LELAHKU DI UJUNG LANGIT AKSARA

SAJAK TERHIDANG

Agak menggelitik dari dasar ungkapan
Kita bukan sepasang dari kebanyakan
Bukan salah satu dari aneka permainan
Tanpa mau ditiru oleh maraknya kelaziman

Miskin memuji demi mulusnya keinginan
Jarang berjanji untuk mengelak kemuskilan
Tatkala puisi mampu menjawab permintaan
Aku akan terus meretorika keadaan

Tiada yang lebih elok dari ironi
Bila kalimatnya sejalan satu arti
Bukan yang terindah yang aku pelanai
Melainkan memajasi dua naluri berpenetrasi

Tak berlebih guna berdiang di musim kemarau
Namun atap menyekat mata dari silau
Syair pun tak sepenuhnya menyamarkan racau
Laksana kaktus tak kuasa menyuarakan desau

Jadi ... biarkan bait-bait puisi tetap melanglang narta
Yang lazim supaya terkesan istimewa
Metafora tak serta merta mematikan logika
Selayaknya air mata punya dua pembeda makna