Axa POV, di alam bawah sadar.
Ketika itu aku sedang berjalan di sebuah padang rumput yang begitu sepi tanpa ada tanda-tanda kehidupan 'apakah aku sudah meninggal?' itulah pertanyaan yang ada di dalam batinku setelah lama berjalan aku melihat sebuah gerbang berwarna emas dengan kilauan yang begitu indah aku begitu penasaran dan segera menuju gerbang itu aku merasa seperti ada yang menggenggam tanganku, seakan-akan menyuruhku untuk tidak menuju ke gerbang itu aku pun berbalik dan melihat ada orang-orang yang aku sayangi mereka masih membutuhkanku akhirnya aku pun ikut bersama mereka.
Axa POV end.
Seminggu telah berlalu.
Di ruangan tempat Axa di rawat, Argha masih menjaganya dan dia tidak sengaja membaca sebuah novel yang tidak lain adalah karya dari putranya dia merasa bersalah selama ini telah memperlakukan Axa dengan buruk dia sangat menyesal.
"Axa........maafkan........ayah selama ini aku sudah memperlakukanmu dengan buruk padamu.......hiks........kumohon.....hiks........jangan.......tinggalkan.......ayah........aku.......akan meluangkan waktu untukmu" ucap ayahnya sambil menggengam tangan putranya
"Aku.......menyayangimu........ayah....."
Beberapa saat kemudian, Axa siuman seulas senyuman tipis muncul di balik wajahnya yang pucat pasi.
"Axa........maafkan.........ayah........."
"Aku...........memaafkan.......semua kesalahan ayah aku bersyukur bisa menjadi putramu meskipun luka yang ada di dalam hatiku masih membekas"
"Axa......." ucap Argha sambil memeluk putranya "Kau ternyata menjadi seorang penulis terkenal, ya"
"Ayah.......membaca novel buatanku"
"Baiklah, mulai sekarang aku akan meluangkan waktu untuk putraku sebagai penebusan rasa bersalahku padamu"
"Ayah......aku........sudah memaafkanmu"
Di luar ruangan, mereka begitu bahagia melihat kebersamaan antara ayah dan anak yang dulu sempat renggang akhirnya bersatu kembali
"Akhirnya hubungan Axa dan ayahnya sudah mulai membaik"
"Hn, aku senang sekali" ucap Karin
"Karin kau menyukai Axa, ya?" tanya Kirana
"Aku........menyukai........Axa aku menganggapnya seperti temanku sendiri" ucap Karin dengan wajah yang memerah seperti tomat.
"Dari wajahmu aku sudah tahu kau menyukainya"
Di hari yang cerah, Karin mengajak Axa berkeliling meskipun masih harus di bantu dengan kursi roda walaupun Axa melihat banyak arwah yang lalu lalang di hadapannya
"Hari yang indah untuk berkeliling di sekitar rumah sakit kami sempat khawatir padamu selama seminggu kau masih belum siuman"
"Aku sudah tertidur selama seminggu😨😨😨😨😨"
"Iya, tapi aku senang hubunganmu dengan ayahmu baik-baik saja"
"Hn, aku pun begitu. Karin ada sesuatu yang ingin aku bilang padamu dari dulu"
"Apa itu Axa?" tanya Karin
"Sejak pertama kita bertemu entah kenapa di pikiranku hanya ada kau, Karin Adinda Permata maukah kau menjadi pacarku?" ucap Axa dengan wajah yang memerah seperti tomat
Karin begitu terkejut dengan perkataan Axa seakan-akan dia dan Axa memiliki perasaan yang sama
"Kalau kau masih memikirkannya aku akan menunggu sampai kau menerima perasaanku"
"Aku menerima perasaanmu, Axa sejak dulu aku juga menyukaimu hanya saja......."
"Tidak usah di pikirkan sekarang kita sudah jadi mantan jomblo"
"Axa, ayo kita berkeliling lagi setelah itu ke kamarmu, ya"
"Kapan aku bisa pulang, aku saja tidak mengikuti UTS?"
"Ada UTS susulan jangan khawatir"
"Baiklah"
Lalu mereka melanjutkan berkelilingnya.
Tiba-tiba Axa mendengar suara tangisan dan juga dia merasakan ada aura yang aneh.
"Karin sepertinya aku merasakan ada aura yang aneh dan suara tangisan"
"Aura yang aneh dan suara tangisan?" tanya Karin
"Iya, sepertinya arahnya dari sana"
"Mungkin hanya perasaanmu saja Axa untuk sementara ini kau harus beristirahat" saran Karin
"Baiklah"
Malam pun tiba, Axa sedang membaca buku dia ingin sekali cepat-cepat keluar dari rumah sakit
"Bosan sekali, aku tidak suka suasana disini"
Axa sejak dulu tidak suka berada di rumah sakit sejak kecil karena dia dapat melihat ada arwah yang berlalu lalang di hadapannya tiba-tiba dia merasakan ada aura yang aneh dan auranya semakin kuat di hadapannya ada seorang hantu kalau di lihat dia seperti anak kecil berusia 6 tahun hampir mirip dengan Diend
"Kenapa kau bisa melihatku?" tanya hantu itu
"Tentu saja aku bisa melihatmu karena aku memiliki indra keenam, ada apa kau menemuiku?" tanya Axa dengan nada ramah pada hantu itu
"Aku sedang mencari kakakku, tapi dia tidak ada"
"Oh iya ngomong-ngomong siapa nama kakakmu?" tanya Axa
"Karin, itu nama kakakku"
"Karin?"
"Aku sudah menunggunya tapi dia tidak bisa bertemu dengannya"
"Oh begitu, ya. Kakak punya teman bernama Karin nanti aku akan menanyakan hal ini padanya"
"Terima kasih, kak. Oh iya aku lupa belum memperkenalkan diri namaku Nita"
"Nita salam kenal namaku Axa senang berkenalan denganmu"
"Oh iya, kak Axa aku harus pergi nanti aku akan menemui kakak"
"Hn"
Lalu hantu itu pun pergi, Axa pun melanjutkan membaca buku sampai larut malam karena mengantuk dia pun pergi tidur.
To be Continue.
Hai, bagaimana seru tidak jangan lupa vote dan commentnya.
Spesial music of chapter di sarankan menggunakan headset, ya🔉🔉🔉🔉
KAMU SEDANG MEMBACA
[Remake] Sixth Sense: Axa's Indigo
ParanormalCover by: @Ryda_Riz Menjadi seorang indigo itu tidak mudah apalagi harus berurusan dengan hal-hal di luar nalar. Axa Pratama, seorang pemuda yang memiliki Indra keenam sejak dia berusia 6 tahun. Penasaran ikuti ceritanya. note: Cerita ini merupakan...