Sepuluh

5.4K 387 48
                                    

Irene menghela nafas lega setelah mengemasi keperluan dirinya dan Niya lalu ia melihat ke arah Niya yang tertidur pulas dan tersenyum lembut, Irene pun duduk di ujung tempat tidur nya dan melihat jam sudah menunjukan pukul 3 pagi.

Bisa di bilang Irene punya insomnia karena dia bisa gak tidur sampai jam 6 pagi dan ia akan merasakan ngantuk nya sekitar jam 7 tapi beberapa hari ini dia bisa tidur di bawah jam satu, mungkin karena beban pikiran nya udah gak kayak dulu dan juga pola hidup sehat yang sedang dia jalanin.

Tatapan Irene kini tertuju pada figura photo mendiang suaminya yang sedang tersenyum. Terkadang Irene juga merindukan sosok suaminya dan sedikit menyesal atas apa yang terjadi di masa lalu, mungkin jika dia bisa memutar waktu dia gak mau mempermainkan orang sebaik mendiang suaminya yang bisa memberikan cinta yang tulus untuknya, Irene jadi inget pas dimana ia jujur pada mendiang suaminya yaitu Yudha tentang orientasi seksualnya dan menceritakan segalanya tentang sosok perempuan yang sangat ia cintai.

"Mas, aku mau jujur sama mas Yudha?". Yudha yang saat itu tampak sedang fokus dengan ponselnya kini menatap Irene yang keliatan gugup.

"Jujur untuk apa?".

"Aku mencintai orang lain dan mungkin mas udah tau itu tapi orang ini bukan seorang laki-laki yang mungkin mas pikir sampe hari ini". Tertunduk Irene gak berani untuk menatap suaminya dan Yudha yang udah menaruh ponsel itu langsung menghampiri Irene lalu berjongkok untuk melihat wajah cantik istrinya

"Mas gapapa, gak usah takut, ceritain apa yang harus kamu ceritain biar mas tau yah". Ucap Yudha sambil memegang kedua pipi Irene

"Sebelumnya aku mau minta maaf sama mas,  namanya SeulgiㅡDenilla Seulgi Wirawan dia seorang cewek yang bikin aku gak bisa cinta sama mas" . Irene kembali tertunduk merasa malu dan takut atas apa yang dia bilang ke Yudha dan Irene pikir mungkin ini cara terbaik supaya Yudha ngerti kenapa perasaan itu gak pernah tumbuh buat dia.

"Irene..." . Tersenyum mengusap kepala istri tercinta nya membuat Irene langsung kembali melihat ke arah nya lalu lelaki itu menggenggam erat kedua tangan Irene

"Mas tau, oma yang cerita dan mas juga tau kamu mengalami banyak kesulitan dan memutuskan buat menikah sama aku, saat itu aku langsung pengen nolong kamu sampe  gak mikirin soal perasaan kamu sebenernya yang terpenting kamu bisa lepas dari kekangan orang tua kamu

Kamu pun rela lepasin orang yang bener-bener kamu cintai demi menikah sama mas dan mas cukup mengahargai itu tapi kedengeran egois yah.... yaa seenggaknya tugas aku udah cukup buat ngelakuin itu dan terus bahagiain kamu semampu aku walaupun gak kayak apa yang Seulgi lakuin ke kamu karena mas tau dia gak akan tergantikan sama siapa pun". Dengan air mata yang udah keluar dari matanya Irene mengangguk mengerti

"Mas tapi aku bingung sekarang aku ngerasa sangat bersalah sama kamuㅡ".

"Jalanin aja yah, Ada Niya yang harus kita urus dan makasih udab sayang sama anak aku dan anggep dia anak kamu juga.. jangan di pikirin sampe bikin stress...mas yakin orang yang kamu lagi pikirin sekarang mungkin sedang mendoakan kamu yang terbaik, mas yakin akan ada hal indah setelah ini semua terjadi termasuk buat Seulgi". Tersenyum tulus Irene langsung memeluk Yudha dengan sangat erat dan menumpahkan tangis nya di balik bahu Yudha.

Irene tersenyum lalu mengambil figura photo itu

Mas Yudha, Terimakasih buat segalanya dan makasih sudah mengajarkan aku arti dari ketulusan. Maafkan aku karena tak bisa memberikan yang seharusnya apa yang aku berikan. aku menyayangimu.

Irene menghela nafas panjang dari kembali melihat foto Niya yang sedang di gendong oleh suaminya

Dan beberapa photo lain nya, ya setidaknya karena hal ini juga hidupnya berubah dan itu juga berkat Yudha yang mau membantunya untuk lepas dari kekangan orang tua nya dan memiliki satu anak yang cantik juga pintar.

Reply ; SeulRene AU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang