Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Namun Clarita masih duduk di mejanya bersama Raras dan beberapa temannya yang ikut duduk bersamanya disini.
"Oh ya Cla, lo mau iku ke club juga gak?" ajak teman Raras yang bernama Tata.
Clarita menyerengit dan menatap mata bulat Tata. Tepat sekali, membuat yang di tatap jadi risih karena perlakuan Clarita sekarang.
"Jangan tatap temen gue gitu. Risih."
"What ever. Kalian pergi aja, gue yang harusnya risih karena gak kenal sama kalian?" tanya Clarita sambil mendengus kesal.
"Gimana mau ikut gak? Asik kok, ramai juga disana."
"Pengen banget gue pergi?"
"Enggak gitu, kan ini acara buat senang-senang aja. Masa lo gak mau ikut, lagian kan. Ayok lah," bujuk Resta pada Clarita.
Clarita tak menjawab. Namun menatap ke sekelilingnya mencari David. Dari awal meninggalnya sampai sekarang tak kunjung datang lagi padanya.
"Cari siapa Cla?"
"David, mana dia?"
"Tadi sama temen-temennya sih."
Clarita mendengus. Apa lagi berada di dekat perempuan yang sibuk membujuknya dari tadi. Dia saja jadi perempuan tak secerewet ini.
"Berisik deh, kalian mending pergi."
Secara halus Clarita mengusir orang-orang yang sedari tadi berada di dekatnya. Sudah di tolak, masih saja.
"Cla?"
"Apa sih, ngapain disini! Pergi sana."
"Aku mau ngomong sama kamu, boleh ya?"
"Enggak."
"Hp kamu mana? Tadi Mama nelpon, tapi enggak aktif?"
Clarita baru ingat jika ponselnya berada di dalam mobil David. Dan David belum juga kembali dari tadi dan meninggalkan dirinya seorang diri disini, bersama perempuan rempong.
"Cla, kita pamit ya? Bye."
Mereka yang berada di dekat Clarita pamit. Clarita juga bersiap untuk pergi walau air yang berada di gelasnya belum habis semua di minumnya.
Clarita berjalan ke arah parkiran. Mata Clarita memicing melihat parkiran. Tak ada David disana. Hanya ada temannya saja. Tadi kunci mobil sempat di titipkan oleh David kepadanya.
"Jika kamu lelah menunggu disini, kamu bisa tunggu di mobil. Ini kuncinya."
Clarita mencari kunci mobil yang tadi sudah di masukkan kedalam tasnya. Kenzie juga berada di dekatnya sambil memperhatikan setiap mata yang menatap ke arah kekasihnya. Karena sampai kapanpun dia dan Clarita tidak akan pernah putus! Never.
"Dimana sih, perasaan gue taruh di tas deh. Enggak mungkin gue lupa."
Karena cahaya jiga tak begitu gelap, dan terlihat remang-remang. Clarita menjadi sedikit sulit mencarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSITIF
RandomKisah antara Clarita Ramaniya dan Kenzie Dary Abiyyu di mulai. Cover by:Pinterest ©2020