BAB 5

5.9K 152 68
                                    

   Pangeran Xavier menyeringai, ia mengangkat tubuh Felica dan meloloskan kejantanannya ke dalam liang anus milik Felica. Pria itu menahan tubuh Felica yang bergetar dari arah belakang, ia bahkan menggigit leher Felica dan menjilat darah yang keluar dari sana. 

   "Sa-sakit!" tegas Felica. Ia bisa merasakan kejantanan Pangeran Xavier yang kini bersarang di lubang anusnya. Terasa begitu sakit dan perih, apalagi saat Pangeran Xavier menggigit lehernya. Wanita itu menarik napas panjang dan menatap pangeran Alucard yang sudah mengangkangkan kedua kakinya, "Al-lucard … ah, ssstttt!" Felica memejamkan matanya, ia merasakan kejantanan Pangeran Alucard bersarang di liang kewanitaannya. Wanita itu kembali menarik napas panjang, ia cukup kaget saat Pangeran Nero sudah berdiri di atas meja dan memegangi kepalanya.

   Pangeran Xavier memeluk tubuh Felica, ia meremas kedua payudara Felica dengan kasar dan memilin puting payudara wanita itu. Pria itu meringis nikmat, kejantanannya yang bersarang di liang anus Felica semakin menegang. Lubang bagian belakang itu begitu sempit dan membuainya sampai ke awan.

   Pangeran Alucard mulai bergerak, ia menghentakkan kejantanannya pelan dan teratur. Rasa hangat membuat kejantanannya semakin keras, remasan kewanitaan Felica begitu memanjakan. Pria itu mengapitkan tubuhnya, ia memeluk Felica dan Pangeran Xavier yang menahan tubuh Felica dari belakang. Pangeran Alucard menjilat bagian leher Felica, ia mengecupnya dan meninggalkan jejak kemerahan di kulit putih wanita itu. Pria itu  bergerak agak kasar dan tak peduli pada Felica yang tersiksa di antara tubuhnya dan Pangeran Xavier.

   "Ah yah! Al-lucard … eeemmm ah …," desah Felica. Wanita itu menatap sendu ke arah Pangeran Nero, ia tersenyum dan menjilat bibirnya, menggoda Pangeran Nero yang membalas dengan seringaian.

   Pangeran Alucard menghentakan kejantanannya dengan kasar, ia segera menggigit leher Felica dan kembali menghentak lebih dalam.

   "... Ah … yah!" Felica menikmatinya, rasa sakit dan nikmat yang datang bersamaan. Wanita itu kembali terfokus saat Pangeran Nero menjambak rambutnya lebih kasar dan menengadahkan kepalanya dengan paksa.

   Pangeran Nero yang kini berdiri di atas meja menatap Felica, ia segera menjambak rambut wanita itu dan menikmati ekspresi Felica yang begitu menggoda.

   "Ah … Alucard … lebih da-lam aaah!" Felica memejamkan matanya, ia menggigit bibirnya dan membuka matanya cepat saat Pangeran Nero menarik rambutnya semakin kasar dan langsung melumat bibirnya. Pria itu menggigit bibir bawah Felica, "umm," desahan Felica tertahan dan ia menutup matanya. Tiga kenikmatan ia dapatkan, tubuhnya begitu saja terjamah dan diperlakukan dengan kejam oleh pria-pria yang sialnya begitu tampan. Wanita itu melepaskan semua hasratnya, ia begitu basah namun Pangeran Alucard juga belum mencapai puncak kepuasan. 

   Wanita itu terus membalas lumatan Pangeran Nero, ia memejamkan mata dan mengecap manisnya bertukar ludah dengan pria tampan yang masih betah melumat bibirnya. Felica juga menikmati remasan tangan Pangeran Xavier pada payudaranya, bahkan merasa tubuhnya semakin nyaman saat Pangeran Alucard mengembuskan napas di lehernya.

   "Felic-aaa … ah, kau sempit sekali!" tegas Pangeran Alucard, pria itu segera menghentak kasar dan menyemburkan cairan cintanya di rahim Felica, ia menarik napas lega, mendiamkan kejantanannya beberapa saat dan terkekeh saat kewanitaan Felica meremas batang surganya erat.

   Pangeran Nero melepaskan lumatan bibir dan tangannya yang menjambak rambut Felica, ia segera berdiri tegak dan bersedekap. Matanya menatap Felica yang terlihat begitu seksi, wanita itu semakin menggodanya.

   "Alucard …," desah Felica saat Pangeran Alucard mencabut batang surga dari liang nikmatnya. Wanita itu menatap sendu, bahkan ia menelan ludahnya dengan susah payah.

TEN PRINCES AND THE THIEVESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang