BAB 6

4.9K 143 13
                                    

   Pangeran Draco tersenyum kecil, pria itu segera menghampiri Felica dan memeluk wanita itu erat. Aroma tubuh Felica begitu menghanyutkan, membuatnya begitu tenang dan damai. Perlahan, pria itu menggendong tubuh Felica. Ia menghampiri meja dan membaringkan tubuh Felica di sana, "Berbaringlah," ujar pria itu lembut. 

   Felica hanya bisa menurut. Wanita itu berbaring, ia menunggu Pangeran Draco yang masih mengulur waktu. Mata Felica terpejam, sedangkan tangannya kembali meremas pelan kedua payudaranya.

   "Felica, apa begitu nikmat?" tanya seorang pria yang kini sudah berada di dekat Felica. Pria itu menyentuh payudara Felica.

   "Vicente …," panggil Felica.

   Pangeran Vicente memegang kejantanannya, ia segera memasuki Felica.

   "... Ah, faster!" gumam Felica. Wanita itu menutup mata dan menggigit bibirnya.

   "Felica, kau sangat basah." Pangeran Vicente menggerakkan pinggulnya sedikit, ia menahan debaran jantungnya dan terus bergerak pelan.

   "Vicente … ah, puaskan aku." Felica meremas payudaranya, ia memainkan bagian puting dan mulai bergerak resah. Rasanya begitu berbeda, Pangeran Vicente memperlakukannya dengan lembut.

   Pangeran Draco merobek gaun yang sebelumnya Felica kenakan. Setelah selesai ia segera menghampiri Felica yang kini menikmati permainan Pangeran Vicente. Perlahan pria itu  mengangkat bagian kepala Felica, ia menutup mata wanita itu dengan kain lalu tersenyum senang.

   "Vicente … lebih dalam!" tegas Felica. Wanita itu tak peduli apa yang akan Pangeran Draco dan Pangeran Vicente lakukan padanya, yang ia cari hanya kepuasan.

   Pangeran Vicente tersenyum, ia menatap wajah Felica yang sedang memohon padanya. Pria itu membungkuk, menyingkirlah tangan Felica dan segera melumat payudara wanita itu lembut. Pinggulnya terus bergerak, tangan kanannya meraba paha Felica. Pria itu memainkan puting Felica dengan lidahnya, tangannya meraba bagian dada Felica.

   "Ah, Vicente … ini sangat nikmat," ujar Felica. Suara wanita itu terdengar serak, "yah lebih dalam … akh, Vicente." Felica bergerak, ia berusaha menyeimbangkan gerakan Pangeran Vicente.

   Pangeran Draco segera melumat bibir Felica, ia menggigit pelan bibir bagian bawah dan segera memasukkan lidahnya kedalam mulut Felica. Tangan Pangeran Draco bergerak liar di tubuh Felica, ia mencakar kulit wanita itu agak kasar.

   "Eum." Felica menggeliat. Ada rasa sakit dan nikmat yang kedua pangeran berikan untuknya. Ia tak bisa melihat apapun, yang ada hanya kegelapan.

   Pangeran Vicente mempercepat gerakannya. Ia menghentak kasar dan dalam, "Ah … Felica," erangnya pelan. Napas Pangeran Vicente memburu, ia memejamkan mata.

   Pangeran Draco melepas lumatannya di bibir Felica, pria itu segera menjilati leher Felica dan dan mengecupnya. Ia melepasnya lagi, menatap bekas kemerahan yang tercipta dari bibirnya.

   "Oh … Vicente, ahhh di situ." Felica menelan kasar ludahnya. Napasnya memburu, sedangkan tubuhnya kembali bergetar.

   "Felica," erang Pangeran Vicente.

   "Faster!" leguh Felica. Wanita itu menggeliat, menahan napas dan menggigit bibirnya kuat.

   Pangeran Vicente bergerak cepat, pria itu memejamkan mata dan menahan kakinya yang gemetar. Ia terus memompa kewanitaan Felica, merasakan hangat dan sempitnya liang surga wanita tersebut.

   "Vicente … ak-aku, ah yah! Lebih dalam," ujar Felica. Wanita itu kembali mengangkat bagian pinggulnya, "faster," erangnya lagi.

   Pangeran Vicente menghentak lebih dalam, ia meringis nikmat saat ujung kejantanannya menyentuh mulut rahim Felica. Napas Pangeran Vicente memburu, peluh mengucur deras dan mengalir pelan di tubuh telanjangnya. Lagi pria itu menghentakan kejantanannya, kepuasan menerjangnya dan cairan cinta segera tersembur, memenuhi pusat nikmat milik Felica.

TEN PRINCES AND THE THIEVESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang