Puisi, kau lahir tanpa ritual,
Tanpa buaian doa apalagi isak tangis
Suaramu hanya lenguh jauh
Di noraknya ego dan ambisiPuisi, kau nyayian jiwa sunyi
Dari bilik hati resah lagi cemas
Genapkan rindu, cinta dan tanda tanya
Gempita lirikmu hanya oceh saruPuisi, bintang, bulan dan matahari
Telah bersinar dalam diksimu
Bisikmu lirih semilir bayu semu
Mengekalkan zaman yang rancuPuisi, kelahiranmu serunai batang nadi
Rangkaian aliran bahasa jiwa
Dari sabda ke firman Tuhan
Inilah paripurna hati manusia.*aksara jiwa*
Dimensi renung
Jakarta, 241119
KAMU SEDANG MEMBACA
LELAHKU DI UJUNG LANGIT AKSARA
PuisiMata pena menarikan Aksara jiwa yang berlayar di Samudera kekata