2018
.Irene Pov
Pernah gak sih ngerasa kalo dunia itu gak adil dimana segalanya itu gak bisa berpihak pada keinginan diri sendiri, ada dimana fase pengen nyerah sama semuanya bahkan hidup itu ngerasa gak berguna
Aku ngalamin sekarang dimana sesuatu yang aku raih itu gak pernah bertahan lama entah itu asmara atau pun keluarga sendiri, aku melepaskan segala nya demi aku bisa hidup kayak orang lain gak terus menerus masalah terus dateng, seenggak nya kasih aku nafas buat bisa ngerasa lega bukan kembali merasa sesak.
Beberapa menit yang lalu dengan tega nya aku mengucapkan salam perpisahan sama orang yang udah sayang dan peduli sama aku
Iya aku mutusin Seulgi saat itu juga, itu tiba-tiba dan aku gak tau harus apa lagi sekarang karena aku yang memulai dan aku juga yang menghancurkan.
"Seulgi...". Aku menatap Seulgi tanpa berkedip menyampaikan kepadanya bahwa aku akan selalu mencintainya dalam keadaan apapun, segala hal bersama nya adalah hal yang paling aku sukai, kepolosan dan tawa nya adalah kesukaanku tapi aku harus mengakhiri ini, sungguh sangat menyakitkan tapi gak ada pilihan lain ini jalan satu-satunya agar aku bisa keluar dari zona dimana aku ingin keluar
"Irene... Kenapa nangis?". Ucap Seulgi saat ia akan menghapus air mataku, aku menepis lengan nya
"Hei ... Kenapa sayang?".
".....mari kita selesaikan—hubungan ini Gi". Air mataku kembali jatuh dan tangan Seulgi yang tadinya menggenggam tanganku terlepas, dadaku sesak saat mengatakan hal itu seperti banyak ribuan paku yang menusuk dadaku, tenggorokan ku sakit air mataku terus mengalir dan mungkin Seulgi sangat kaget atas apa yang aku katakan merasakan apa yang aku rasakan
"Tu-tunggu Ren—". Omongan nya terpotong nada bicaranya gemetar mencoba menahan air matanya menatapku dengan tatapan ga percaya berdehem untuk menetralisir nafas nya yang memburu
"...kamu serius?". Hanya itu yang dapat ia katakan setelah terdiam cukup lama, kaki ku lemas gak berani menatap matanya seakan memohon padaku bahwa semuanya itu kebohongan yang keluar dari mulutku, yaa memang benar itu gak sesuai dengan hatiku tetapi aku gak boleh kalah dengan niat awal ku
"A-aku akan menikah". Mulut Seulgi menganga tubuhnya gemetar air matanya keluar dengan mata yang sudah memerah, tangannya mengepal kuat wajahnya pun memerah, aku bisa merasakan nya sungguh aku gak bisa liat Seulgi kayak gini
Tubuhnya oleng dia bertumpu pada tangan kanan nya untuk memegang tembok di sisinya supaya gak jatuh, tangan kiri nya menutup mulutnya menangis yah dia menangis di depanku aku hanya bisa menatapnya dalam tangis ku
Gak bisa memeluknya atau pun memegang tubuhnya yang kian lemas, aku seperti patung melihat sosok Seulgi yang hancur
"....A—Wow... Ya—tuhan......". Itu yang aku dengar sambil menghapus air matanya yang mengalir deras, dia terduduk di atas lantai yang dingin, malam ini seperti mendukung segalanya, gak ada bintang dan hening itu yang aku rasakan
"Mungkin kata maaf gak cukup untuk semuanya, tapi aku memang harus mengatakan maaf, aku—".
"Aku gak bisa marah sama kamu atas apa yang kamu lakuin sekarang dan aku gak akan minta alesan apapun". Ucapnya masih dengan tangis nya dan aku pun sama seakan air mataku terus mengalir gak berhenti
"Aku sedih, kecewa dan campur aduk, setelah banyak hal masalah yang kita hadapin tapi kenapa harus perpisahan—kenapa...". Gak bisa merespon apapun aku gak bisa liat Seulgi kaya gini
KAMU SEDANG MEMBACA
Reply ; SeulRene AU ✓
Fanfiction⚫ GirlxGirl ⚫ Complete 📒 © By rui, Maret 2020 *Seulrene rasa lokal *kata tidak baku Aku hanya memiliki beberapa pilihan dan aku memilih melepaskanmu. Jika takdir akan mempertemukan kita lagi dalam waktu yang berbeda mari kita saling menyebutkan na...