatikan dia yang kadang marah-marah dan mengomel setelah ku marahi. Ya ini lah taktik seorang pria agar bisa mendapatkan yang ia ingikan, licik tapi menyenangkan.

Setelah makan siang bersama orangtua ku tadi, aku dan salsa pamit pergi dengan alasan jalan-jalan dan mengghabiskan waktu berdua

" Pak ... saya boleh nanya" suaranya membuyar lamunanku yang sedang menyetir

" ya " jawabku dingin, aku ingin melihat ekspresinya

" Bapak harus menjelaskan ini semua sama saya, maksud bapak memperkenalkan ke orangtua bapak apa? Dan maksud rencana pernikahan itu apa? Kenapa terjadi seperti ini? Dan kenapa bapak membohongi saya? "

Ucapan salsa tidak ada hentinya dia terus bertanya, aku diam memikirkan apa yang harus aku jawab? Aku sungguh sangat bingung, dia pasti akan marah kalau aku menjawabnya dengan jujur, tapi jika tidak jujur suatu saat dia pasti akan tambah marah karena aku malah bertambah menyimpan kebohongan. Oh god apa yang harus aku lakukan.

" Sebentar lagi akan saya jelaskan, bisakah kamu diam dulu? Setelah sampai di rumah mu akan saya jelaskan semua " persetan dengan dia marah, intinya aku harus mengutarakan semua nya, semua isi hatiku pada nya, aku mencintai nya, sangat sangat mencintainya.

Dalam perjalanan menuju rumah salsa kami berdua saling bungkam, tak ada pembicaraan lagi antara kami berdua, tak terasa kami sudah sampai dihalaman rumah salsa.

" Terimakasih pak atas tumpangannya, saya masuk dulu" saat salsa ingin membuka pintu mobil dengan cepat aku menarik tangan nya dan memeluk dia dengan sangat erat, momen ini yang selama ini aku rindukan, momen ini yang sejak lama kutunggu

" Saya mohon jangan pergi " ucapan ku yang membuat salsa tambah kebingungan dengan sikap ku, sangat bingun dengan perlakuan ku

" Pak, bisa kan bapak lepaskan pelukannya sebentar, saya sepertinya tidak kuat untuk bernafas lagi "

" Maaf " ucap ku melepas pelukan dan mengecup kening nya, membuat ia menyerit dan dengan ekspresi bertanya, sangat menggemaskan

" Pak, bisa bapak jelaskan ada apa sebenarnya yang terjadi? " ucapnya bertanya, tampak sedikit terlihat gugup dan aku mendengar itu, bunyi detak jantung nya begitu keras

" baik, akan saya jelaskan tapi tidak di sini, bisakah kamu mempersilahkan saya atau menawari saya masuk kerumah mu? Sepertinya akan lebih nyaman jika kita berbicara di dalam rumah "

" Mmm, ba .. baiklah pak, mari  masuk " ucapnya yang masih gugup, sangat menggemaskan

" Silahkan duduk pak, saya ambilkan minum " aku hanya mengganggukkan kepala sambil memperhatikan isi rumah yang ia tempati, Sederhana dan tampak rapi, ada beberapa figura foto ia dan keluarganya

Tak perlu menunggu lama, ia keluar membawakan secangkir minuman dan beberapa kue

" Mari pak, silahkan, hem maksud saya silahkan di minum " ucap salsa dengan gugup

Setelah meminum sedikit minuman yang ia berikan aku menatapnya, tenang kali ini aku tidak menatapnya seperti tatapan dikantor, melainkan aku menatapnya dengan tatapan rindu dan saying.

" Mmm,, bisa bapak langsung jelaskan saja apa maksud dari semua ini? Jangan menatap saya seperti itu pak saya takut " ucap nya kemudian tertunduk

" kamu mau saya langsung menjelaskan ke intinya? " lalu ia mengangguk dengan cepat, perlahan aku mendekatinya, lalu menggenggam tangannya, ia menatapku tanpa sengaja tatapan kami pun terkunci

" sal, sebenarnya saya ... "


Bersambung 

Jangan lupa vote vote dan voteee

love you guys :*


My First Love My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang