Ting tong!
"Kookie ! Please open it the door! Hyung lagi mandi nih."
Kookie yang sedang main game bangkit dari kasur. Lalu keluar kamar dan turun tangga menuju pintu depan.
Cleck!
"Anda siapa, cari siapa?" tanya Kookie formal.
"Saya Joonie, teman Hobie , orangnya ada?"
"Oh, ada, lagi mandi, silahkan masuk."
"Saya tinggal dulu, silahkan duduk, sebentar lagi, Hobie hyung turun."
"Okkay."
Joonie duduk dengan santai sambil melihat sekitar. Lalu membuka laptopnya, sesekali bersenandung. Ia merasa sangat nyaman di sini.
"Joon, lama nunggu?"
Hobie turun setelah beberapa menit. Bau sabun wangi dan samponya menguar lembut dari tubuhnya. Ia membawa laptop serta alat tulisnya, sedikit kerepotan, hingga Joonie bangkit dari duduknya untuk membantu.
"Gomawo."
"It's okkay."Lalu mereka duduk di sofa dengan jarak cukup dekat. And, what's wrong? Joonie is blussing right now!
"Joonie, are you feel hot? Wajahmu memerah."
"Em,, aku,hanya, merasa cukup, cukup gerah."
"Oh,, aku naikkan suhu ac-nya dulu. Maybe, karena mau hujan, jadi suhu nya bikin gerah.""Em, maybe,,"
"Oh, I'm forget it! I'll be making a cool drinks for you, just five minute."Hobie langsung ke dapur, meninggalkan Joonie sendiri. And, if you know, Hobie, isn't 'cause hot, but your smell make it him to mess think.
....
Kookie pov
Setelah meninggalkan si joon itu aku langsung keluar rumah. Aku akan ke rumah tae untuk bermain game dengan tae dan chim. Sampai di rumah tae, ternyata bukan hanya kami, tapi ada orang lain juga.
"Hei, kookie. Ayo sini." panggil chim semangat padaku.
Aku mendekat, lalu duduk di dekat tae. Ada orang lain dua orang lain lagi. Yang satu tinggi , dan yang satu pendek. Bahkan lebih pendek dari aku, tapi kulitnya sangat putih.
"Hei, kenapa bengong? What's wrong?"
"Chim, who is they?" bisikku pada chimie.
"Oh,, yang tinggi, seokjinie , kakak tae. Dan yang sangat putih itu, yunkie teman kakak tae."
"Oh."
"Hei, kookie ya?" sapa kakak tae.
"Iya , sunbae."
"Panggil aku hyung, jin hyung saja, okkay?!"
"Iya jin hyung."
"Kau adiknya Hobie kan?"
"Jin hyung tau?"
"Of course. Dia hobae sekaligus teman bagiku."
"Oh, "
Aku terdiam kikuk, tak tau apa yang harus ku katakan lagi."Jin, ayo pergi sekarang! Sepertinya kau cukup tertarik dengan bocah itu."
Aku tak suka perkataannya si pucat itu. Aku bukan bocah, aku ingin mengatakannya tapi itu hanya akan membuatnya makin berangapan kalau aku bocah seperti katanya.
"Hyung mau pergi dulu. Kau main saja dengan Tae dan Chim" kata jin hyung ramah.
Aku tersenyum menanggapinya.