BAB 3

6.5K 260 33
                                    

   Sebuah rumah kecil yang berada di tengah hutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


   Sebuah rumah kecil yang berada di tengah hutan. Terbuat dari kayu, mulai dari dinding sampai pada atapnya. Rumah itu terlihat sangat sederhana, namun cukup hangat untuk melindungi diri dari rasa lelah dan juga dingin.

   Felica terus berjalan dengan santai, ia memimpin rombongan dengan baik. Sesekali, Felica tersenyum saat mendengar perdebatan sepuluh pria yang ada di belakangnya. Entahlah, dia merasa mereka terlalu lucu dan polos untuk ukuran prajurit kerajaan. 

   "N-nona Gremory, kau tinggal di tempat ini sendirian?" tanya Pangeran Lauye. Ia menatap sekitar, entah mengapa merasa rumah itu bukan tempat yang nyaman untuk ditinggali. Pria itu menelan ludahnya kasar, haruskah mereka masuk kedalam rumah yang lebih layak disebut gubuk itu?

   Felica berhenti, ia menatap ke arah pria-pria yang mengikutinya sejak tadi. Wanita itu tersenyum, "Ya, aku tinggal sendiri." Felica terkekeh saat melihat wajah kaget pria-pria itu, "maaf, rumahku memang tidak semewah istana. Tapi aku bisa menjamin kalian merasa nyaman selama berkunjung," ujar wanita itu. 

   Pangeran Lauye hanya mengangguk, ia melirik saudara-saudaranya yang masih terlihat ragu untuk melangkah. 

   "Ayo. Aku punya banyak minuman hangat dan makanan di dalam sana," suara Felica terdengar begitu ramah. Senyum wanita itu begitu manis dan membuat sepuluh pangeran terpesona. Felica melangkah lagi, ia memasuki pekarangan rumah dan membuka pintu. Ruangan sederhana terlihat begitu bersih, setiap sudut begitu tertata dengan rapi. Di tengah ruangan, perapian menyala dan membuat rumah kecil itu terasa hangat dan nyaman.

   Wanita itu kembali menatap sepuluh pria yang mengikutinya sejak tadi, "Apa kalian masih ragu untuk masuk?" tanya wanita itu.

   Cancri melangkah lebih dulu, pria itu sangat terkejut saat ruangan yang mereka lihat sangat sederhana dari luar kini berubah menjadi tempat yang begitu indah. Pangeran Cancri menatap Felica yang duduk dan tersenyum padanya.

 Pangeran Cancri menatap Felica yang duduk dan tersenyum padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


   "Indah?" tanya Felica. Wanita itu tersenyum ramah, ia menjentikan jemarinya dan semua makanan serta minuman sudah tersedia.

   Pangeran Cancri mengangguk, ia mengedipkan mata kepada semua saudaranya yang masih ragu untuk masuk. Suasana di tempat Felica tinggal bagaikan negeri awan, pepohonan begitu rindang dengan daun hijau dan udara yang begitu segar. Tidak ada musim dingin, tidak ada malam yang gelap, yang ada hanya awan dan terangnya cahaya matahari.

TEN PRINCES AND THE THIEVESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang