"K-kookie, h-hyung akan bertanggung jawab."...
Kookie pov»
Aku keluar kamar mandi setelah menyelesaikan urusan. Aku menolak tawaran hyung meski itu cukup menggiurkan untuk di coba. Tapi aku tak ingin memanfaatkan Hobie hyung yang masih polos."Kookie, hyungie sungguh minta maaf."
"Iya hyungie, no problem."
Aku mengusak rambut Hobie hyung lembut. Aah, hyung manis sekali sih. Lalu aku menaiki kasur lagi dan berbaring di samping Hobie yang duduk dengan pouty face.
"Kenapa hyung?"
Aku bangkit duduk lalu memandangi hyungnya bingung."Kookie, hyung minta maaf untuk hal kemaren. Maaf hyung udah marah berlebihan."
Aku terdiam. Bolehkah aku memukul wajahnya sekarang? Padahal aku yang kurang ajar, padahal aku yang salah disini, kenapa malah Hobie hyung yang minta maaf? Aku langsung memeluk hyungnya erat."Maaf hyung, aku pasti sudah menyakiti perasaanmu dengan kelakuanku. Please forgive me."
"Hiks,,, Kookie ~ hiks..."
"Jangan menangis hyungie, aku tau pasti sulit memaafkan perbuatanku."
"Bukan, Kookie. Hiks h-hyung yang salah huaaa!!"Tangis Hobie malah mengeras, sampai aku bingung. Aku melepas pelukannya lalu menatap Hobie hyung.
"Hyung ada apa? Jangan membuatku bingung, katakan apa yang salah? Apa kau terluka?""Hyung, hyung yang salah huaaa,, hyung minta maaf, huaaa.."
"Iya,, tak apa, aku memaafkan, sudah jangan menangis lagi, tangismu melukaiku, hyungie."Aku kembali memeluk Hobie hyung sambil mengelus rambutnya. Lalu mencium keningnya lama. Tangis Hobie mereda, tersisa isakan sesekali. Ia balas memelukku , sambil menyembunyikan wajahnya.
"Kookie sudah."
"Sudah apa hyung?"
"Berhenti mencium keningku."
"Kenapa? Hyung tak suka?"
"Bukan, tapi itu terlalu lama. Memangnya kau tak lelah?"
"Asalkan membuat hyung berhenti menangis, aku tak kan lelah.""…"
"Hyung?"
Aku mencoba melepas pelukannya, tapi Hobie hyung malah memelukku makin erat sambil menenggelamkan wajahnya di dadaku.
"Hyung? Kau kenapa?"Aku sedikit menggunakan tenaga untuk melepas pelukan.
"Jangan lepas dulu, Kookie."
"Mengapa ,hyungie?"Aku baru mengerti setelah melihat wajah Hobie hyung yang memerah. Aku lalu tertawa. Merasa ditertawakan, Hobie hyung merengut kesal.
"Apa yang lucu!?"
"Haha,, wajahmu, wajahmu merah hyung, haha.."
"Berhenti,, ini karena gerah saja.""Kau lucu sekali, Hahaha."
"Diam! Kookie diam!"
Hobie hyung langsung mencoba menutup mulutku yang masih tertawa. Dan tentu itu tidak mudah. Karena aku menahan tangannya, sambil masih tertawa. Aduh, perut jadi sedikit kram."Shut up, Kookie! Atau aku akan marah."
Hobie hyung berkaca-kaca , ekspresi yang terlihat amat kesal dan kecewa. Melihatnya hampir menangis, aku langsung menutup mulutnya erat-erat. Setelah beberapa lama, merasa tawanya sudah benar hilang, aku melepas tanganku dari mulutku.