Satu

15.3K 695 43
                                    

Bandung 11 januari 2016 dimana aku baru saja pindah di kota besar dengan sejuta keindahan yang membuatku cukup kagum tatanan kota yang rapih dan beberapa orang-orang yang ramah membuatku cukup nyaman untuk tinggal disini.

Aku merantau dari ibu kota untuk berkuliah disini dan mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhanku karena bagaimana pun uang saku yang dikirim oleh ibuku belum cukup karena aku tau ibu sangat bersusah payah intuk mencari uang itu untukku, seharusnya aku tak merepotkan ibu yang bersih keras untuk aku berkuliah tetapi aku tak bisa berbuat apa-apa karena aku tau ibu tak ingin aku menjadi seseorang seperti dirinya yang putus sekolah karena masalah biaya dan tak bisa membahagiakan keluarganya dulu.

Sudah 4 tahun aku tinggal disini dan sudah mengalami berbagai macam hal menyangkut kuliahku, keluarga, cinta bahkan aku hampir mati di kota ini, aku akan menceritakan perjalan hidupku dimana semuanya di mulai di kota ini, kota dimana aku menjadi sosok yang sudah mengecewakan banyak orang termasuk ibuku. Aku Denilla Seulgi Wirawan yang biasa di panggil Seulgi dan mungkin orang yang belum mengenalku biasa memanggilku dengan panggilan Denilla, aku lahir di Jakarta, 10 Februari 1996 dan aku sudah di tinggal oleh ayahku semenjak umurku 10 tahun karena ayah kecelakaan saat pulang dari tempat kerjanya dan inilah aku hidup berjuang bersama ibu dari aku umur 10 tahun hingga sekarang! ibu masih menyayangiku walaupun aku mengecewakan nya.

"Gi, keluar yuk! lo gak pusing apa ngerjain tugas terus?". Aku menoleh ke arah pintu kamar kost ku melihat sosok tinggi dengan piama tidur bergambar Micky Mouse.

"Bentar lagi, emang mau kemana sih malem-malem gini?".

"Pengen beli nasi goreng, lo tau kan di daerah sini tuh gak ada yang jual dan kita harus ke ujung jalan buat beli.. temenin gue lah Gi". Ucapnya dan gue menghembuskan nafas dan menutup macbook ku.

Yah dia Jennie manusia paling ribet di dunia dan gak ada satu hari pun bikin orang kesel karena dia, dia temen satu kost ku dan ada beberapa lainnya dan dia itu paling ribet dan bikin pusing kadang-kadang yah maklum kali karena biasa di manja sama orangtuanya dan dia juga anak satu-satu nya jadi kebawa deh sikap manja nya ke Bandung

"Ck! iya bentar gue pake sweater dulu, gak sekalian ngajak Wendy gitu?".

"Wendy lagi ribet dia ngerjain tugas yang entah apa itu yang bikin dia kunci pintu kamar seharian ini".

"Waduh... awas jangan-jangan bunuh diri dia". Ucapku dan Jennie langsung mukul punggungku

"Wus!! jangan ngawur emang nya elo".

"Haha.. gue bukan bunuh diri tapi gak sengaja".

"Dih.. gak tau aja betapa panik nya semua orang liat lo sekarat". Aku hanya terkekeh dan mengambil ponsel aku di atas meja

"Ayok! ohiya mau jalan kaki atau naik motor". Tawar ku pada Jennie dan narik dia keluar dari kamar".

"Motor'kan lagi di pake si kokoh... mending jalan aja deh deket ini". Aku cuma ngangguk dan liat ke arah kamar Wendy di sebelah, aku khawatir padanya aku pun langsung menghampiri kamarnya dan mengetuk pintunya pelan

"Wen... lo mau nitip sesuatu gak?". Tak ada jawaban dan aku ketuk sekali lagi dan tak ada jawaban juga

"Wendy lo gak gantung diri kan?". Jennie yang penasaran ikutan ketuk pintu dan dengan lega akhirnya pintu terbuka menampilkan wajah Wendy yang tak berbentuk

Mata panda, muka capek dan rambut yang berantakan "Wendy lo udah kayak gembel serius deh". Celetuk Jennie lalu mendapat tatapan tajam dari Wendy

"Gi, minjem hardisk eksternal lo dong".

"Ambil aja di kamar, lo mau titip makan gak?".

"Boleh deh titip dimsum yah". tanpa berpikir panjang aku langsung berjalan keluar bersama Jennie untuk membeli makanan dan beberapa cemilan

Reply ; SeulRene AU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang