Chapter 07

777 58 3
                                    

Di pagi yang cerah, Axa masih tertidur lelap lalu Rico masuk ke kamarnya dan membangunkannya

"Axa, ayo bangun ini sudah pagi"

"Ngggg, aku masih ngantuk lima menit lagi"

"Ayolah, Axa walaupun hari ini adalah hari minggu bukan berarti bisa malas-malasan"

"Iya.......iya........kau kau mirip sekali dengan kak Sandy kalau sudah membangunkanku"

Akhirnya pemuda itu bangun dari tidurnya dengan rambutnya yang berantakan.

"Cepatlah, mandi aku sudah menyiapkan sarapan untukmu kau bisa meminjam bajuku"

"Baiklah, maaf jadi merepotkanmu Rico"

"Tidak apa-apa, Axa lagi pula aku tinggal di rumah ini sendirian jadi aku bisa ada teman mengobrol"

"Aku setelah ini aku ingin pulang"

"Jangan dulu, Axa"

"Memangnya kenapa?"

"Bukan apa-apa"

"Aku tahu kalau kau berbohong kau lupa kalau aku ini memiliki kemampuan telepati jadi aku bisa tahu isi hatimu, kau tidak boleh menyuruhku pulang karena ayahku'kan?"

"Iya, jadi untuk sementara kau harus tinggal disini"

Sementara itu di rumah Sandy dan Kirana, mereka sedang mengobrol dengan Argha ayah dari Axa.

"10 tahun telah berlalu sejak aku datang ke tempat ini, pasti Axa seperti biasa selalu berhalusinasi lagi, aku sudah memutuskan untuk membawanya ke psikiater karena aku sudah tidak tahan dengannya"

Tidak sengaja Sandy mendengar pembicaraan mereka

"Gawat"

"Ada apa, kak?" tanya Kirana

"Axa akan di bawa ke psikiater aku tidak mau dia kenapa-napa"

Sementara itu di rumah Rico, dari tadi Axa hanya diam saja dia begitu ketakutan

"Jangan takut aku akan membantumu, kita harus membawamu pergi dari sini"

"Tidak, aku mungkin masih menyimpan kenangan masa lalu yang kelam tapi dia tetap ayahku aku harus menemui dia"

"Kalau begitu aku ikut"

Mereka pun segera pergi ke rumah Sandy dan Kirana, sesampainya disana mereka melihat sebuah mobil berwarna hitam lalu dia segera masuk ke dalam rumah dan memberanikan diri untuk menemui ayahnya

"Kau muncul di hadapanku, setelah 10 tahun" ucap Argha dengan nada sinisnya kepada Axa

"Iya, aku sudah siap untuk memberanikan diriku untuk menemui ayah"

"Kau tidak pantas menjadi anakku......"

"Hanya karena aku seorang indigo ayah memperlakukanku seperti ini begitu pula dengan ibu!" seru Axa dengan penuh amarah dia tidak seperti Axa yang biasanya dia berbeda

"Jadi kau ingin melawan ayahmu"

"Aku bukannya melawan ayah, hanya saja aku sudah tidak tahan dengan perlakuan burukmu padaku, hanya karena aku berbeda bukan berarti ayah bisa menyiksaku dimana hati nurani ayah selama ini aku diam karena aku berharap ayah bisa memahamiku apa adanya tapi ternyata tidak. Jika ayah menyesal memiliki seorang putra sepertiku aku akan menuruti permintaan ayah yang dulu kau ucapkan padaku kau pasti lupa ayah bilang kalau aku lebih baik mati dari pada kau memiliki seorang anak sepertiku aku masih mengingatnya sampai sekarang"

Plak.

Ayahnya pun menapar wajah Axa sampai memerah.

"Kau benar-benar keterlaluan pada ayahmu"

"Aku seperti ini karena ayah tidak akan pernah mengerti luka yang aku rasakan dari dulu atas perlakuan ayah"

Ucap Axa sambil pergi dari rumah dan pamannya menemuinya

"Kau benar-benar kelewatan pada anakmu sendiri itu sebabnya dia berani melawanmu kau harus minta maaf pada Axa"

Lalu mereka semua pergi meninggalkan Argha seorang diri, sementara itu Axa pergi dengan perasaan penuh amarah ketika ada arwah yang berkeliaran dia nembus arwah itu tiba-tiba dia mendapat penglihatan kalau mobil ayahnya akan di rampok oleh seorang beberapa orang preman, di tempat lain Argha sedang mengemudi mobilnya namun di hadang oleh beberapa preman yang mengendarai sepeda motor

"Hei, cepat turun!" seru salah satu preman itu

Lalu Argha turun dari mobil dan dia di serang oleh para preman itu namun serangan itu di tangkis oleh seseorang yang tidak lain adalah Axa

"Axa......"

"Jangan sakiti ayahku!"

Lalu Axa melawan para preman itu sampai mereka babak belur ketika itu salah satu dari mereka mengeluarkan belati dan hendak menyerang ayahnya melihat hal itu dia melindunginya hingga dia tertikam oleh belati itu para preman itu segera melarikan diri

"Aku........senang........melihat ayah baik-baik saja.........." ucap Axa sambil menahan sakit akibat dari belati itu

"Kenapa kau melindungiku padahal aku membuatmu menderita?"

"Walaupun.........begitu........perasaan........sayangku........pada.......ayah.........tidak.......berubah.........mungkin.........dengan........ini.........ayah........bisa.........selamat..........."

Axa pun terkulai lemah, Argha berusaha untuk membangunkan putranya dia tidak menunjukkan respon apapun

"Axa..........Axa............!!!!"

Ketika itu Sandy dan yang lainnya datang mereka terkejut melihat Axa terkulai lemas dengan belati yang tertancap di perutnya

"Axa......."

"Kita harus cepat membawa dia ke rumah sakit"

Mereka pun segera membawa Axa ke rumah sakit, sesampainya disana dia segera mendapat pertolongan dari dokter di ruang operasi karena Axa harus menjalani operasi darurat akibat lukanya yang begitu dalam

"Kalian tunggu disini kami akan berusaha untuk menyelamatkan nyawa pasien" ucap sang dokter

Lalu mereka menunggu di luar, Argha mulai khawatir dengan keadaan putranya dia merasa bersalah karena telah memperlakukan Axa dengan buruk.

Beberapa jam telah berlalu, operasi pun berjalan sukses nyawa Axa dapat di selamatkan dia segera di pindahkan ke ruang rawat inap. Di ruangan tempat Axa di rawat Argha memegang tangan putranya yang masih belum siuman dengan alat bantu di sekitarnya.

"Axa.......maafkan aku telah membuatmu seperti ini aku memanglah ayah yang buruk aku........benar-benar bersalah"

Setelah itu, dia keluar dari ruangannya dan berharap putranya segera siuman.

To be Continue.

Ini scene paling sedih yang aku tulis😢😢😢😭😭😭😭😭
Jangan lupa vote dan comment.

1 vote = pray to Axa😭😭😭😭😭

[Remake] Sixth Sense: Axa's IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang