scene of part "sebuah kesepakatan"

7.2K 240 28
                                    


"Bagaimana para saksi, Sah?"

"Saaaaah."

"Alhamdulillahi Robbil 'Aalamiiin..."

Acara akad nikah kedua mempelai berjalan dengan lancar. Meski sempat beberapa kali ada kendala. Yaitu kesalahan dalam kalimat yang diucapkan Arfan sebagai wali Zahra. Ayolah, jangan salahkan dia! Coba bayangkan jika itu dirimu! Setelah deg-degan karena Ijab Qobulnya sendiri. Lalu setelah itu menjadi wali nikah. Apalagi yang menjabat tangannya adalah seseorang yang tadi sempat membuatnya merasa terintimidasi.

Setelah Ijab Qobul Arfan dan Rifa. Berlangsung dengan Juanda dan Zahra. 

Dipimpin do'a oleh pak Salim, sang kakek. Semua larut dalam khidmatnya kekhusyuan bermunajat kepada sang Maha Menghendaki.

Ihsan, terus saja menatap ketiga pria dewasa di antara banyaknya manusia di sana secara bergantian. Antara Fakhri, Arfan, juga seseorang yang menjadi suami dari tantenya. Dia faham dengan semua ini. Tapi, yang tidak dia mengerti adalah, kenapa jadi ketukar begini? Apakah ini yang disebut jodoh yang tertukar?

Mata kecilnya memperhatikan sosok sang ayah yang sedari tadi terus menyunggingkan senyumannya. Meski pasti semua orang tak ada yang sadar kecuali dirinya, bahwa ayahnya memang tengah mengulas senyum. Walau tipis.

Dengan gerakan pelan, Ihsan semakin merapatkan duduknya pada sang ayah. Fakhri menoleh kearah putranya, "Ada apa, Gus?" tanyanya sambil berbisik. Karena sekarang sedang dalam acara Taushiah yang diberikan sang ayah pada semuanya, terutama pada kedua pengantin baru.

"Apa Papa udah tahu semuanya?" tanya Ihsan ikut berbisik.

"Tahu apa?"

"Tante Zahra dan tante Rifa. Kenapa malah menjadi begini? Bukankah Papa yang akan menikah dengan tante Zahra? Tapi kenapa tante Zahra malah menikah dengan Om itu?"

Fakhri tersenyum, "Bukankah ini yang kamu mau, Gus? Jika tante Zahra menikah dengan Om itu. Kita akan berjuang untuk mendapatkan Note-mu."

Ihsan hampir saja memekik, sebelum,  "Hussst!! Jangan berisik!" Fakhri membekap mulut putranya yang pasti akan menjerit keras jika tidak dia tutup.

Ihsan mengangguk cepat. Terlihat binar kebahagiaan dari kedua mata beningnya. "Jadi, Note yang akan menjadi mama Fatah, Pa?!" tanyanya pelan. Namun tak dapat menutupi nada antusiasnya. Jangan lupakan matanya yang berbinar.

"Kita berjuang bersama. Okey!"

"Siap. SYEIKH! Hihihi."

Fakhri tersenyum semakin lebar. Hatinya ikut bahagia melihat binar kegembiraan putranya.

"Tapi, bagaimana dengan wasiat mama, Pa?"

"Bagaiamana gimana? Tante Zahra tetap akan menjadi ibumu. Tentu saja."

"Hah? Tapikan ... tante Zahra nikahnya sama om itu."

"Kamu tahu tidak? Om itu adalah kakaknya note-mu."

"Hah? Yang benar, Pa?"

"Tentu saja. Lihatlah dengan seksama! Wajah mereka sedikit mirip, bukan?"

Ihsan memperhatikan wajah pria yang sekarang telah menjadi suami tantenya itu. Lalu membayangkan wajah Mila, "Benar. Mereka mirip. Tapi, Note lebih cantik."

Fakhri terkekeh. Iyalah cantik. Kan perempuan.

"Eh, tapi, Pa. Bagaimana kalau om itu tidak mau memberikan note kepada kita? Sepertinya om itu rada galak, Pa."

"Makanya Papa bilang, kita harus berjuang."

"Tapi, apakah akan berhasil? Fatah tadi lihat, om itu menatap Papa galak sekali," bisik Ihsan.

"Maka kita takkan pernah menyerah. Tenang saja, Gus. Biar Papa yang akan berjuang. Kamu dorong do'anya saja, semoga berhasil."

"Pasti. Tapi, bagaimana Papa akan berjuang?"

Fakhri tersenyum miring, teringat dua hari yang lalu.


Mau tahu lanjutannya?

Kuy, ke Dreame!!

klik aja di sini ya :

http://www.dreame.com/novel/myJRLwIH3%2FPe1%2BhCRMfz5g%3D%3D.html

Aku tulis di sana(Full Chapter) sebagaimana versi buku, ya. So ... yang kemarin belum meluk bukunya dan masih penasaran cerita lengkapnya, kuy ke sana. Mumpung masih gratis. Hehehehe ...

Tak perlu pake aplikasi jika tak punya. Bisa lewat google/chrome juga lho.

Jangan lupa Follow juga likenya, ya.

Thank's.

Jodoh Sang Duda Di Gerbang Pesantren (Terbit Tersedia Di Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang