Chapter 18

440 25 1
                                    

Di tempat lain, Axa dan yang lainnya dalam perjalanan mereka berharap kalau Rico dan Baron baik-baik saja.

Di rumah, Baron dan Rico masih bersembunyi di bawah meja mereka berharap kalau orang berpakaian serba hitam itu pergi dan tidak mengganggu mereka

"Baron apa yang harus kita lakukan?"

"Aku pun tidak tahu tapi yang penting sekarang kita harus hati-hati"

"Baik"

Akhirnya Axa dan yang lainnya sampai di rumah Rico, Axa melihat pintu rumahnya yang tidak di kunci.

"Sepertinya pintunya di buka secara paksa semoga saja mereka baik-baik saja"

Mereka segera masuk ke dalam rumah dan mencari Rico dan juga Baron.

Di tempat, Baron dan Rico bersembunyi mereka masih memastikan keadaan setelah semuanya aman mereka segera keluar dari tempat mereka bersembunyi.

"Akhirnya kita selamat"

"Aku saja sampai ketakutan banget"

"Semoga saja, Axa dan yang lainnya segera datang saat ini kita harus meringkus si pelaku"

"Baik"

Mereka pun berjaga-jaga kalau orang itu muncul, sementara itu Axa dan yang lainnya sedang mencari Rico dan juga Baron.

"Semoga saja mereka baik-baik saja"

"Iya, aku berharap mereka baik-baik saja"

Tiba-tiba mereka seperti mendengar suara Kirana sudah menyiapkan semprotan bubuk cabe jika terjadi sesuatu yang buruk menimpa mereka ketika itu ada seseorang yang menepuk bahunya, dia melihat ada Baron dan Rico

"Kalian ini membuatku kaget saja"

"Kalian tidak apa-apa?" tanya Axa

"Kami tadi hampir di bunuh oleh orang itu"

"Aku senang kalian baik-baik saja"

Tiba-tiba Axa mendengar suara mereka segera berwaspada, lalu ada seseorang yang menyerang mereka dari belakang dengan gerakan yang cepat mereka menghindar dan orang itu adalah orang yang hampir membunuh Baron dan Rico.

"Jadi dia orang yang mau membunuh kalian?" tanya Sandy

"Iya"

"Aku tidak akan membiarkan kalian hidup meskipun kalian sudah memiliki barang bukti"

'Apa yang harus aku lakukan, aku tidak mau melihat mereka ketakutan?'

Axa masih memikirkan cara untuk bisa terbebas dari orang itu

"Aku akan membuat kalian menderita"

Dia pun sudah menyiapkan belatinya untuk menyerang mereka Axa mencoba untuk menghentikan pergerakannya namun gagal untungnya belati itu hanya menggores tangannya

"Axa kau tidak apa-apa?" tanya Sandy

"Aku tidak apa-apa"

Kirana pun sudah menyiapkan senjata rahasianya yaitu semprotan cabe dan menyemprot wajah orang itu dia pun menyerang orang itu dengan pukulan yang bertubi-tubi Axa dan yang lainnya terkejut melihatnya

"Ternyata Kirana kalau sudah seperti ini seram juga😨😨😨😨"

Orang itu pun berhasil di lumpuhkan Axa pun segera menelepon polisi.

Beberapa saat kemudian polisi datang dan membawa pelaku ke mobil mereka

"Terima kasih, nak. Kalian sudah banyak membantu"

"Iya, pak. Ini demi keselamatan bersama aku berharap bisa memberikan hukuman yang setimpal kepada orang yang telah membunuh guru kami"

Lalu polisi pun pergi, akhirnya mereka bisa tenang.

"Aku senang semuanya sudah berakhir"

"Iya"

Lalu Axa melihat hantu pak Fernanda tersenyum dan lama kelamaan menghilang

"Akhirnya anda bisa beristirahat dengan tenang"

Keesokan harinya.

Saat itu di perpustakaan, Axa sedang mengobrol dengan Karin dia melihat tangannya yang di perban

"Axa kenapa tanganmu di perban?" tanya Karin

"Ceritanya panjang nanti akan aku jelaskan nanti"

"Baiklah, Axa jangan membuatku khawatir lagi"

"Iya, Karin kau masih sering mengunjungi makam adikmu"

"Tentu saja, Axa. Kalau kau tidak menghentikanku ketika hampir melakukan bunuh diri aku pasti......akan membuat ibuku bersedih"

"Syukurlah, aku senang melihatmu bahagia. Ini hadiah dariku" ucap Axa sambil memberikan novel untuk Karin

"Eh, ini novel edisi terbaru karyamu"

"Iya, minggu depan kita nanti UAS"

"Oh iya, aku lupa"

Di tempat lain, Hammy sedang mengobrol dengan Rico sepertinya rasa canggung ada di hadapan mereka.

"Hammy, hari yang indah sekali"

"Iya, kak Rico"

"Hammy ada sesuatu yang ingin aku utarakan dari dulu"

"Apa itu?"

Sepertinya Rico sedikit kebingungan untuk mengungkapkan perasaannya pada Hammy

"Hammy.......sebenarnya........"

"Iya, kak Rico"

"Aku.........aku...........suka......padamu........" ucap Rico dengan perasaan gugupnya

Seketika wajah Hammy langsung memerah seperti tomat.

"Hammy apakah kau mau menerima perasaanku"

"Hn, tentu saja. Soalnya aku sudah mengagumimu sejak lama kak Rico"

Akhirnya Hammy pun menerima perasaan dari Rico dan mereka sekarang resmi berpacaran

"Hammy nanti setelah pulang sekolah kita ke cafe tempatku bekerja"

"Baik, aku ingin sekali menikmati kopi sudah lama aku tidak kesana"

Mereka pun saling bergandengan tangan bersama dan sangat bahagia.

Bel masuk berbunyi, saat itu sedang ada jam pelajaran dan guru pun mulai memberikan materi kisi-kisi untuk UAS Axa pun memperhatikan materi dengan seksama.

Skip.

Hari sudah sore, seperti biasa Axa mengantar Karin pulang ke rumahnya lalu ibunya Karin datang menemui mereka

"Nak Axa, bibi mau memberikan bingkisan untukmu"

"Anda tidak perlu repot-repot"

"Axa, terimalah ini dari ibuku"

"Baiklah"

"Axa, jagalah Karin untukku karena dia adalah putriku satu-satunya"

"Hn, tentu saja"

Lalu Axa pun segera pulang karena hari sudah gelap. Di rumah, mereka memakan bolu yang di berikan oleh ibunya Karin

"Bolu buatan ibunya Karin enak sekali"

"Iya"

"Dia baik sekali aku bisa merasakan auranya"

Selesai makan bersama, Axa pergi ke kamarnya dan mengerjakan tugas sekolahnya suasana kamarnya seperti biasa sepi dia jadi merindukan Diend ketika dia masih tinggal di kamarnya setiap malam dia selalu mengobrol bersamanya

"Diend beristirahatlah dengan tenang"

To be Continue.

Akhirnya chapter ini udah selesai semoga cerita ini cepet tamat tanganku udah gatel pingin bikin cerita baru.

Sampai jumpa di chapter berikutnya, jangan lupa vote comment dan share, ya.

[Remake] Sixth Sense: Axa's IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang